kreatt
pintu terbuka, betapa kagetnya Tania saat melihat dua bodyguard sudah berada di depan pintu kamar ini "nona Tania mari ikut kami" Tania melangkah mundur dirinya benar-benar takut oleh dua bodyguard yang berperawakan tinggi besar.
"tidak, Saya tidak ingin ikut dengan kalian'' langkah Tania kalah cepat dengan kedua bodyguard itu, bodyguard itu dengan cekatan mencekal tangan Tania dan membawanya pergi.
tak jauh dari kamar mewah itu terdapat sebuah ruangan yang cukup besar dengan meja kerja dan sofa santai di sana, bodyguard itu memasukkan Tania ke dalam tanpa mereka ikut masuk "aduh, dasar pria tidak punya hati bisa tidak sih membawa dengan cara pelan-pelan'' Tania berdecak kesal karena dirinya didorong begitu saja masuk ke dalam.
"kemarilah!" mendengar suara pria yang tak asing Tania pun gugup setengah mati jangan-jangan pria yang semalam, namun betapa kagetnya Tania saat melihat sosok pria itu "kak Leo?" mendengar nama adiknya sontak Leon langsung kaget rupanya Tania mengenal Leo.
dengan rahang yang sudah mengeras dan mata yang panas Leon menghampiri Tania dan mencengkeram dagunya kuat-kuat seakan-akan akan ingin membunuh Tania di sini "ugghh sakit!!" Tania memegang tangan Leon agar tidak terlalu mencengkramnya terlalu kuat "katakan padaku bagaimana kau bisa kenal dengan Leo hmm?" Leon meregangkan cengkramannya dan menatap Tania dengan tatapan tajam.
Tania yang ditatap seperti itu pun langsung memalingkan pandangannya "dia dulu tinggal bersama ku bahkan warisan yang sekarang diperebutkan oleh keluargaku itu adalah warisan dari Kak Leo" Tania langsung to the point karena memang selama ini Tania tak pernah mengenal sosial media lebih dalam apalagi mengenai industri dan perusahaan-perusahaan dalam negeri yang kini ceo-nya berada di hadapan Tania.
"hmmm benarkah?" Leon memperkuat lagi cengkramannya "i-iya hiks hiks hiks, Anda bisa tidak sih tidak menyakiti saya seperti ini?'' Leon tersenyum sinis tidak ada kata maaf bagi seseorang yang telah membunuh kembarannya.
Leon kini memiliki ide licik untuk menyiksa Tania perlahan demi perlahan dan menggantikan nyawa adiknya dengan nyawa Tania sendiri "silakan keluar dari ruangan saya'' Tania mengernyitkan dahinya tak disangka pria ini tiba-tiba membebaskannya dari kemarahannya tadi.
Tania tak ingin terlalu banyak berpikir toh yang terpenting dirinya sudah bisa keluar dari sini, setelah dibukakan pintu Tania langsung keluar dan berlarian keluar bahkan rasa sakit yang ada di bawah sana tidak Tania rasakan lagi.
waktu sudah siang awan mendung pun sudah memenuhi langit, gemuruh petir kini mulai terdengar setelah keluar dari bar, hujan rintik-rintik turun Tania mulai menikmati hujan rintik-rintik beserta dengan air matanya yang ikut berderai.
sakit rasanya sudah ditinggal kedua orang tua, ditinggal adik, serta ditinggal oleh kakak angkat 2 tahun yang lalu karena perebutan harta warisan kini ke suciannya di renggut oleh pria yang tidak di kenalnya "hiks hiks hiks hiks ayah, Bunda Tania capek'' gumam Tania yang berjalan di trotoar.
tubuhnya kini sudah basah kuyup karena hujan semakin deras di siang hari ini, Tania kini merasa malu dengan tubuhnya, tubuh yang sudah tidak utuh lagi tubuh yang kotor dan menjijikan.
tak terasa Tania berjalan sudah cukup jauh hingga dirinya tiba di sebuah halte, niat ingin menaiki bus tapi Tania sadar uangnya tak akan cukup "duh, daripada untuk naik bus mending untuk makan saja'' Tania berulang kali menghela nafasnya sembari melihat beberapa mobil melaju dengan cukup kencang di derasnya air hujan yang turun.
andaikan saja Tania kaya, memiliki mobil dan nantinya tidak kehujanan dan tidak kepanasan seperti orang-orang lain, tapi Tania sadar jangankan mobil motor pun tak punya dan jangankan motor handphone pun masih merek lama dan sudah sering error dan lebih parahnya lagi sering mati sendiri tanpa sebab.
keesokan harinya di sebuah perusahaan terbesar di Asia tenggara dan Asia Pasifik seorang CEO yang disegani kini tengah berpikir keras Bagaimana caranya menyiksa tanpa membuat gadis itu mati cepat.
"Leon Aku memiliki ide" Leon langsung menengok ke arah asistennya yang tengah duduk di sofa sembari melipat kedua tangannya di dada.
