di malam hari ini di malam yang dingin Tania menatap bintang-bintang di langit, dadanya seketika sesak matanya tiba-tiba panas dan memerah hingga buliran bening kini menetes dari matanya.
"Ayah, Bunda Tania baik-baik saja kok Tania akan membuktikan bahwa Tania bisa mengembalikan semua harta Kak Leo ke keluarganya'' Tania memegang erat tangannya, bibirnya bergetar saat berbicara rasanya benar-benar tidak bisa diutarakan lagi dengan kata-kata.
tak lama Tania teringat akan pemakaman kedua orang tuanya, Tania langsung berlarian ingin rasanya mengadu bahwa Tania baik-baik saja Tania sedang tidak apa-apa.
Tania tak ingin terlihat seperti orang lemah, ayahnya pernah berkata bahwasannya tania itu kuat dan Tania itu hebat kelak Tania akan menjadi wanita yang membanggakan ayahnya dan ibunya.
Tania memandang ketiga gundukan yang saling bersebelahan, ketiga gundukan itu masih basah dan bahkan terdapat bunga-bunga kering di sana yang waktu itu sempat Tania tebarkan di sana.
tangisan Tania pecah rasanya benar-benar rindu beberapa hari ini ditinggalkan, Tania memandangi bingkai foto keluarga yang ada di sana sakit rasanya saat foto itu tersenyum secara bahagia namun tidak dengan kenyataannya saat ini salah satu wanita tidak bahagia melihat ketiga keluarga kecilnya meninggal dan tidak ada di sisinya.
"Maaf ya Ayah, Tania jadi cengeng seperti ini padahal kan dulu ayah pernah bercerita Tania itu kuat bahkan Tania jarang menangis tapi sekarang Tania malah menangis di hadapan ayah dan bunda serta adik'' Tania mengusap air matanya kasar lalu tersenyum kembali seolah-olah sedang tidak terjadi apa-apa pada dirinya.
dalam diam Tania mulai berpikir nantinya dirinya akan tidur di mana hingga akhirnya Tania memutuskan untuk tidur di pemakaman ini, rasa takut Tania seakan-akan hilang mengenai hal-hal mistis dan horor untuk apa dirinya memikirkan itu yang terpenting dirinya memiliki tempat singgah sementara.
"berikan Tania waktu satu malam ya untuk tidur bersama ayah, Bunda dan adik'' Tania tersenyum lalu dirinya melihat gardu yang tak jauh dari pemakaman ini, setidaknya gardu itu cukup untuk beristirahat sejenak, penat rasanya hari ini.
setelah menaiki gardu Tania langsung membuka tasnya dan mengambil selimut, tas kini dijadikan bantal oleh Tania lalu Tania langsung tertidur dalam lelapnya malam.
mungkin karena kelelahan Tania jadi cepat sekali tidur dan bahkan tidak memikirkan suasana yang ada di sekitarnya seperti apa.
"kau sudah mengirimkan fotonya kepada bos?" seorang pria berbadan besar dan tegak pun mengangguk "sudah ayo kita pulang misi kita sudah selesai'' pria itu pergi dengan tampang arogannya.
di malam hari ini Leon yang baru saja mendapatkan pesan serta foto dari anak buahnya pun tersenyum puas "hngh, berdoalah gadis cilik Bagaimana nasibmu ke depannya nanti'' Leon menghisap rokok di tangannya lalu menghembuskannya ke layar ponsel yang di sana terdapat foto Tania yang tengah tidur meringkuk di balik selimut.
"Kak Leon kenapa senyum-senyum sendiri?" Tasya adik Leon satu-satunya kini memanggil Leon dengan tatapan tidak suka "tidak ada apa-apa, Ada apa tiba-tiba kemari?" Tasya mendengus kesal "mama dan papa meminta Tasya untuk pindah sekolah di dekat sini, Tasya kan Tidak mau dengan begitu Tasya harus berbaur dengan teman-teman baru'' Tasya memanyunkan bibirnya seolah-olah meminta bantuan kepada kakaknya untuk membujuk kedua orang tuanya.
namun bukannya mendapatkan bantuan malah Leon nampak tak perduli dengan adiknya ini "kak Leon! tolong bantu Tasya katakan pada Mama bahwa Tasya sudah sangat nyaman di sekolah saat ini jadi jangan biarkan Tasya pindah tolong dong Kak'' pinta Tasya dengan wajahnya yang memelas.
''kamu itu tidak pindah sekolah Tasya melainkan hanya pindah pengajaran saja tapi jika ada ulangan nanti kamu tetap akan kembali ke sekolah asalmu, lebih tepatnya kamu menumpang di sekolah sekitar sini agar tidak terlalu jauh perjalanannya, makanya jadi anak jangan sering mengeluh pada mama jadi kamu dipindahkan sekolah kan'' Leon mulai berdiri dari duduknya lalu meninggalkan adiknya Tasya di ruang kerjanya seorang diri.
