Bab 02

Eliza yang merasa salah mendengar, mengusap-usap telinganya beberapa kali.

"Anda baru saja berkata apa?" tanya Eliza sembari kembali mendudukkan diri dan mencondongkan diri ke arah tuan Leonardo, karena ingin memastikan jika pendengarannya itu benar, salah.

"Jadilah kekasih saya, Nona Eliza," ulang tuan Leonardo, yang membuat Eliza kembali terduduk dan terdiam seketika. "Nona," panggil tuan Leonardo. "Anda baik-baik saja, Nona Eliza?"

"Apa Anda salah minum obat, Tuan?" tanya Eliza sembari mengerutkan keningnya setelah beberapa saat dirinya terdiam karena shock.

"Tidak."

"Jika tidak, mengapa Anda tiba-tiba menjadi gila seperti ini?!" Eliza kembali berucap dengan sarkas.

"Saya tidak salah minum obat dan saya juga tidak gila, Nona. Saya berkata dengan sesadar-sadarnya," sanggah tuan Leonardo.

"Saya tidak bisa," putus Eliza.

"Kenapa?"

"Karena saya sudah memiliki kekasih," ucap Eliza.

"Kekasih yang mana?" tanya tuan Leonardo.

"Ya.. Kekasih__"

"Kekasih yang seperti ini maksud, Anda?" ujar tuan Leonardo sembari menyerahkan beberapa lembar foto kehadapan Eliza.

Eliza pun segera meraih foto-foto tersebut. "Kurang ajar!" umpatnya seraya menggebrak meja dengan sebelah tangannya dan segera bangkit dari duduknya.

Eliza yang tadinya akan langsung pergi setelah melihat foto-foto tersebut, mengurungkan niatnya saat pergelangan tangannya ditahan oleh tuan Leonardo. "Mau kemana?" tanyanya.

"Lepas, Tuan! Saya harus melabrak pria tak tau diri itu. Sudah dimaafkan berkali-kali, tapi tetap saja sifatnya tak akan pernah berubah," ucap Eliza sembari mencoba untuk melepaskan pergelangan tangannya.

"Dan setelah sampai di sana, kau akan kembali dalam bujuk rayunya, dan akan kembali mengulang kesalahan itu kembali," tuduh tuan Leonardo. "Sebenarnya yang gila disini itu Anda sendiri, Nona. Bukan saya," lanjutnya.

Ucapan tuan Leonardo membuat Eliza kembali terdiam dan tak lagi memberontak, mengingat jika yang diucapkan oleh tuan Leonardo adalah benar adanya. Dirinya mudah tertipu oleh bujuk rayu satu pria yang sama.

"Jika Anda setuju menjadi kekasih saya... Maksud saya, kekasih pura-pura saya, maka saya akan membantu Anda untuk terlepas dari pria konyol itu," ujar tuan Leonardo.

"Kekasih pura-pura??" ulang Eliza bingung.

"Iya, saya meminta Anda untuk menjadi kekasih saya hanya untuk pura-pura saja," jelas tuan Leonardo.

"Kenapa? Maksud saya... Kenapa harus pura-pura kenapa tidak beneran saja?!" ujar Eliza.

Pernyataan Eliza, membuat tuan Leonardo yang kali ini terdiam seribu bahasa.

Tiba-tiba Eliza tertawa melihat ekspresi yang ditunjukkan tuan Leonardo. "Saya bercanda... Kenapa Anda serius sekali begitu?!" ucapnya sembari kembali tertawa.

"Ah, sayang sekali jika begitu," tutur tuan Leonardo.

"Apanya?" respon Eliza.

"Iya, sayang sekali," tuan Leonardo mengulangi ucapannya. "Padahal saya tadinya akan menyetujui usulan Anda, tapi ternyata Anda hanya bercanda," sambungnya dengan diiringi raut muka kecewa.

"Anda serius menganggap perkataan saya dengan serius?" tanya Eliza dengan perasaan tak percaya, yang langsung di angguki oleh tuan Leonardo. "Kalau begitu baik__"

"Tapi kesempatan itu telah habis, yang ada sekarang hanyalah kata awal yang saya ucapkan, yaitu hanya sebatas pura-pura," sela tuan Leonardo yang mengerti akan arah dari ucapan Eliza.

Mendengar pernyataan tuan Leonardo, membuat Eliza seketika naik pitam. "Anda membodohi saya, Tuan?!" tuduhnya.

"Mana ada seperti itu, Nona. Yang ada saya hanya sekedar membalas candaan, Anda," kilah tuan Leonardo.

