Episode 2

malam harinya saat Tania dan Mona tengah asik bersantai tiba-tiba suara Agam mengagetkan mereka ''kalian baca grup nggak?'' Tania menggelengkan kepalanya karena sedari tadi Mona dan Tania sibuk berbincang-bincang.

''memangnya ada apa sih kayak penting aja'' ujar Mona yang membuka ponselnya ingin melihat Ada apa sebenarnya di grup WhatsApp ''Ya sudah kalau mau datang, datang saja sana aku sih tidak ingin datang ke pesta ulang tahun si nenek lampir itu'' ketus Mona karena memang nenek lampir yang ia maksud adalah Melodi teman Anya di mana Anya adalah sepupu Tania anak dari pamannya yang serakah akan harta itu.

''tapi menurutku sepertinya kita berangkat saja Dengan begitu kita bisa menyelidiki akan kasus-kasus dari hal yang terkecil bukan?'' Tania mulai memotong pembicaraan Mona karena memang dari secuil kasus yang mereka bongkar pasti akan lebih banyak lagi yang akan didapat.

akhirnya di malam ini mereka memutuskan untuk mendatangi pesta ulang tahun melodi yang dilaksanakan di sebuah klub malam, aneh memang pesta yang seharusnya dilaksanakan di rumah saja seperti home party kini malah menjadi party yang mencurigakan.

sesampainya di pesta gerak-gerik mencurigakan pun dapat tercium oleh Mona, Agam dan juga Tania, minuman yang dicurigai tak sengaja Tania minum karena sangat merasa haus.

''aku ke kamar mandi terlebih dahulu rasanya sangat tidak nyaman'' Tania langsung beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja, di sepanjang lorong Tania memegangi kepalanya yang sangat terasa pusing.

lalu tak lama kemudian datanglah seorang pria dan membawa Tania pergi entah ke mana dengan kondisi Tania yang setengah sadar.

sedangkan di sisi lain tengah ada transaksi di mana di sana terdapat paman wiromo paman Tania dengan seseorang pria paruh baya.

''Ayah terima saja uangnya banyak'' bisik Anya ''Baiklah Deal dengan harga segitu'' setelah transaksi Anya dan juga ayahnya pergi, otak mereka yang sudah kosong benar-benar tidak dapat berpikir bisa-bisanya Tania dijual dengan uang yang tak seberapa.

 

di sisi lain seorang pria kini-tengah patah hati karena wanita yang dicintainya menikah dengan pria lain, Leon bukan merasa sakit karena ditinggal menikah tapi sakit karena cacian dan makian Agatha yang merendahkan dirinya.

Agatha wanita yang iya cintai kini sudah menjadi milik orang lain, Leon tak tahu lagi harus berbuat seperti apa yang ingin ia rasakan dan yang ingin ia miliki sudah lepas dari genggaman nya begitu saja karena Agatha lebih memilih pria yang lebih kaya dari nya.

tanpa Agatha sadari Leon adalah pemilik perusahaan Wilson arganta sedangkan Raymond hanyalah manager bawahan Leon, tak dipungkiri Leon menyesali kebohongan nya untuk membohongi Agatha mengenai kekayaannya.

tapi ya sudahlah dengan begitu Leon bisa mengerti bahwa cinta Agatha hanya sebatas harta saja ''tidak perlu kau bersedih, nih ku bawakan seorang wanita anak dari Reynart dan Sinta" Leon melirik ke arah Tania yang sedang digendong oleh Levine asisten pribadinya "dari mana kau mendapatkan gadis itu?'' Leon masih tetap memandangi Tania yang tengah di tidur kan di ranjang king size miliknya.

"kudengar Anton malam ini memilih seorang gadis dari tangan paman Tania, jadi kubeli melalui Anton nih kau bisa apakan saja dia'' Leon nampak tak perduli iya masih memandangi gedung-gedung tinggi dari gedung bar ini.

Levine menghela nafasnya semenjak Agatha menikah dengan Raymond kini sikap Leon berubah 180 derajat, memang Leon terkesan dingin, cuek dan juga tak perduli dengan seseorang, namun semenjak kehilangan Agatha leon menjadi pria yang tak ingin banyak bicara.

