Tepat pukul 20.00 malam Seira keluar dari ruangannya karena shift kerja dia sudah selesai begitu juga dengan dokter dan perawat yang mendapatkan shift yang sama dengan dirinya.
Seira langsung mengemudikan mobilnya menuju Hotel cempaka dimana acara perpisahan sekaligus perayaan untuknya akan diselenggarakan diballroom hotel tersebut.
Sebelumnya Seira sudah menghubungi Bima terlebih dahulu untuk meminta izin pergi ke acara tersebut. Awalnya Seira tidak ingin menghadiri acara ini tapi bila tidak hadir sudah dipastikan dia akan dianggap tidak menghargai rekan kerjanya yang sudah menyelenggarakan acara perayaan untuknya.
Tiba ditempat acara Seira terheran sebab acaranya tak seperti yang dia bayangkan namun dia tetap melangkah masuk bersama Niken dan Nita yang datang bersamanya.
"Aku pikir acaranya formal."
"Tentu saja tidak. Kalau formal kita tidak bisa bersenang-senang. Ayo ambil makanan."
Nita mengajak Seira menuju meja prasmanan untuk mengambil hidangan yang sudah disediakan disana. Seira sudah mengambil makanan dipiringnya lalu berjalan menuju meja minuman berniat ingin mengambil salah satu minuman di sana.
"Minumannya beralkohol semua," gumam Seira.
"Kalau kamu tidak minum alkohol, maka janganlah kamu minum," ucap seseorang disebelahnya membuat Seira menoleh pada orang itu.
Vero tengah meneguk wine ditangannya hingga tandas, meringis merasakan minuman yang memiliki rasa manis bercampur pahit itu masuk ketenggorokannya. Nikmat bagi yang menyukai minuman itu.
Melihat Vero meringis Seira juga ikut meringis seolah merasakan wine yang baru saja Vero minum.
"Bagaimana rasanya?" tanya Seira menatap Vero yang masih meringis.
"Bagi ku sih enak tapi entahlah bagi kamu," jawab Vero kemudian meletakkan gelas kosong di tangannya ke meja disana lalu mengambil lagi gelas berisi wine.
Vero kemudian meneguk lagi minuman ditangannya.
"Kenapa minum terus?"
"Ingin saja."
"Sudah cukup, Vero, kamu sudah dua gelas minum wine."
Vero tersenyum menatap Seira dihadapannya. Wanita cantik yang dia cintai namun tidak bisa dia miliki. Hal itu jugalah alasan dirinya menerima dipindah tugaskan ke Surabaya agar dia bisa melupakan Seira yang kini sudah menikah.
Awalnya Vero hanya mengagumi sosok Seira saat pertama kali wanita itu bekerja dirumah sakit, tapi lama kelamaan rasa kagum itu berubah menjadi rasa cinta. Vero ingin mengungkapkan perasaannya namun urung karena tahu Seira sudah memiliki kekasih.
"Aku minum dua botol saja tidak mabuk apa lagi hanya 2 gelas," ucap Vero yang teringat pada saat beberapa minggu yang lalu Seira menikah.
Vero meminum 5 botol bir diapartementnya untuk melampiaskan rasa sedihnya karena Seira menikah dengan orang lain.
"Baiklah kalau begitu silakan dilanjutkan," ucap Seira memilih undur diri dari hadapan Vero yang ingin kembali minum.
Seira mengedarkan pandangan mencari Niken dan Nita setelah melihat mereka segeralah dia menghampirinya untuk makan bersama di sana.
Seira mulai memotong daging dipiringnya kemudian memakannya sembari sesekali melihat pada teman-temannya yang sedang bernyanyi dan berjoget.
"Kalau mau minum, minum saja, Ser, tidak apa-apa kalau hanya sedikit," ucap Nita yang tahu Seira ingin minum setelah menghabiskan makanannya.
"Tidak, Nit, aku akan pulang saja."
"Yang benar saja sudah mau pulang. Kita bahkan baru saja berkumpul."
"Maaf, Nit, tapi aku harus segera pulang. Suamiku menungguku di rumah."
"Ya sudah hati-hati di jalan."
Seira menganggukkan kepala dia bangkit dari duduknya hendak keluar dari ruangan tersebut, tapi langkah kakinya dihadang oleh Daniel yang membawa satu gelas wine ditangannya.
Seira tidak diizinkan pulang oleh Daniel bila dia tidak minum lebih dulu. Tapi Seira tidak terpengaruh dengan perkataan Daniel. Dia kembali melangkahkan kakinya segera pulang tapi perkataan Daniel berikutnya telah mencubit hatinya yang lemah.
"Berarti kamu tidak menghargai aku yang sudah menyiapkan acara ini, Seira."