Perkataan tuan Leonardo membuat Eliza mendengus. "Sudahlah, tak usah bermain-main lagi. Sebenarnya Tuan mengajak bertemu dengan saya ingin meminta bantuan apa?" ujarnya, yang malas untuk kembali meladeni tuan Leonardo.

"Ya.. Itu tadi, jadilah kekasih pura-pura saya," ucap tuan Leonardo.

"Banyak wanita di luaran sana, tapi mengapa Anda justru memilih, saya?" pertanyaan yang sedari awal ingin Eliza tanyakan saat pertama mendengar permintaan tuan Leonardo yang menurutnya sangatlah gila.

"Karena Anda baik??" ucapan tuan Leonardo lebih ke pertanyaan daripada jawaban.

"Alasan yang tak masuk akal," gumam Eliza yang masih bisa didengar oleh tuan Leonardo. "Memang Anda ingin menghindari siapa sih, sampai harus memilih ide memiliki kekasih pura-pura segala?!!" tanya Eliza.

"Tak ada yang ingin saya hindari. Saya melakukan hal ini.. Karena saya tak ingin jika orang tua saya terus saja menjodoh-jodohkan saya," jelas tuan Leonardo.

Dan tawa Eliza seketika meledak saat mendengar pernyataan tuan Leonardo, yang mengharuskan tuan Leonardo kembali membekap mulut Eliza.

"Ada apa dengan, Anda?! Sepertinya hobi sekali membekap mulut saya," gerutu Eliza.

"Kenapa Anda tertawa?" bukannya menjawab, tuan Leonardo justru balik bertanya.

"Apa peduli, Anda! Tawa, tawa saya, mengapa Anda yang repot," ujar Eliza asal karena kesal.

"Astaga..! Apa benar aku sudah tepat jika memilihnya?" ucap tuan Leonardo dalam hatinya.

"Baiklah, terserah pada Anda saja," ujar tuan Leonardo yang lebih memilih untuk mengalah saja daripada harus terus berdebat. "Jadi bagaimana? Apa Anda setuju?" lanjutnya.

"Permisi Tuan, Nona. Ini pesanan Anda berdua," sela pelayan tadi sembari meletakkan pesanan milik Eliza dan tuan Leonardo.

"Terimakasih," ucap Eliza pada pelayan tersebut.

"Sama-sama, Nona. Permisi."

Dan pelayan itupun segera pergi dari sana.

"Anda sungguh serius meminta saya menjadi kekasih pura-pura, Anda?" tanya Eliza sekali lagi, untuk kembali memastikan, tentunya setelah pelayan tadi sudah pergi jauh meninggalkan mejanya.

"Jika boleh jujur sih.. Sebenarnya terpaksa," ucapan tuan Leonardo yang hanya mampu dirinya ucapkan dalam hatinya.

"Tentu saja!" ucap tuan Leonardo dengan gaya meyakinkan.

"Apa Anda sebegitu tidak lakunya sampai harus di jodoh-jodohkan segala?!" pertanyaan Eliza yang tadi membuatnya kembali tertawa, dan yang baru diutarakan sekarang.

Pertanyaan Eliza kali ini membuat seorang tuan Leonardo Graham merasa geram, sampai harus mengepalkan tangannya berusaha sekuat tenaga agar rasa geramnya itu tak meledak.

"Tidak," jawab tuan Leonardo asal.

"Tidak??? Maksudnya??"

"Intinya... Anda setuju atau tidak?!" pertanyaan tuan Leonardo untuk yang kesekian kalinya seraya meminum coffee latte pesanannya.

"Emm... Tapi apa Anda yakin tak akan jatuh cinta pada saya nantinya?"

Pertanyaan Eliza kali ini membuat tuan Leonardo yang sedang minum seketika tersedak saat mendengarnya.

"Tuan! Anda tidak apa-apa?" seru Eliza sembari menghampiri dan menepuk pelan punggung tuan Leonardo agar merasa enakan.

"Sudah, sudah. Saya sudah baikan," ujar tuan Leonardo menghentikan apa yang tengah di lakukan oleh Eliza.

Eliza pun berhenti dan kembali duduk di tempatnya semula.

"Itu semua hanya untuk beberapa hari saja. Hanya sampai kedua orang tua saya percaya jika saya memang sudah memiliki kekasih, maka masalah selesai. Dan jika saat itu telah tiba, maka kita akan kembali ke dunia kita masing-masing. Anda kembali ke dunia Anda sendiri, dan begitu pula dengan saya. Saya akan kembali ke dunia saya seolah tak pernah terjadi apapun antara kita. Kita akan terbebas dari kepura-puraan ini," tutur tuan Leonardo.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!