"kalau begitu aku tinggal jika ada apa-apa hubungi aku saja'' Leon tak menggubris ia masih menikmati sepuntung rokok dengan beberapa botol whine yang ada di meja tak jauh dari ranjang nya.

'Reynart tak kusangka kau dan istrimu pergi terlebih dahulu sebelum aku membalas dendam akan kematian saudara kembarku' Leon memandang Tania dengan tatapan sinis biasanya wanita seperti ini adalah wanita yang tidak benar di matanya tidak seperti Agatha wanita yang sempurna di matanya.

seketika pandangan Leon meredup dirinya teringat akan manisnya akan perhatian Agatha padanya, sosok wanita yang cantik dan juga bersikap lemah lembut, tak pernah membentak bahkan tak pernah berkata kasar sedikitpun di hadapan Leon.

di sisi lain Mona dan juga Agam tengah sibuk mencari dimana keberadaan Tania karena sudah setengah jam Tania tidak kembali '' sepertinya firasat mu benar deh Gam, ini sudah bukan suasana pesta melainkan...'' ucap Mona menggantung lalu Agam langsung berdiri dari duduknya dan menarik tangan Mona untuk bergegas pergi mencari Tania.

Mona langsung ikut bangkit setelah tangannya ditarik, dirinya juga tak mungkin membiarkan sahabatnya ini hilang di sebuah klub malam yang menyeramkan seperti ini.

niat hati Agam dan juga Mona akan berpencar namun mereka berdua tak meyakini jika ber pencar akan menjadi efisien justru nanti malah mereka berdua lah yang saling mencari satu sama lain "kita cari Tania bersama-sama dengan menggunakan foto ini ku rasa akan banyak orang yang mengenali Tania di sini jika kita memperlihatkan fotonya'' Mona mengangguk yakin akhirnya mereka pun mulai mencari ke sana kemari namun yang lebih kagetnya tiba-tiba seorang satpam yang Agam tanyai berkata bahwa Tania sudah pulang.

"pak yang benar saja wanita ini tadi masuk bersama saya dan juga sahabat saya, kami masuk bersama-sama tentu akan keluar bersama-sama dirinya tak mungkin meninggalkan kami berdua, mungkin bapak salah lihat ya'' Agam merasa tak yakin dengan apa yang dikatakan oleh satpam yang berjaga di depan pintu bar.

"sudah sudah Gam, kita sudah lama mencarinya pastinya Tania sudah pulang tapi menurutku tak mungkin juga, Tania ke sini kan bersama kita lalu dia pulang dengan siapa apalagi kondisinya sudah malam tentunya mencari angkutan umum susah'' Agam menghela nafasnya kasar ternyata dugaan nya bener perihal pesta ini yang aneh dan juga mencurigakan.

berulang kali mereka berdua bergantian menelpon tania namun ponselnya sama sekali tidak aktif, dengan geram akhirnya mereka pun memutuskan untuk pulang saja karena sudah sangat larut malam apa lagi besok mereka akan berangkat ke sekolah.

toh jika mereka berlama-lama nanti setelah sampai di rumah apa yang akan dikatakan kepada kedua orang tua Mona jika pulang pesta terlalu malam "aku curiga Tania memasuki lorong lorong sepi yang tadi sempat kita masuki namun tidak boleh?'' Agam tak menghiraukan apa yang dikatakan Mona pandangannya masih lurus memandang jalanan yang nampak sepi dan jarang sekali pengendara mobil dan juga motor yang lewat.

''Agam! kau dengar tidak sih apa yang tengah aku bicarakan!" bentak Mona yang kesal karena Agam tak menghiraukan perkataannya '' Mona, kau bisa tenang tidak sih aku juga sedang panik dan takut terjadi sesuatu pada Tania, besok siang jika Tania tidak ada kabar kita kembali lagi ke klub malam itu'' tegas Agam "ya sudah jangan bentak-bentak seperti itu aku juga punya kuping tahu'' kesal Mona saat dirinya di bentak-bentak seperti itu.

di tempat yang sama remang-remang cahaya lampu membuat Tania tak bisa melihat dengan jelas dirinya tengah berada di mana "unghh dimana ini?" Tania melihat ke sana kemari namun tak ada seseorang yang berada di kamar ini, saat Tania mengambil posisi duduk betapa kagetnya Tania saat tubuhnya kini tak berbalut apapun.