''katakan" Leon bertanya dengan wajah yang datar ''setelah kucari tahu dia memiliki dua teman, kupikir dengan menjauhkan Tania dari teman-temannya itu cukup menyiksa dan membuat dirinya putus asa namun tidak bunuh diri, kudengar-dengar Tania sudah tidak memiliki tempat tinggal dia hanya menumpang di rumah sahabatnya'' Leon tertawa mengejek seolah-olah sangat merendahkan Tania.
Leon segera mengambil ponselnya lalu menghubungi beberapa anak buahnya untuk membuat Tania jauh dari kedua sahabatnya itu dan bahkan dari teman-temannya yang lain.
sedangkan di lain waktu Tania tengah terdiam merenung sembari mengingat-ingat akan masa-masanya yang indah bersama keluarganya, dulu setelah Leo meninggal keluarga Tania memang memiliki warisan banyak karena Leo yang memberikannya.
walaupun banyak kedua orang tua Tania tak pernah menghabiskannya dan bahkan menyimpannya dengan baik-baik hingga waktunya nanti tiba di mana mereka akan mengembalikannya kepada keluarga besar Wilson arganta
tapi semua sirna, kedua orang tua Tania dan adiknya tewas begitu saja tanpa penjelasan yang jelas, Tania diusir secara tidak hormat oleh keluarganya sendiri, dibentak-bentak dicaci maki bahkan sampai di jambak sekalipun.
"hei Ada apa sih kenapa diam saja dari tadi?" Tania hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, sudah hidup menumpang dengan temannya tak mungkin Tania akan membebankan semua masalahnya kepada temannya.
"Mona ikut aku sebentar ada yang ingin ku bicarakan'' Tania mengernyitkan dahinya tak seperti biasanya Agam ingin berbicara empat mata dengan nada yang serius kepada Mona "Ada apa sih jangan sok misterius deh'' Mona mendekati Agam yang berjalan cukup jauh dari Tania yang tengah terduduk termenung.
Agam sibuk mencari sesuatu di ponselnya lalu memberikan foto kepada Mona, betapa kagetnya Mona saat melihat sebuah foto yang di sana tertera Tania yang tengah berhubungan badan dengan seorang pria misterius.
lalu beberapa foto Tania juga dengan foto yang dilengkapi tanggal dan waktu kejadian, Mona menelan salivanya dalam-dalam dirinya tak menyangka sahabatnya bisa seperti ini.
''kita tidak bisa 100% percaya dengan foto yang dikirimkan oleh orang yang tidak jelas, aku mengenal Tania dia tidak mungkin seperti ini bahkan waktunya selalu bersama kita'' Agam menggelengkan kepalanya.
lagi lagi Agam menunjukkan foto Tania dan juga Anya yang tertawa dengan lepas "jadi selama ini Tania berteman dengan kita hanya karena dia menganggap kita lemah?" Agam menghela nafasnya dalam-dalam lalu memperlihatkan foto-foto Tania bersama Anya dan juga beberapa bukti foto-foto Tania yang menjual remaja-remaja sekolah.
"aku tidak bisa diam saja sepertinya aku harus mengusir Tania dari rumahku'' Mona langsung menghampiri Tania yang masih melanjutkan renungannya "Tania sebaiknya kau kemasi barang-barangmu sekarang dan pergi dari rumahku'' rupanya pemikiran Tania benar sahabatnya ini lambat laun akan mengetahui rahasianya dan akan mengusirnya dari rumah ini.
"kau pastinya sudah mengetahui akan aku dan pria itu kan, aku bisa menjelaskannya itu hanya..'' saat Tania ingin menjelaskan tiba-tiba disela oleh Agam "tapi apa? sebaiknya kau pergi dari sini Tania pertemanan kita sampai di sini saja, kami tidak ingin berteman dengan perempuan yang sangat menjijikan sepertimu dan bahkan lebih kotor dari kotoran hewan'' rasanya benar-benar sakit, benar-benar sakit saat sahabat yang sudah Tania anggap sebagai keluarga yang baik keluarga yang mau menerimanya berkata seperti itu padanya.
Tania sudah tidak ingin berkata apa-apa lagi Ia langsung masuk ke dalam kamar Mona dan membereskan barang-barangnya, entahlah nantinya Tania akan tinggal di mana setidaknya keluar terlebih dahulu dari rumah ini mungkin akan meredam situasi yang memanas.
"kalau bisa jangan kembali lagi, anggap kita tidak pernah kenal, terima kasih ya sudah menjadi teman baik sekaligus teman yang munafik'' rasanya Tania ingin menangis dan menjerit sekuat-kuatnya tapi Tania sadar dirinya saat ini bukanlah apa-apa untuk membuka suara pun sangat sulit rasanya.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ilas Momnya Annisa
ko nama nya gonta ganti ya yang bener nya yang mn ??🤔🤔
2021-09-03
1
kiki
rada gak ngerri sama alurnya
2021-05-30
1
rifania
mbak pelakor🤩
2021-01-02
3