mandi di pagi hari ini sangatlah dingin dan bahkan sampai membuat Tania menggigil karena dingin yang benar-benar seperti es.
setelah mandi Tania langsung bersiap-siap sebelum berangkat Tania terlebih dahulu mengecek buku-buku yang harus ia bawa hari ini, apalagi hari ini ada pelajaran ekonomi di mana guru itu tidak mau dan tidak mentolerir siswanya yang tidak membawa bukunya hari ini.
dirasa semuanya sudah siap Tania langsung memasukkannya ke dalam tas lalu menyimpan barang-barangnya di bawah kolong gardu agar tidak ada orang yang mengambil barang-barangnya.
Tania berjalan menyusuri jalanan yang masih panjang di pagi yang masih gelap ini, udaranya segar dan bahkan tangan Tania ujung-ujung jarinya dan ujung-ujung kakinya terasa sangat dingin.
Tania berkali-kali menempelkan tangannya di pipi lalu menggosok-gosoknya dan menempelkannya di seluruh tangannya agar tidak terlalu dingin.
sesampainya di sekolah benar dugaan Tania, Tania tiba di sekolah pukul 06.30 pagi, namun betapa murungnya Tania karena hari ini adalah hari pertamanya tak memiliki teman sama sekali di sekolah.
biasanya Agam dan juga Mona yang akan menemaninya tapi sekarang sama sekali tidak ada orang yang mau menemaninya, tak disangka Mona yang tadinya duduk di samping Tania kini berpindah tempat menjadi duduk berdua dengan Agam.
sakit rasanya jika dijauhi seperti ini, memang semua ini salah Tania karena Tania yang tidak mengatakan sejujurnya akan kejadian malam itu yang membuat teman-temannya kecewa dan bahkan merasa jijik pada Tania.
'tidak apa-apa Tania kamu kuat kok, ingat kata ayah dan bunda kamu itu anak yang kuat, anak yang cerdas dan anak yang bisa diandalkan kamu pasti bisa melewati ini semua, kamu tidak boleh merasa bahwa cobaan terberat ada di kamu tapi di luar sana masih banyak orang yang diuji lebih berat lagi daripada kamu'' Tania mencoba menguatkan dirinya walaupun jauh di lubuk hatinya yang paling dalam Tania merasa kesepian dan sangat sedih.
di kelas semua berteman secara berkelompok kalau kata anak zaman sekarang mereka memiliki circle masing-masing, Tania yang sendiri dan tak memiliki circle hanya bisa melihat mereka tertawa bahagia sembari membahas sesuatu.
"selamat pagi anak-anak silakan kalian semua duduk jangan menunggu diperintah baru kalian duduk" ucap Pak Bondan dengan nada datarnya, guru satu ini memang benar-benar membuat muridnya malas belajar karena ketegasannya yang membuat siswa-siswi bukannya senang belajar malah tertekan dalam belajar.
Tania segera mengeluarkan bukunya sesekali ia mengecek kembali catatannya mana yang salah dan mana yang kurang "selamat pagi pak guru'' jawab mereka semua setelah duduk di bangku masing-masing.
''hari ini kita kedatangan murid baru pindahan dari sekolah internasional, bapak harap kalian mau berteman dengannya dan mau mengayominya, dia di sini hanya numpang singgah lebih tepatnya belajar di sini namun pengambilan nilainya tetap di sekolah aslinya, silakan masuk nak dan perkenalkan diri kamu'' Tasya masuk sembari tersenyum manis.
dengan sedikit gugup Tasya melihat terlebih dahulu teman-temannya yang sedang menatap dirinya lalu baru Tasya dengan berani memperkenalkan dirinya "halo perkenalkan nama saya Tasya Arganta widiantara, semoga dengan adanya Saya di sini kalian bisa menerima saya dengan baik dan mau menjadi teman saya yang baru di sini'' lagi-lagi senyuman Tasya menyita perhatian semua murid-murid di kelas ini termasuk Tania yang merasa senang karena dirinya memiliki teman yang baru.
walaupun dalam lubuk hati Tania yang paling dalam Tania merasa bahwa anak baru itu tidak akan mau berteman dengannya yang seperti ini "oh iya Tasya silakan kamu duduk di tempat yang kosong'' Tasya mengangguk lalu melihat ada dua bangku kosong satunya ada di depan tepat di samping Anya sedangkan yang satunya lagi ada di samping Tania.
"boleh aku duduk dengan kamu?" Tania yang tak fokus pun langsung kaget dengan suara Tasya yang tiba-tiba sudah berada di depannya "ah iya iya boleh, sangat boleh silakan duduk'' Tania tersenyum dan senyumannya itu membuat Tasya merasa nyaman.
pelajaran pun dimulai tak henti-hentinya Tasya mencuri-curi pandang Tania yang tengah menulis sampai akhirnya karena penasaran Tasya mulai memegang tangan Tania yang putih mulus itu "kamu belum memperkenalkan nama kamu, namaku Tasya siapa namamu?'' Tania menjabat tangan Tasya "namaku Tania Amelia Putri senang bisa berkenalan denganmu Tasya'' Tasya tersenyum sangat akrab bahkan saat dirinya bertemu dengan teman-teman baru yang lain tidak senyaman berkenalan dengan Tania.
"emm kalau boleh tahu ayah dan ibumu kerja di mana, kamu pastinya pemilik perusahaan deh yang cukup besar terlihat dari postur tubuhmu hehehe'' Tania menggigit bibir bawahnya entah mengapa dulu banyak sekali yang mengatakan bahwa Tania adalah anak orang kaya padahal Tania adalah gadis biasa yang tinggal di lingkungan biasa saja namun setelah kehadiran Leo semua menjadi tercukupi.
walaupun tercukupi ayah dan bunda Tania selalu mengatakan agar hidup biasa-biasa saja toh orang tua Tania selalu mengingatkan Tania utamakan fungsi daripada gengsi jadi Tania menerapkan itu sampai sekarang.
"Aku bukan anak pengusaha aku bahkan bukan orang yang berpunya, Aku sekolah di sini karena beasiswa'' jelas Tania dengan senyumannya yang benar-benar manis membuat Tasya tak bosan-bosan memandang wajah Tania "emm Maaf aku tidak tahu lalu orang tuamu kerja apa kau belum menjawab pertanyaanku yang itu'' Tania menghela nafasnya perlahan benar-benar perlahan agar wanita yang sedang bertanya di sampingnya ini tidak merasa bahwa dirinya bersalah menanyakan hal ini.
"kedua orang tuaku dan juga adikku tiga hari ini sudah tiada meninggalkanku untuk selama-lamanya, jadi aku sendiri deh'' Tania mengatakan itu sembari tersenyum "duh sepertinya pertanyaanku ini rada melantur ya maaf ya maaf'' Tania menggelengkan kepalanya seolah-olah gelengan kepalanya itu mengatakan tidak apa-apa.
suasana di kelas seketika hening hingga bunyi bel istirahat memecah keheningan yang membuat satu isi ruangan mulai keluar dan membuyar "Tania ayo kita pergi ke kantin'' ajak Tasya dengan antusias karena perutnya sedari tadi sudah terasa sangat lapar.
sebenarnya Tania juga merasa lapar tapi Tania sadar uang dari mana untuk membeli makanan "aku masih kenyang Tasya, emm aku temani saja bagaimana?" Tasya mengangguk setuju lalu mereka berdua pun mulai berjalan dan tersenyum senang.
di kantin banyak makanan-makanan yang lezat Tania hanya menunggu di kursi sembari melihat ke sana kemari banyak orang-orang yang tengah menyantap makan siangnya yang lezat.
'duh bagaimana ini ya nanti pulang sekolah makan pakai apa aku uang sepeserpun tidak memegangnya, uang kemarin habis untuk beli roti' batin Tania yang mulai risau.
"kamu benar masih kenyang? makan saja aku belikan'' Tania menggelengkan kepalanya lagi dirinya tak mau merepotkan teman barunya ini sudah cukup dirinya terlalu merepotkan orang lain.
saat tengah termenung sembari memegang ponselnya pandangan Tania pun teralihkan oleh sebuah poster yang tak jauh dari dinding tempat Tania duduk "Tasya aku tinggal sebentar ya nanti aku ke sini lagi'' Tania beranjak dari duduknya lalu mencari ruang kepala sekolah karena ingin menanyakan perihal lowongan kerja yang dipajang di dinding sekolah.
