Mimpi Buruk

Tak terasa sebulan sudah mereka tinggal di desa Kembang Kenanga. Meski ada beberapa keganjilan namun mereka tetap taat beribadah kepada Tuhan.

Desa semakin ramai pengunjung, mereka yang menyukai alam tentu tidak akan melewatkan kesempatan untuk melihat desa Kembang Kenanga. Bunga-bunga cantik hidup liar di area pedesaan. Tanpa perawatan khusus bunga di desa bisa tumbuh dengan subur di sana.

“Aku sedang menanam bunga. Bagaimana jika kita memprogram kan menanam bunga pada anak panti asuhan terdekat. Kita mengajak mereka berlibur di sini, rumah singgah juga sudah dibersihkan para warga.” (Chika mengusulkan program kerja baru).

Andi tersenyum dan mengangguk, ia mengelus rambut panjang Chika. Hal itu disaksikan oleh Mia dari jendela rumah.

"Chika, apa kamu sudah memikirkannya." (tanya Andi saat mereka mencuci tangan di sungai sehabis menanam bunga).

Matahari cukup terik saat itu, membuat cahaya sang surya jatuh ke air sungai yang jernih menciptakan cipratan indah.

Chika mengangguk, "Aku terima cinta kamu." (Ucap Chika pada Andi dengan senyuman).

Andi memeluk Chika karena sangat senang. Ia menyukai semua yang ada pada diri Chika. Meski ia tak jauh berbeda dengan Mia, bagi Andi tidak perlu mengulang masa lalu. Karena akhir ceritanya akan tetap sama seperti sebelumnya. Lebih baik mencoba dengan orang baru walau peluang terluka 99,9%. Masih ada 1 persen kita bahagia bersama pasangan kita yang baru.

***

“Siapa kamu sebenarnya?” (Icha menatap tajam pada Mia).

Hujan semakin deras di luar rumah, keadaan di dalam rumah juga tidak baik-baik saja. Mia mengikat tubuh Icha dengan tali tambang.

“Tidak ada yang bisa selamat di antara kalian.” (Mia memainkan pisau dapur di tangannya).

Icha melihat sekelilingnya, ia menyadari jika masih berada di dalam kamar. Namun, ia tidak tahu di mana Chika sekarang berada. Entah bagaimana hanya ada ia dan Mia saja saat ini.

"Dimana Chika, kamu psikopat Mia. Aku tidak tahu apa yang sedang kamu lakukan. Tapi, aku dan anggota yang lain tak akan mati konyol di desa ini." (Teriak Icha dengan kencang, berharap suaranya terdengar ke kamar sebelah yang di tempati para laki-laki).

Mia menusuk perut Icha dengan cepat, membuat Icha sangat terkejut. Bagaimana mungkin Mia membunuhnya tanpa alasan.

Icha terbangun dari tidurnya, dan menyadari jika itu hanya mimpi buruk. Chika tak sengaja terbangun juga. “Kenapa Icha?” (Chika melihat tubuh Icha yang berkeringat dingin).

“Tidak apa-apa, aku hanya mimpi buruk tadi.” (Ucap Icha, ia mengamati wajah Mia yang sedang tidur).

Chika memegang tangan Icha yang gemetar. “Kita sholat tahajud yuk.” (Ajak Mia yang di iyakan oleh temannya itu).

***

“Maaf teman-teman, aku harus segera ke kota karena ibu ku meninggal dunia.” (Ucap Bagas pada anggota kelompoknya saat mereka sedang sarapan bersama).

Teman-temannya juga terkejut mendengar kematian orang tua Bagas. Mereka pun mengiyakan Bagas untuk segera pulang. “Aku akan mengantar kamu, ada yang ingin aku beli di kota.” (Ucap Mia).

“Aku akan menemani kalian.” (Ujar Andi).

Mia menggeleng pelan. “Tidak perlu. Kalian bertugas menyambut anak-anak panti asuhan yang berkunjung hari ini. Biarkan mereka menginap di rumah kita agar lebih mudah mengawasinya.” (Mia menyudahi aktivitas makannya dan naik ke lantai atas untuk bersiap mengantar Bagas ke kota).

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

next.

2024-04-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!