"Ck, ribet banget sih hidup Anda," ujar Eliza setelah menerima ponsel tuan Leonardo, membuat tuan Leonardo bergumam seraya mengernyitkan dahinya tak mengerti. "Berapa sandinya?" sambungnya, karena ternyata ponsel milik tuan Leonardo menggunakan kata sandi di ponselnya, tak seperti dirinya yang menggunakan scan wajah. Dan tuan Leonardo pun segera menyebutkan beberapa digit angka untuk membuka sandi tersebut.
"Ini ponsel, Anda," ucap Eliza seraya menyerahkan kembali ponsel milik tuan Leonardo setelah sebelumnya telah menyimpan nomernya. "Ingat! Jangan menghubungi saya jika tidak perlu, hubungi seperlunya saja," sambungnya seraya akan berbalik arah. "Ah iya, hampir saja lupa," ucapnya lagi seraya kembali menghadap tuan Leonardo. "Anda," tunjuk Eliza, membuat tuan Leonardo mengerutkan keningnya tak suka. Pasalnya selama ini, jangankan sampai menunjuk dirinya seperti yang dilakukan Eliza saat ini, menatap matanya saja.. Rasanya takkan ada yang berani. "Anda jangan pernah sekali-kali mengubah nama kontak saya yang ada di ponsel Anda, mengerti?! Sudah itu saja yang ingin saya katakan. Saya pergi," sambungnya dan langsung pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari tuan Leonardo. Sehingga membuat seorang tuan Leonardo Graham terpelongo dibuatnya.
"Yang benar saja?! Serius aku memilih dia untuk dijadikan kekasih pura-pura ku? Oh tuhan... Apa tak ada wanita lain selain dirinya?! Mengapa aku harus sampai memilih dirinya hanya karena dia telah membantu sekaligus teman, nona Azura..! Apakah__"
"Hai Tampan..!"
Tiba-tiba terdengar suara tepat di belakangnya, yang membuat ucapannya langsung berhenti.
"Kenapa perasaanku tidak enak," ucapnya seraya menoleh sedikit demi sedikit ke arah belakangnya. "Astaga!" ucapnya lagi saat telah melihat pemilik suara itu, suara berat yang dibuat mendayu-dayu hingga membuat tuan Leonardo mundur beberapa langkah ke belakang sampai hampir terjatuh saking terkejutnya.
"Tampan... Kau kenapa..? Apa saking terpesonanya dirimu, hingga membuatmu hampir terjengkang seperti itu..?" ucap orang dengan suara anehnya itu.
"Siapa kau?! Pergi sana!" usir tuan Leonardo pada orang itu.
"Kenapa tampan... Kenapa kau seperti takut begitu padaku? Aku tidak gigit kok..! Tapi aku suka digigit... Slurp! Emm... Nikmat..." ucapan orang itu semakin kesini pembicaraannya semakin aneh.
"Dasar orang gila!" umpat tuan Leonardo dan buru-buru pergi dari sana untuk segera menghampiri mobilnya yang terparkir tak jauh darinya.
"Tampan... Tampan tunggu! Kau mau kemana?! Tunggu aku..!" teriak orang aneh itu sembari terus mengejar tuan Leonardo.
Sementara tuan Leonardo semakin mempercepat langkahnya dan segera memasuki dan menjalankan mobilnya.
"Ah, kenapa aku bisa lupa jika hari ini akan mengantar sang tuan muda menemui kekasihnya," gumamnya saat ada panggilan masuk dari sang tuan mudanya, seraya cekikikan diakhir kalimatnya.
Tuan Leonardo Graham, walau terlahir dalam deretan keluarga kaya dan terpandang, dirinya sedikit terpaksa menjadi bawahan, dulunya. Tapi sekarang, dirinya menikmati semua itu. Apalagi yang menjadi atasannya adalah sahabatnya sendiri.
"Halo, Tuan," ucap tuan Leonardo menyambut panggilan suara dari tuannya itu, setelah sebelumnya berderham agar untuk tak kembali tertawa mengingat apa yang diucapkannya baru saja.
("......")
"Iya, ini saya sudah hampir sampai di kantor," kilahnya, padahal yang sebenarnya.....
Disisi lain, masih ditempat yang sama, seorang gadis tengah bersorak karena rencananya telah berhasil.
"Itulah akibatnya karena telah memarahiku juga mengatai ku bodoh, mudah di manfaatkan, dan.... Apalagi katanya?? Ah sudahlah, yang jelas aku senang sekarang," ucap gadis itu, yang tak lain adalah Eliza dengan cekikikan.
Ya, Eliza tak jadi pulang saat melihat wanita berjenis kelamin pria. Saat memperhatikannya, sebuah ide pun muncul di otaknya, yaitu mengerjai tuan Leonardo.