"apa?! jadi?" Tania menutup mulutnya yang terbuka lebar karena kaget ''ini tidak mungkin hiks hiks hiks hiks hiks hiks hiks, jadi tadi itu bukan mimpi hiks hiks hiks siapa pria itu!!'' tak disangka rupanya kejadian beberapa jam lalu nyata bukan mimpi.

flashback on

sayup-sayup dalam redup Tania terbangun karena mendengar suara pria yang tengah meracau di atasnya, leher Tania dan juga dadanya terasa nyeri "siapa?" ucap Tania dengan lirih, entah ada apa tiba-tiba tubuhnya lemas dan tak kuat untuk mendorong tubuh pria yang ada di atasnya.

"unghh sakit!" Rintih Tania saat sesuatu benda cukup besar mulai masuk kedalam arah kepemilikannya dengan paksa "hiks hiks hiks hiks sakit!" triak Tania, walaupun tak terdengar terlalu keras namun ini cukup membuat pria yang ada di atasnya terdengar kuat.

dengan sekuat tenaga Tania memukul-mukul dada bidang pria itu namun sepertinya pria itu terlalu kebal bahkan tak merasakan sakit dari pukulan Tania "sakit hiks hiks hiks, tolong lepaskan saya hiks hiks hiks" Tania menangis karena pria itu terus memaksa dengan cara yang kasar.

tak lama setelah beberapa kali hentakan akhirnya keperawanan Tania berhasil di renggut oleh pria yang tak Tania ketahui siapa sebenarnya dia, tubuh Tania panas dingin bahkan merasa tak nyaman dengan situasi seperti ini.

'sakit sekali, duh bagaimana ini kenapa aku malah di perkosa oleh om-om begini' Tania menyipitkan matanya saat pria itu memeluknya, entahlah semakin lama rasa sakit itu hilang membuat Tania mulai bisa menikmatinya.

"Om pelan-pelan" kata Tania dengan raut wajah kesakitan karena Leon mempercepat tempo permainannya "ini sudah pelan-pelan" Leon membenahi rambut Tania dan mengikatnya, leher jenjang nan putih milik Tania kini Leon ciumi habis-habisan.

"jangan! Tania besok sekolah Om" tahan Tania, pria itu lalu mengalihkan ciumannya menuju bibir manis nan imut, ini adalah kali pertama bagi Tania, Tania sedikit kaget awalnya namun setelah mendapatkan sentuhan kehangatan Tania menjadi merasa nyaman.

lidah Leon menari-nari di dalam mulut Tania, bibir yang lembut nan manis di kecup tiada henti sampai basah dan Tania tak sanggup untuk membalasnya.

flashback off

"ohh tidak!! bisa-bisanya aku menikmati kejadian semalam" Tania kini menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dirinya malu, benar-benar malu rupanya kejadian semalam nyata bukanlah mimpi ''aku harus pulang!" Tania mulai turun dari ranjang namun langkahnya terhenti karena rasa nyeri di bawah sana.

ringisan demi ringisan kesakitan Tania lalui demi bisa mengenakan pakaiannya dan cepat-cepat pulang, entahlah Tania mungkin tak akan menceritakan kejadian memalukan ini kepada siapapun.

selain memalukan Tania juga tak ingin di katakan wanita murahan padahal ini semua jebakan, Tania tahu itu karena memang Anya sangat tidak menyukai dirinya karena prihal harta warisan.

ponsel yang tadinya mati mulai Tania nyalakan kembali, di sana terdapat banyak sekali pesan yang dikirimkan oleh kedua temannya disusul dengan banyaknya telepon dari keduanya pula.

bersambung....

Terpopuler

Comments

NNM

NNM

ceritanya bagus thor tinggal memperbaiki penulisannya aja

2022-11-09

2

Edelweis

Edelweis

menyimak ...

2022-11-09

1

miny

miny

buncit😆

2021-03-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!