Orang Yang Pembersih

“Terimakasih Mia dan Chika yang sudah merawat rumah kita dengan baik.” (Iwan tersenyum pada yang lain).

Icha menatap sinis pada Iwan, ia tahu jika perkataan temannya itu untuk menyinggung perasaannya yang tidak pernah membantu pekerjaan rumah.

“Cepat sana kalian pasang gentengnya!” (Bentak Icha dengan menghentak-hentakkan kakinya ke tanah).

Para laki-laki hanya bisa geleng-geleng kepala. Icha memang wanita yang sangat cantik dan seksi. Namun, jika tidak berguna juga sama saja. Hanya mengandalkan kecantikan bagaimana bisa menjalani kehidupan dunia yang keras ini.

“Kita masak apa?” (Icha mengikuti kedua teman wanitanya untuk membantu memasak).

Mia diam saja tak menjawab pertanyaan dari Icha. “Kami ingin memasak sayur lodeh, bagaimana jika kamu membersihkan rumah di lantai atas, ada beberapa kamar tidur yang belum dibersihkan.” (Ujar Chika).

“Aku saja yang memasak kalian pergilah membersihkan kamar itu agar kita bisa menggunakannya.” (Protes Icha).

Pranggg. Dengan sengaja Mia menjatuhkan piring yang sedang di cuinya. “Bereskan dapur dan masak untuk kami!” (Ucap Mia dengan sinis, ia menarik tangan Chika untuk segera ke lantai atas).

“Sayang.” (Teriak Icha dari dapur memanggil pacarnya yang sedang memperbaiki atap).

Tak butuh waktu lama, Reza tiba di dapur. “Ada apa?” (Tanyanya pada kekasihnya).

“Bantu aku memasak dan membersihkan dapur.” (Pinta Icha pada pacarnya).

Merekapun mulai memotong sayuran sambil membereskan dapur. Icha sebenarnya mempunyai restoran mewah atas namanya. Ia bahkan menjadi chefnya. Namun, karena Mia bertindak serba bisa maka ia biarkan saja seperti itu.

“Apa makanannya sudah siap?” (Tanya Reza ketika ia dan anggota lainnya masuk ke dapur).

Icha yang baru saja menyelesaikan makanan dan membersihkan dapur tersentak kaget. Ia sampai hilang keseimbangan dan terjatuh ke lantai.

“Kamu kenapa sayang?” (Reza menghampiri Icha).

Jika Reza baru datang ke dapur laki siapa yang menemani Icha selama memasak dan membersihkan dapur tadi. Icha melihat ke seluruh ruangan, dan akhirnya berhenti pada dinding kaca yang membatasi dapur dan ruang tamu. Ia melihat Reza yang lain di sana, Icha bingung yang mana pacarnya yang asli.

“Apa salah pacar ku? Kalian membuatnya kelelahan memasak dan membersihkan dapur?” (Reza memarahi Chika dan Mia).

Mia mengikuti pandangan mata Icha. Pranggg, dinding kaca dapur retak dan pecah berkeping-keping ke lantai. “Kamu bawa pacar mu ke kamar atas di sebelah kamar utama. Aku dan Chika baru saja membersihkannya, kita bisa tidur terpisah antara pria dan wanita nanti.” (Perintah Mia pada Reza yang langsung dilakukannya).

“Kalian makanlah lebih dulu, aku dan Chika akan membersihkan kaca yang pecah dulu.” (Mia menarik Chika untuk segera membersihkan serpihan kaca).

Anggota yang lain segera makan karena mereka juga cukup lelah setelah memperbaiki atap yang rusak. Setelah itu mereka berangkat untuk tidur.

“Bisakah kita bicara Mia?” (Tanya Chika setelah mereka selesai membersihkan kaca).

Mia diam saja, ia mengambil 2 bungkus mie instan dan memasaknya.

“Ada apa?” (Kini mereka duduk berhadapan di meja makan).

Saat Chika ingin berbicara, rebusan mie sudah mendidih. Mia bangkit dan bergegas mengangkat mie.

“Makan saja dulu.” (Mia memberikan sepiring mie pada Chika).

Saat Chika ingin menambah sayur lodeh di piring nya dengan sigap Mia menyingkirkan mangkuk berisi sayur lodeh buatan Icha.

“Jangan makan itu.” (Chika menurut dan makan mie saja).

Mia dan Chika adalah tipe orang yang sangat pembersih. Mereka selalu menjadikan segala sesuatu rapi dan bersih.

“Maaf Mia, apa kamu juga bisa melihat yang tak kasat mata?” (Chika sudah sangat penasaran dengan teman satu kelompoknya itu).

Sehabis makan malam dan kembali membereskan dapur, Mia dan Chika kini bersantai di sofa ruang tamu yang sudah di bersihkan sehingga tampak seperti baru lagi).

“Jika kamu menggunakan kata ‘juga’ itu berarti kamu juga bisa melihat ‘mereka’. (Mia menyeruput coklat panas).

Berdasarkan pengamatan Chika selama ini, Mia tampak lebih tua dibandingkan usianya. Tutur kata dan tindakan Mia seperti orang tua.

***

“Chika!” (Andi menghampiri Chika yang sedang berjalan sendirian sepulang mengajar para warga).

Mia harus bertemu pak kepala desa untuk mengurus proker selanjutnya. Sehingga Chika pulang lebih dulu ke rumah.

“Ada apa?” (Tanya Chika saat Andi sudah berada di sampingnya).

Langit sudah hampir gelap bahkan sepertinya akan turun hujan.

“Bolehkah aku menyukai kamu?” (Seketika Chika berhenti melangkah).

Mia pernah berkata jika Andi adalah mantannya. Dan sekarang Andi menyukai Chika.

“Ku dengar kamu mantan Mia.” (Ucap Chika sembari melanjutkan perjalanannya).

Andi pun ikut melangkah. “Dia masa lalu ku, dan kamu masa depan ku Chika.”

“Menurut pengamatan ku, sepertinya kamu menyukai ku karena aku kurang lebih seperti Mia, aku cantik pintar dan rajin. Sebelumnya aku tidak mengenal satu pun diantara kalian. Lalu, aku dan Mia menjadi akrab karena kepribadian kami sama.”

Chika menghembuskan nafas dengan berat. Sepanjang jalan berikutnya tak ada percakapan diantara keduanya.

“Kamu harus menerima cinta Andi.” (Mia menghampiri Chika yang sedang melamun di teras balkon kamar mereka pada tingkat ke-2 rumah).

Malam semakin larut, hujan di luar pun semakin deras. “Dia mantan kamu bukan, aku tidak ingin pertemanan kita rusak karena Andi.” (Chika menatap Mia).

***

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

,next

2024-03-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!