"selamat siang pak'' sapa Tania dengan sangat ramah ''siang, Ada apa tiba-tiba kemari?" Tania menunduk dan mulai menatap kepala sekolah yang sedang membaca koran "jadi begini Pak tadi Saya melihat sebuah poster lowongan pekerjaan di kantin sekolah apa boleh saya melamar kerja jadi tukang bersih-bersih di sekolah ini?'' kepala sekolah menurunkan koran yang tadi ia baca lalu memandang Tania.
"Saya membutuhkan dua orang untuk bekerja kamu sudah diterima cari satu orang lagi agar pekerjaan bisa dimulai secepatnya'' Tania mulai berpikir daripada untuk mencari satu orang lagi lebih baik Tania menawarkan dirinya lagi untuk bekerja dobel "Saya mau kok pak bekerja double dan tidak mencari satu orang lagi karena saya benar-benar membutuhkan pekerjaan ini'' kepala sekolah mengangguk lalu mengambil sebuah seragam untuk Tania kenakan nanti saat pulang sekolah.
mata Tania berbinar akhirnya dirinya mendapatkan pekerjaan dan dapat bekerja secepatnya tanpa ada proses yang menyulitkan "baik Pak terima kasih setelah pulang sekolah ini saya akan mengenakan ini dan membersihkan sekolahan'' kepala sekolah mengangguk lalu mengibaskan tangannya menandakan Tania harus cepat-cepat pergi dari ruangannya.
terlebih dahulu Tania meletakkan seragam bersih-bersihnya di tas sekolah lalu menghampiri Tasya yang masih berada di kantin sekolah.
namun saat Tania akan menghampiri Tasya di sana sudah banyak sekali orang yang menghampiri Tasya dan mengajak Tasya berfoto dan juga berbincang-bincang.
akhirnya Tania menunggu di bangku yang lain sembari memperhatikan Tasya dirinya juga merasa tidak enak jika tadi meninggalkan Tasya terlalu lama.
setelah semua pergi Tania langsung menghampiri Tasya "tadi banyak sekali ya yang mau berswafoto bersamamu'' Tasya ikut tertawa melihat Tania yang sedikit tertawa "Iya nih padahal kan aku bukan artis'' Tania ikut tersenyum lalu tak terasa waktu cepat berlalu setelah masuk dan mulai pelajaran bel pulang pun berbunyi.
Tasya langsung menggandeng tangan Tania keluar kelas dan mengajak Tania pulang bersama "aku masih ada pekerjaan di sekolah Maaf ya aku tidak bisa pulang bersamamu'' Tasya sebenarnya merasa sedikit kecewa saat Tania menolak ajakannya untuk pulang.
tapi ya sudahlah setiap orang pastinya memiliki privasi masing-masing Tasya tak ingin mengganggu itu "Ya sudah tidak apa-apa malah aku yang harusnya meminta maaf karena telah mengganggu mu'' setelah mereka berpisah Tania langsung pergi menuju kamar mandi lalu mengganti pakaiannya dengan seragam bersih-bersih lebih tepatnya office girl.
setelah mengenakan baju OB Tania berbincang-bincang sebentar dengan kepala sekolah membahas akan gaji Tania selama satu bulan ke depan, Tania tentunya merasa senang yang tadinya gajinya hanya rp1.750.000 kini menjadi rp3.500.000.
bagi Tania itu sudah sangat lumayan setelah gajian nanti Tania bisa mengontrak dan bisa mengirit uang itu untuk masa depannya nanti.
setelah membersihkan satu sekolahan ini Tania diberikan jatah makan setelah makan Tania langsung mengganti pakaiannya lalu bergegas untuk pulang ke rumah kedua orang tuanya yaitu di pemakaman.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Zumrodatun Munawaroh
tdi suruh jaln2 knp sekrg jdi marah
2020-12-02
5