Tanpa Mama dan Papa

Waktu bergulir begitu cepat bagai air sungai mengikuti arus dan jika kita melawan arus itu maka kita sendiri yang akan tenggelam. 6 bulan berlalu sejak kepergian mama Laila bekerja sebagai TKW keluar negeri papa Taufan sembuh dan bisa beraktivitas lagi, beliau memutuskan merantau ke kota untuk membantu sang istri melunasi hutang, tinggallah seorang putri kecil berumur 2 tahun tanpa Mama dan papanya, hanya ditemani sang nenek dan sang paman

"Nek tata mamam aci" celoteh Lalita

"iya sayang, Lalita makan nasi biar sehat,kuat dan pintar bisa do'ain mama papa" jawab nenek Fatimah

"mama"

"Iya, mamanya Lalita. Itu foto mama dan papanya Lalita" (menunjuk foto yang ada di dinding)

"paa paa"

"iya, ada papa juga. Ayo Lalita berdoa dulu trus makan ya nak"

Setelah selesai berdoa, nenek Fatimah menyuapi Lalita makan dengan telaten

"ak dulu nak" (mengarahkan sendok ke bibir kecil Lalita)

"Ak" (Membuka mulut)

"MasyaAllah pintarnya cucu nenek, cantik pinter, Sholehah ya nak" ucap nenek Fatimah

"ak lagi nak" (mengarahkan sendok ke bibir Lalita)

"ak ak ak" Lalita antusias membuka mulut sambil menggerakkan tangan dan kakinya

"ya Allah pintarnya, kalau mama dan papamu tau perkembanganmu pasti mereka bahagia nak" (mengelus kepala Lalita)

"Maa maa paa"

"iya sayang mama dan papanya Lalita, Lalita kangen ya?"

"ta angen nek" ucap Lalita kecil

"sabar ya nak, mama papa lagi cari uang buat Lalita, biar Lalita bisa sekolah tinggi, jadi orang sukses nantinya"

Nenek Fatimah menyuapi Lalita sampai makanannya habis dan memberikan botol minum untuk Lalita

"num num"

"iya sayang, pelan-pelan ya nak minumnya" (menyerahkan botol warna pink gambar mickey mouse dengan sedotan diatasnya kepada Lalita)

"Nak nak suka" celoteh Lalita

"enak ya, Lalita suka?" (sambil mengelap air yang menetes)

"iya, uka nek"

Setelah Lalita makan dan mandi, nenek Fatimah membawanya keluar rumah untuk main dengan anak tetangga sekalian menunggu tukang sayur keliling untuk belanja

"Assalamualaikum Bu Evi" ucap nenek Fatimah di depan rumah Bu Evi

"Waalaikumsalam Bu Fatimah, masuk bu"

Nenek Fatimah dan Lalita masuk ke dalam rumah Bu Evi

"ini Arkan baru selesai mandi, ehh ada anak cantik dan wangi ini" ucap Bu Evi (menggendong Arkan dan mengelus pipi Lalita kemudian meletakkan Arkan di karpet)

"Seger nak habis mandi" ucap Bu Fatimah ( duduk di karpet bersama Bu Evi dan Arkan)

"Ini tadi Arkan nggk mau selesai main air Bu, suka dia kalau main air" (mengelap tubuh Arkan menggunakan handuk)

"Lalita juga gitu Bu, kalau sudah main air betah"

"Anak-anak lagi aktif-aktifnya Bu" ucap Bu Evi sambil mengoleskan minyak telon ke perut dan punggung serta memakaikan baby lotion ke tangan dan kaki arkan

"iya Bu, gak bisa ditinggal Meleng sedikit"

"Bener Bu Fatimah, ditinggal dikit saja sudah bikin proyek baru, acak-acak barang dirumah Bu, bahkan bumbu dapurku kadang dibuat mainan" ucap Bu Evi sambil memakaikan baju dan celana Arkan serta mengoles hair lotion ke rambut Arkan

"sama Bu, Lalita juga harus diawasi terus, kalau meleng sedikit saja buku-bukunya Wira bisa jadi sasaran proyek hehehe" ucap Bu Fatimah sambil tertawa

"tingkahnya anak-anak kadang bikin gregetan tapi gemes ya Bu" ucap Bu Evi

"Iya Bu ada saja tingkah lucunya"

Lalita dan Arkan bermain bersama dan tiba-tiba ada tukang sayur datang

"Tin tin tin Sayur Sayur, sayur Bu sayur" (menghentikan motornya di depan rumah Bu Evi)

"Ada tukang sayur Bu Fatimah" ucap Bu Evi

"iya Bu saya mau beli buat stok makanan"

"ayo Bu, saya juga mau beli" ucap Bu Evi lalu menggendong Arkan, Bu Fatimah mengangguk

"Sayur pak, tunggu" ucap nenek Fatimah lalu menggendong Lalita

Sesampainya di tukang sayur mereka sibuk memilih sayur dan lauk yang akan dibeli. tetangga lain juga ada yang datang turut ikut belanja. Selesai belanja mereka masih mengobrol di depan rumah ibu Evi, kebiasaan ibu-ibu kalau sudah kumpul hehe ngerumpi kecil-kecilan. 30 menit berlalu akhirnya tetangga lain pulang kerumah masing-masing menyisakan nenek Fatimah dan Bu Evi.

