Mereka telah cukup lama duduk disana, berharap Rayhan segera datang, namun sayang semua itu tidak berjalan sesuai keinginan.
Tak lama kemudian Rahman memanggil pelayan dan memesan makanan, diselang menunggu pesanan mereka saling melempar kabar yang tentunya semua baik dan dan bahagia, tapi tidak dengan Rahman ia nampak tegang mondar mandir seraya memendam amarah kepada Rayhan yang tak kunjung datang.
"Oh ia Kinara ini anak tanteu," Karin menyodorkan sebuah photo di telpon genggam miliknya.
Kinara ternganga namun sedikit menahannya. "Sial kenapa dia,??" gumam Kinara, dia meringis lalu melirik kearah Indra dengan wajah mencemaskan.
Melihat Kinara tiba-tiba menekuk wajahnya membuat Indra mengikuti mata Kinara yang tertuju pada sebuah photo."Kenapa dik.??" melihat expresi adiknya lantas menghidupkan rasa penasaran Indra.
Indra menutup mulutnya, menahan agar tidak tertawa, Indra tak habis fikir bagai mana mungkin laki-laki yang tadi sore berkelahi dengan Kinara ternyata calon suaminya.
"Kak ih, " Kinara menyenggol kaki Indra yang tengah menertawakan dirinya.
"Kenapa nak,??" tanya Karin ketika melihat Indra tiba-tiba menahan tawanya.
"Oh maaf tanteu, Indra bukan maksud menertawakan anak tanteu, tapi Indra tertawa karena Kinara dia tampak mengagumi anak tanteu walau baru kali pertama melihatnya. "Expresi Kinara saat ini tak bisa membuat Indra berhenti tertawa, hingga membuat Indra tersendak saat setengah mati menahannya. "Ukhhu ukhuu" Indra segera meneguk air didepannya, kemudian kembali menatap Kinara yang berwajah masam.
"Ikh apan sih, udah deh kak.!! Tanteu apa anak tanteu ada yang lain, ma-maksud Kinara apa dia punya saudara, adik atau kakak gitu??" Karin nampak mengerutkan dahinya saat mendengar pertanyaan Kinara.
"Sayang Rayhan anak tunggal kami. " ucap Rahman dengan sangat manis lalu duduk menyela'i mereka.
"Memangnya kenapa sayang .?? apa anak mama kurang tampan ??"
"Bu -bukan begitu tanteu tapi," Kinara menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Anak tanteu tampan kok, euuh euh tapi apa Kinara pantas untuk dia.??" ucap Kinara gugup.
"Ya, tentu sayang. Kamu itu sangat cantik sangat sepadan dengan anak tanteu."
"Oh gitu ya tanteu," expresi Kinara masih tetap sama. Dirinya tidak menyangka apa yang Indra katakan didalam mobil tadi rupanya hampir benar, padahal sebelumnya Indra sendiri belum tau dengan siapa adiknya akan dijodohkan.
Setelah menunggu cukup lama, hidangan yang Rahman pesan akhirnya datang, dengan khidmat mereka menyelesaikan makan malam yang cukup membuat Kinara gugup dan canggung. Waktu kini sudah semakin malam.
Indra, Kinara, juga Safiq memilih pulang tanpa menunggu kedatangan Rayhan, bagi Safiq tidak apa hari ini Rayhan tidak datang toh yang paling menginginkan perjodohan ini adalah Rahman, dan tentunya yang paling pertama Safiq kenalkan kepada Kinara adalah keluarga besar yang akan menerima Kinara.
Diperjalanan Rayhan tampak mengumpat kesal bola mata yang berwarna coklat itu beberapa kali melirik kearah pergelangan tangan yang terikat oleh sebuah arloji berwarna hitam.
"Sial bisa habis gue dimarahin Ayah, kenapa jalanan semacet ini sih. ??"
Hampir satu jam Rayhan tak bisa bergerak terperangkap dalam kemacetan arus kendaraan diruas jalan ibu kota, beberapa kali Handphonenya berdering dan sudah Rayhan jawab dengan jawaban yang sama yaitu "Macet. !!"
Setengah jam kemudian, setelah melewati perjalanan yang menguras emosi, Rayhan akhirnya sampai ditempat yang ia maksud, derap kakinya melangkah cepat menuju tempat yang sudah Rahman (ayah Rayhan) tentukan, namun tanpa sengaja mata Rayhan melihat sosok wanita yang cukup familiar namun dengan gaya yang cukup berbeda dari biasanya, hingga membuat Rayhan sedikit meragukan_nya.
"Dia..?? " tanya Rayhan ketika melihat Kinara berjalan bersama dua lelaki, dari kejauhan.
"Akh gak mungkin, gue yakin bukan dia." Meskipun teramat penasaran dengan perempuan yang baru saja dilihatnya tetapi Rayhan tau ada hal yang lebih penting menunggunya.
"Ray kamu dari mana saja ..??" kedatangan Ray disambut bola mata Rahman yang hampir meloncat keluar.
"Maafin Ray yah, Ray sudah berusaha cepat tapi macet." Ray masih mengatur nafas setelah berlari karena terburu-buru.
"Lain kali ayah tidak mau alasan kamu, ayah malu, nasib baik mereka tidak tersinggung. " raut Rahman nampak begitu marah samai urat diwajahnya terlihat membiru.
"Sudah-sudah jangan berdebat disini, lebih baik kita pulang kita bicarakan rencana kita dirumah,"
"Rencana..??" Rayhan menatap mereka bergantian menuntut penjelasan.
Sepanjang jalan Rayhan terus memikirkan perihal sebuah rencan yang dikatakan Karin sebelumnya, Rayhan belum tau pasti alasan dirinya diminta datang malam ini.
"Apa aku dijodohkan ??" batin Rayhan. "Tapi dengan siapa ..?? aku harap perempuan itu tidak seperti dia (perempuan yang hampir membuat hancur wajahnya).
Sesampainya dirumah.
----Rumah yang baru beberapa minggu yang lalu dibeli Rahman untuk ditempati Rayhan----
Rahman terlebih dahulu duduk dikursi ruang tamu diikuti Karin, setelah melepas jaketnya Rayhan berdiri hendak beranjak kekamar tidurnya.
Namun sejenak terhenti karena Rahman memintanya duduk kembali.
"Ray." Rahman mendongakkan wajahnya menatap Rayhan yang masih berdiri berhenti melangkah.
Rayhan menoleh Rahman yang tengah menatapnya serius. "Kenapa yah.??
"Boleh duduk sebentar..?!"
Rayhan kemudian mengikuti pinta Rahman.
"Ray. Kami berdua sepakat menjodohkan kamu dengan putri sahabat ayah"
Rayhan menatap Rahman, terkejut. "Apa ayah sedang bercanda.??" Rayhan beralih menatap Karin.
"Kami serius Ray," tambah Karin.
"Mah, !!" Rayhan mencoba bernegosiasi.
"Ray. Ayah tidak akan mengurungkan niat ini, apapun yang akan terjadi, suka atau tidak suka ayah tetap akan menikahkan kalian.!!"
Ditatapnya Rahman begitu serius. "Oke, oke. Tapi apa ayah bisa menjamin kami bisa bahagia ?? apalagi pernikahan ini tanpa saling mengenal terlebih dahulu." Rayhan memalingkan wajahnya.
Rahman menarik dalam nafasnya menahan emosi atas ucapan Rayhan. "Apa kamu juga bisa menjamin sebuah kebahagiaan pada pernikahan yang telah didasari saling mengenal satu sama lain.??"
Rayhan berdecak. "Tapi yah."
Karin memutus kata-kata Rayhan. "Ray. jika kamu mempermasalahkan tentang pernikahan sebelum saling mengenali, bukankah itu bisa dilakukan setelah kalian menikah.?? Mamah rasa saling mengenal bukanlah hal yang boleh menjamin kebahagiaan pada sebuah pernikahan. Lagi pula mamah yakin Kinara itu perempuan baik-baik.."
Rayhan mengernyit, "Kinara.??" Nama itu. Seolah Rayhan pernah mendengarnya.
Rayhan mengingat-ingat dimana pertama kali Rayhan mendengarnya. Ya dia, Rayhan ingat pada sorakan yang meneriakkan nama itu "Kinara, Kinara, Kinara." Rayhan yakin perempuan yang tadi sore menantangnya berkelahi itulah dia.
"Apa mamah punya poto perempuan bernama Kinara.??"
"Ya. Tentu," Karin mengambil dan menyodorkan sebuah photo.
"Haah ??" Rayhan terkejut setengah mati. Kedua matanya melebar seperti hendak berlari keluar.
"Gimana cantik, kan. ??"
"Mm" Rayhan mengacak rambutnya. "Baiklah, akan Rayhan pertimbangkan"
Rayhan melenggang menuju kamar tidurnya.
Sementara Karin dan Rahman masih duduk santai menyalakan telvisi.
--Haii readers terimakasih sudah membaca cerita aku jangan lupa tinggalkan like juga komen kalian--
Selamat membaca nex epsnya.
Happy reading.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Nurlela Nurlela
poto >>> photo atau foto
2024-03-15
0
Nurlela Nurlela
koq tanteu bukan tante?
2024-03-15
0
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
gaya cerita nya bagus Thor, semangat....
2020-09-22
0