"Ini bayaran mu," ucap Eliza seraya menyerahkan beberapa lembar uang setelah orang yang telah membantunya mengerjai tuan Leonardo menghampirinya.
"Thank you, ya Sis... Lain kali jika membutuhkan bantuan seperti tadi, tinggal calling saja, oke," ucap orang itu seraya memperlihatkan jari tangannya yang berbentuk huruf O.
Dan Eliza pun membalas dengan memperlihatkan jarinya yang juga membentuk huruf O, karena memang sebelumnya keduanya sudah bertukar nomor ponsel.
Dan keduanya pun berpisah.
"Huuuft... Gara-gara dua pria tak berguna itu, aku tidak makan sedikitpun cake yang aku pesan tadi. Mau balik lagi ke sana... Males," gumam Eliza. "Mending aku cari restoran saja deh, laper juga nih perut habis mengeluarkan jurus andalan," lanjutnya, dan langsung berjalan menuju jalan untuk menyetop taksi, karena kebetulan mobilnya sedang melakukan perawatan mesin.
***
Sesampainya di salah satu restoran, Eliza segera memesan makanan. Namun bukan makanan berat yang dirinya pesan, melainkan hanya cemilan berupa kentang goreng. Karena dirinya tiba-tiba malas makan saat tiba-tiba teringat akan kejadian yang baru saja dirinya alami.
Tak sampai menunggu lama, pesanan Eliza pun tiba.
Sebenarnya Eliza malas sekali untuk memakannya, tapi karena sudah terlanjur masuk dan memesan di restoran itu, mau tak mau Eliza harus memakannya.
"Iya, ya. Kenapa aku bodoh sekali, bisa tertipu oleh manusia macam dia," ucapnya sembari terus memasukkan satu persatu kentang goreng yang dipesannya.
"Eliza?!"
Saat sedang asyik memakan kentang goreng yang dibumbui lamunan oleh Eliza, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang dikenalnya, memanggil namanya.
Dan benar saja.. Saat Eliza menoleh, wajah sang sahabat lah yang terpampang disana.
"Ternyata benar kau, Eliza!" seru sahabatnya itu, Clara, dan langsung duduk di hadapannya.
Namun tak seperti biasanya, Eliza yang biasanya akan antusias saat bertemu dengan sahabatnya itu, kini justru menghela nafas dengan wajah yang cemberut.
"Kau kenapa?" tanya Clara sahabatnya, yang mungkin karena melihat Eliza yang tak seperti biasanya.
"Galau," ucap Eliza singkat.
"Galau???" ulang Clara.
"Hem.. Aku berpisah dengan kekasihku..." ucap Eliza sembari memanyunkan bibirnya.
"Kau..??!" Diluar dugaan, bukannya prihatin dengan kondisinya, Clara sahabatnya itu justru tertawa lepas.
"Clar...." rengek Eliza saat mendapat respon seperti itu dari Clara, sahabatnya. Yang membuatnya semakin cemberut.
"Sorry, sorry, sorry," ucap Clara, yang seperti tengah berusaha menghentikan tawanya.
"Permisi... Boleh saya duduk di sini juga?"
Tiba-tiba kembali terdengar suara yang juga dikenali Eliza.
"Kau!!!" seru dan tunjuk Eliza juga Clara saat melihat siapa yang saat ini tengah berada di antara keduanya.
"Ya.. Ini aku," ucap pria itu.
"Untuk apa kau kemari? Pergi sana!" usir Eliza.
"El, please... Maafkan aku, aku khilaf," ucap pria itu pada Eliza, tapi matanya justru melirik sahabat dari Eliza, Clara.
Tanpa disadari ketiga orang itu, ada beberapa pasang mata yang tengah memperhatikan ketiganya.
"Dasar buaya!" sentak Eliza sembari menyiramkan minuman yang dirinya pesan ke muka pria yang adalah kekasih.. Ah tidak, tepatnya mantan kekasih, karena Eliza telah memutus hubungannya dengan pria yang menurutnya adalah parasit itu. Dan bukan tanpa sebab Eliza menyiram mantannya itu, itu karena Eliza juga melihat lirikan mantannya itu pada Clara, yang menurutnya sangatlah menjijikkan. "Enyah kau dari sini, dan jangan pernah lagi muncul di hadapanku! Di jarak lima puluh meter.. Jika kau melihatku, kau harus segera pergi menjauh. Atau kau akan tau akibatnya jika melanggarnya," ancam Eliza.
Salah satu dari pasang mata tadi, segera menghampiri, berniat akan membantu Eliza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Aisyah ais
next
2024-01-23
1