"Bu Fatimah silahkan kalau mau main lagi kerumah" ucap Bu Evi

"Terimakasih Bu Evi, sudah siang Bu saya pulang dulu mau taro belanjaan di kulkas sekalian menidurkan Lalita, nanti sore ya Lalita main lagi kerumah Arkan, daa arkan" (memegang tangan Lalita lalu melambaikannya ke Arkan)

"daa Lalita" (memegang tangan Arkan lalu melambaikannya ke Lalita)

"Pamit dulu Bu Evi, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam Bu Fatimah"

mereka masuk ke rumah masing-masing. Nenek Fatimah masih menggendong Lalita sambil membungkus sayuran menggunakan koran kemudian dimasukkan ke dalam plastik putih dan dimasukkan ke dalam kulkas, beliau juga memasukkan daging ayam yang tadi dibeli ke freezer kemudian menutup kulkas. Saatnya menemani Lalita bermain sebentar dan menidurkannya.

"Lalita sayang, nih main masak-masakan" ucap nenek Fatimah (meletakkan Lalita ke karpet yang ada di kamar)

"Yee ain ain" celoteh Lalita

Nenek Fatimah menemani Lalita main dan 30 menit kemudian Lalita mulai mengantuk, nenek Fatimah membuatkan susu untuk Lalita

"nenek buatin susu ya sayang, habis itu Lalita tidur siang, bangun tidur nanti boleh main lagi. Lalita jangan kemana-mana ya sayang, di kamar aja sebentar, nenek mau ke dapur dulu bikin susu" (meninggalkan kamar menuju dapur)

setelah selesai membuat susu, nenek Fatimah masuk lagi ke kamar dan mendapati Lalita masih berkutat dengan mainannya di karpet namun matanya agak sayu

"nenek bawa susunya Lalita" ucap nenek Fatimah sambil menggoyang-goyangkan botol susu

"ta mau ucu"

"iya sayang, ini buat ta, tiduran di kasur yuk sayang" (sambil menggendong Lalita dan membawanya menuju kasur)

Setelah Lalita diletakkan di kasur, Bu Fatimah memberikan botol susu kepada Lalita dan Lalita langsung meminumnya dengan mata yang agak sedikit terpejam, nenek Fatimah menepuk-nepuk paha Lalita agar lebih nyaman dan tertidur, beberapa saat kemudian Lalita tertidur lelap bersama sang nenek tercinta. Waktu terus berjalan menuju senja, Lalita sudah mandi dan memakai gaun pink yang lucu, dia sedang bermain di karpet ruang keluarga bersama nenek Fatimah. Om Wira baru pulang kerja dan menyapa keponakan cantiknya

"Assalamualaikum Bu, Wira pulang" (Salim ke Bu Fatimah)

"Waalaikumsalam Wir, Alhamdulillah kamu sudah pulang, bersih diri dulu wir terus makan"

"Iya Bu, ih cantik banget ponakannya om Wira, MasyaAllah pakai gaun pink lucunya bikin gemes" (menyentuh gaun Lalita)

"ta antik" celoteh Lalita

"iya sayang, Lalita cantik anaknya papa Taufan sama mama Laila Sholehah ya nak" (mencium pipi Lalita)

"Wira mandi dulu Bu, habis itu mau gendong Lalita"

"iya kamu mandi, makan dulu, baru main sama Lalita"

"siap Bu" ucap Wira (pergi menuju kamar pribadinya)

Waktu berlalu begitu cepat, tumbuh kembang Lalita dilalui tanpa sosok mama dan papa, tidak terasa Lalita memasuki usia 4 tahun, sang papa pulang menjemput Lalita untuk dibawa ke rumah Oma Karsi opa Warno dan menetap di sana bersamanya karena papa Taufan tidak kembali lagi ke kota, menunggu sang istri yaitu mama Laila yang sebentar lagi pulang dari Luar Negeri. Lalita Belvania si gadis kecil lagi-lagi dipaksa beradaptasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!