Seira dilema dia tidak ingin minum tapi perkataan Daniel itu sungguh membuatnya tak enak. Lagi pula dirinya tidak diperbolehkan pulang sebelum ikut minum.
Pada akhirnya Seira pun mengalah demi pertemanan mereka. Dia mengambil gelas wine di tangan Daniel kemudian meminumnya perlahan. Tak lama Seira merasakan kepalanya berdenyut sakit dengan rasa manis bercampur pahit di lidahnya.
Seira sudah hendak pergi tapi Daniel masih terus mencegahnya. Entah apa tujuannya Daniel mencegah dirinya pulang padahal dirinya sudah memenuhi syarat yang Daniel berikan untuk minum.
"Sudah ya, Daniel, jangan cegah aku pulang karena aku sudah ikut minum untuk menghargaimu."
Seira melangkah pergi meninggalkan Daniel menuju pintu keluar ballroom namun dirinya ditarik Dara yang membawanya duduk berkumpul dengan beberapa temannya yang lain.
Seira menolak saat Dara memintanya minum tapi dirinya yang sudah setengah mabuk akhirnya meminum lagi untuk yang kedua kalinya. Seira meraih lagi gelas minuman yang kembali Dara sodorkan padanya namun seorang pria merebutnya.
Vero yang baru saja menemukan Seira meminum habis wine digelas itu kemudian meletakkan gelas kosong dimeja, menatap satu persatu teman-temannya disana.
"Jangan suruh dia minum lagi!"
Seira menoleh pada Vero dengan mata yang sudah sayu. Dia benar-benar mabuk sekarang padahal hanya dua gelas yang dia minum.
Seira tidak terbiasa meminum alkohol sehingga sedikit saja dia minum tubuhnya langsung bereaksi mabuk.
"Kalau begitu kamu saja yang menggantikannya minum."
Tanpa menyahut Vero yang tidak ingin Sera kenapa-napa mengambil satu persatu gelas berisi wine dihadapan keempat temannya, kemudian meminumnya menggantikan Seira yang diminta meminum wine tersebut.
Vero menarik tangan Seira pergi setelah menghabiskan lima gelas wine meninggalkan keempat orang yang menatapnya dengan berbagai ekspresi.
Vero berniat mengantarkan Seira pulang karena dia yakin Bima sekarang sedang mengkhawatirkan Seira sama seperti dirinya yang mengkhawatirkan wanita itu. Tangan sudah terulur untuk membuka pintu namun langkah kakinya terhenti saat merasakan kepalanya yang sakit. Dia menggelengkan kepala, mengerjapkan mata agar tetap sadar meski dirinya sudah mabuk berat.
Seira yang juga sudah mabuk tidak sanggup berjalan sendiri. Dia terus merangkulkan tangannya dipinggang Vero membuat pria itu kesulitan berjalan.
Vero tidak sanggup mengantar Seira pulang. Dia membawa Seira masuk ke salah satu kamar hotel disana. Kamar yang baru saja dia pesan untuk Seira istirahat sementara dirinya memesan kamar lain.
"Ser, lepas."
Vero hendak pergi setelah mengantarkan Seira ke kamar namun Seira yang sedang mabuk terus memeluknya.
"Disini saja," lirihnya.
"Ser."
Seira menatap Vero dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Tangan Seira terulur menangkup kedua sisi wajah Vero.
"Apa kamu sudah sembuh?" tanya Seira dengan mata yang sayu.
"Aku tidak sakit," jawab Vero yang sudah mabuk berat.
"Benarkah?" tanya Seira lagi yang dijawab anggukkan kepala oleh Vero.
"Aku mencintaimu."
Seira tersenyum mendengar ungkapan cinta dari pria di hadapannya. Dia mengalungkan tangannya dileher Vero menjinjitkan sedikit kakinya kemudian mencium lebih dulu Vero yang sedang mabuk.
Vero menarik pinggang Seira yang menciumnya, membalas ciuman itu begitu dalam. Tubuh mereka ambruk diranjang dengan ciuman tak terlepaskan. Ciuman yang semakin lama semakin panas membuat Vero kini mencumbunya.
One Night stand tidak terelakkan di antara mereka. Mereka benar-benar melakukan malam panas dalam keadaan sama-sama mabuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
choowie
males kalau udh begini mau lanjut bacanya☹️
2024-02-29
0
Murni Zain
Dokter kurang pintar..tau beralkohol msh maksa minum..demi persahabatan tp enggak pikiran efek samping ya
2024-01-30
1
Angga Anggi
seorang dokter tpi oon sdh tau minuman sgtu memabukkan, yg tdur sma seira Daniel atau vero... Khan di spoileenya seira hamil.... dan Bima blom menyentuhnya, lo aq jdi Bima mendingan aq mnjauh dri seira... nti stlh seira hamil...
2024-01-30
2