Tasya langsung menyusul kakaknya dan mulai menanyakan pertanyaan yang ingin Ia tanyakan "loh kenapa hanya menumpang saja?" tanya Tasya penasaran karena dirinya belum mengetahui perihal sekolah di Indonesia tidak seperti di luar negeri sana.
"kamu di sini sudah pertengahan semester jadi, kamu hanya menumpang belajar di sekolah barumu nanti, sedangkan pengambilan nilai tetap di sekolah asalmu dan kamu akan kembali ke sekolah asalmu jika nanti akan ulangan, belajarlah yang benar sebentar lagi kamu akan ujian'' Tasya mengangguk-anggukkan kepalanya ia berjalan mengimbangi kakaknya.
langkah kaki Leon yang besar membuat Tasya sedikit berlarian kecil mengimbangi langkah Leon sampai di depan pintu kamarnya "sudah sana kembalilah ke kamarmu'' Tasya menggelengkan kepalanya lalu mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan chatingannya bersama mamanya.
"nih, Tasya sudah diizinkan tidur dengan kakak'' Leon menggelengkan kepalanya, Leon kali ini tidak ingin menuruti kemanjaan adiknya ini lama kelamaan Tasya akan semakin menjadi nantinya apa-apa selalu bergantung kepada kakaknya dan kedua orang tuanya.
"tidak! sudah sana kembali ke kamar kamu sebelum kakak marah! kalau tidak bisa tidur sendiri minta Mbok Iyem temani kamu tidur'' mata Tasya berkaca-kaca kakaknya memang sulit untuk berubah, sikapnya yang dingin serta nadanya dalam berbicara cuek dan ketus membuat Tasya merasa kakaknya bukanlah kakak seperti kakak teman-temannya yang lain.
Leon menutup pintu dengan cara membanting dan itu justru malah menjepit tangan Tasya yang memang sedari tadi berada di dekat pintu "auwhhh sakit hiks hiks hiks hiks! kakak buka pintunya sakit!!" mendengarkan tangisan adiknya pun langsung keluar dan melihat tangan adiknya merah karena terjepit pintu.
"makanya bisa tidak sih kamu tidak di depan pintu, jangan kerjaannya mencari gara-gara saja'' Leon meraih kasar tangan adiknya dan memeriksa keadaan tangannya Tasya pula melakukan hal yang sama ia menarik tangannya dengan kasar lalu pergi sembari menangis.
Leon hanya melihat adiknya menangis dan berlarian menuruni anak tangga sedangkan Leon memilih masuk kembali ke dalam kamarnya.
Leon di dalam kamar membaringkan tubuhnya lalu memejamkan matanya dirinya teringat akan kejadian Leo yang pergi dari rumah karena berselisih paham dengannya.
kejadian itu membuat Leon sangat-sangat benci dengan keluarga Tania yang sudah merusak keluarganya sendiri hingga saat ini, kepulangan Leo yang dinanti-nanti kini sirna sudah, Leo bahkan sudah bukan pulang ke rumah lagi melainkan pulang kepada sang pencipta.
Leon tidak menghiraukan harta milik Leo yang tak seberapa itu, yang kini tengah mengusik perasaan Leon adalah keluarga Tania yang masih hidup tenang-tenang saja dan nyaman-nyaman saja seperti tidak terjadi apapun.
2 tahun lamanya setelah adiknya meninggal Leon tidak diperbolehkan oleh ayahnya untuk membuat perhitungan kepada keluarga yang telah menampung adiknya itu.
padahal bagi Leon itu bukanlah menampung melainkan sedang menguras harta adiknya sendiri dan bahkan membunuh adiknya sendiri secara terang-terangan.
dalam kejadian pembunuhan ini tersangka tidaklah ditemukan yang membuat Leon merasa curiga dan juga geram, anggota mafianya pun keteteran karena misteri ini sangat sulit dipecahkan.
"wanita itu, lihat saja aku akan membuat perhitungan padamu dengan cara yang sedikit menyiksamu dalam keseharianmu'' Leon bergumam lalu mengeluarkan ponselnya, Karena penasaran Leon mulai menstalking Instagram milik Tania.
di dalam foto-foto Instagramnya di deretan terbawah Leon melihat foto saudara kembarnya bersama keluarga kecil Tania, Leon mengeraskan rahangnya dirinya benar-benar kesal, emosi sekaligus marah.
di tempat lain pagi sudah menjelang Tania terbangun dari tidurnya sembari melihat sekitarnya sudah terang dan masih berembun "untung di pemakaman ini ada kamar mandi, sebaiknya Aku mandi terlebih dahulu lalu berangkat ke sekolah'' Tania segera mencari seragam sekolahnya setelah mendapatkannya ia pergi menuju kamar mandi di pemakaman.
Tania sengaja mandi pagi-pagi sekali agar sampai sekolah nanti tidak telat, karena Tania tidak memiliki kendaraan dan sekolah yang cukup jauh dari area pemakaman pembuatannya tidak bisa menyepelekan waktu.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments