**Indra adalah seorang kakak yang mementingkan Kinara diatas segalanya, hal itulah yang membuat Safiq mengkhawatir Indra, pasalnya sampai saat ini diusianya yang ke32 Indra masih belum berniat berumah tangga alasannya tak lain Kinara, Indra baru akan menikah jika sudah ada yang menjaga kinara sebaik dirinya**
****
Setelah beberpa menit duduk didalam mobil, Indra turun setelah memarkirkan mobil disebuah mall "A".
"Ehh kak kenapa kita berhenti disini??" tanya itu keluar ketika Indra memarkirkan mobilnya disebuah mall terbesar dikota itu.
"Dik." Indra menatapi Kinara dari ujung kepala sampai ujung kaki. "gax mungkin dong kita temui orang penting dengan pakaian kamu yang aneh ini." Dengan jahil Indra mencubit pakaian Kinara yang menurutnya sangat aneh.
Selama ini pakaian Kinara memang jauh dari kata modis, meskipun keadaan ekonomi keluarganya lebih memungkinkan untuk bergaya lebih, namun bukan Kinara namanya jika tak berpakaian yang compang camping dan seadaanya, jika kebanyakan perempuan menyukai pakaian Indah dan sexy yang lebih menonjolkan keindahan lekuk tubuh dan paras cantiknya. Tapi, lain dengan Kinara, gadis cantik adik kesayangan Indra ini lebih suka memakai celana jeans panjang, kaos longgar dan kemeja khas ala kinara yang selalu dia ikatkan dibagia pinggul tak lupa pula topi yang menjadi pelengkap ketomboyannya .
"Emang orang nilai kita dari penampilan.??" Kinara menoleh masam saat indra membukakan sabuk pengamannya.
"Ialah, lagian ya dek celana kamu itu gak layak pakai, robek disana sini gak malu apa, kalau aku punya celana macam itu udah aku kasihin sama kucing. "
"Panas telinga gue dengerin ocehan lu kak," Kinara mengusap kasar telinganya. Kemudian keluar mengikuti langkah Indra yang merutuki penampilan Kinara.
Indra dan Kinara berjalan di area mall yang keseluruhannya dipenuhi dengan berbagai macam makeup.
Indra memapah Kinara. "Kamu duduk dulu, kakak mau cariin kamu baju yang cocok, mbak tolong makeupin dia secantik mungkin, saya tinggal sebentar." Setelah perintahnya di iakan perempuan yang ia panggil mbak, Indra bergegas mencari pakain yang cocok dengan adik kesayangannya.
"Mbak jangan taruh yanh aneh-aneh ya di muka saya ini, muka saya bukan kanvas dicurat coret dengan berbagai warna, nanti orang yang lihat aku, ngira aku krayon berjalan." Rutuk Kinara.
Mbak yang memakeupin Kinara tersenyum geli sambil terus memoles wajah cantik gadis dihadapannya.
Tak lama kemudian Indra datang dengan beberapa dress cantik pilihannya, Indra terkagum melihat Kinara yang sudah selesai dirias.
"Kamu cantik dik," Indra menggeleng kagum. "Nih cobain nanti tunjukin sama kakak biar kakak yang pilih mana yang cocok buat kamu.
Kinara hanya menuruti perintah Indra, walau dalam hati merasa dirinya sangat aneh saat mengena_kan pakaian terbuka seperti ini, tapi demi Indra Kinara rela melakukannya.
"Kak apa ada pakaian lain.??"Kinara menutupi bagian tubuhnya yang agak terbuka. Kinara menunjukkan pesonanya yang sangat cantik
membuat siapapun ternganga dibuatnya.
"Waaah emang benar kata orang, kamu memang luar biasa cantik dik. " Puji Indra. Lalu mengacungi Kinara dua jempol.
"Siapa dulu kakaknya." Balas Kinara Setelah selesai dengan semuanya kemudian Indra dan Kinara melaju menuju tempat yang sudah ditentukan.
Ditempat tersebut Safiq -ayah kinara- sudah datang lebih dulu begitu juga dengan Rahman dan Karina -kedua orang tua Rayhan-
"Safiq, sebelumnya aku minta maaf , karena telah lancang meminta putrimu untuk dinikahkan dengan putraku. " Ucap Rahman memulai pembicaraan.
"Man kamu gak perlu minta maaf, aku malah seneng akhirnya, akan ada yang menjaga dan menyayangi Kinara, kamu juga tau sendiri setelah ditinggal ibunya,selama ini Kinara dijaga oleh Indra, dan kini Kinara maupun Indra mereka sudah sama-sama dewasa sudah selayaknya mereka menikah terutama Indra, diusianya saat ini harusnya indra sudah punya anak, tapi indra dia terlalu menghawatirkan adiknya sehingga selalu mengesampingkan kehidupan pribadinya terutama untuk membina rumah tangga, aku yakin Rayhan akan menjaga Kinara seperti mana Indra menjaganya. "
"Terimakasih Safiq kamu sudah mempercayai kami." Rahman tersenyum mengembang memenuhi pipinya, begitu juga dengan Safiq.
"Itu mereka." Ucap Karin tersenyum lebar menyambut kedatangan Kinara juga Indra.
"Ingat.!! kamu harus berlaga seperti perempuan, harus manis-manisin wajah kamu jangan kaku, ini calon mertua sebisa mungkin kamu harus rebut hatinya," bisik Indra mengingatkan Kinara.
"Susah akh kak apalagi dengan pakaian begini risih aku ditambah dengan makeup setebal ini aku merasa kaya lukisan berjalan tau gak," balasnya.
"Hus jangan begitu, kamu harus percaya sama kakak kamu hari ini sangat cantik, siapa pun yang melihat kamu, kakak yakin mereka juga akan kagum seperti kakak"
"ia" bisik Kinara.
Kinara berusaha tersenyum semanis mungkin saat Karin menyambut kedatangan nya.
Setelah menyalami Karin dan Rahman secara bergantian kemudian Kinara dan Indra duduk dikursi yang sudah disiapkan.
Karin tak hentinya menatapi Kinara, "Calon menantu kita sangat cantik, yah." sekilas Karin menoleh Rahman lalu kembali menatapi Kinara.
Rahman membalas tatapan Karin. "Ayah gak salah pilih,kan.??" Rahman tersenyum bahagia, melihat Karin menyukai calon menantu pilihannya.
"Oo iya sayang, kenalin ini Om Rahman."
Kinara tersenyum kecil, "Halo om" sapanya.
"Nama tanteu sendiri Karin, kamu bisa panggil mama Karin."
"Mama Karin, ??" Kinara tersenyum sambil mengangguk-ngangguk kecil, mengerti.
"Safiq. Anak kamu benar-benar cantik, kamu telah menjadi ayah sekaligus ibu yang luar biasa, kamu hebat Safiq. Bahkan kamu juga berhasil membimbing putra kamu menjadi pengusaha sukses diusianya yang cukup terbilang muda"
"Kamu terlalu berlebihan, Man. Aku tidak memiliki kemampuan sehebat itu, hanya saja Indra dia anak yang cukup pintar dan andal, dengan kemampuan dan kerja kerasnya selama ini membuatnya mencapai kesuksesan yang cukup lumayan di usia mudanya."
"Hahah," Rahman tertawa renyah. "Kamu memang selalu merendah, Safiq."
Indra menatap sayang ayahnya, lalu bergantian menatap Rahman. "Om Rahman betul. Ayah memang selalu merendah, padahal tanpa dukungan dan dorongan ayah Indra bukan apa-apa"
Safiq tersenyum kecil. "Sudah, sudah kalian jangan terus memuji aku, nanti aku malah takabur." perkataan Safiq sontak membuat mereka tertawa renyah.
"Iya. Anak tanteu mana ??" tanya Indra. Seketika tawa Rahman terhenti.
"Mm" Rahman melihat jam di pergelangannya. "Seharusnya dia segera datang," nada suara Rahman berubah kecewa.
Kinara menatap Indra dengan tatapan senang. "Gue doain dia kagak datang." Batin Kinara. Tersenyum senang.
Setelah beberapa saat menunggu kedatangan Rayhan, Rahman mulai cemas wajahnya bersemu merah seolah tengah menahan sesuatu yang tidak bisa ia ucapkan.
Rahman merogoh benda pipih disakunya, "Safiq. Aku permisi sebentar, kalian lanjutkan ngobrolnya." Rahman berdiri, kemudian beranjak meninggalkan mereka.
Tuut Tuut.
"Ray, sudah dimana.?? kamu mau malu-maluin papa ??" dari suaranya Rahman sedikit terdengar marah.
"Ayah. Ray minta maaf, Ray berjanji akan datang malam ini tapi disini sangat macet, mungkin Rayhan akan sedikit terlambat."
Rahman bisa mendengar suara keributan klakson dibelakang Rayhan. Tanpa mendengar lagi alasan Rayhan, Rahman langsung menutup telponnya secara sepihak.
"Maaf." Rahman menarik kursinya kemudian kembali duduk. "Kalian menunggu lama, Rayhan masih dalam perjalanan katanya macet." Rahman menaruh handphonenya didalam saku.
"Tidak apa apa Man. Kamu tidak perlu merasa tidak enak yang terpenting malam ini kalian sudah bertemu dengan putriku, soal Rayhan lain waktu dia pasti bisa menemui kami" ucapan Safiq sedikit membuat Rahman tenang, tapi dia tetap merasa tidak enak hati, seharusnya dia tidak membiarkan Rayhan datang sendirian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Pesek Kece
ceritanya seru thor
2020-09-13
0
🐰F͢ɪ͋ᴄ͠ᴀ᪶ ࿐
visualnya cantik bngtt..😁
2020-08-19
2
Sept September
soreeeeeeee kak.... aku datang ya.
membawa secuil jempollll untukmu 💕
semangat yaaaaa
Sept
2020-08-17
1