Senja menyapa jiwa yang terluka, air mata mama Laila mengalir deras saat mendengar kabar Papa Taufan kecelakaan. Belahan jiwanya sedang tidak baik-baik saja. Papa Taufan ditolong oleh warga yang berada di sekitar tempat kejadian dan langsung dibawa kerumah sakit, salah satu warga mengecek ponsel papa Taufan mencari log panggilan dan menemukan panggilan dari kontak yang bernama Istriku ❤️ Lalitaku, dan itu adalah nomor mama Laila. Beliau langsung menuju resepsionis untuk meminta bantuan menghubungi mama Laila
"Halo selamat sore, dari rumah sakit harapan sehat, apa benar kami terhubung dengan istri dari Bapak Taufan Taufiqurrahman?" Tanya resepsionis
"Ah iya benar saya istrinya, ada apa dengan suami saya? (Sambil memegang dada yang bergetar)
"Mohon maaf sebelumnya Bu, Kami mengabarkan kalau suami ibu mengalami kecelakaan dan sekarang berada di IGD rumah sakit harapan sehat, ibu dimohon segera datang kesini bu"
" Ap apa dok Suami saya kecelakaan, Ya Allah Ya Allah Ya Allah (Terduduk lemas dan menangis), terus bagaimana kondisinya dok? suami saya bagaimana dok tolong jawab dok" (menangis tergugu)
"Ibu yang sabar ya, pasien sedang kami tangani di IGD, nanti kami jelaskan kondisinya kalau ibu sudah sampai" jawab resepsionis
"iya dok saya segera kesana, tolong upayakan yang terbaik untuk suami saya dok, tolong selamatkan dia" (masih menangis)
"atas izin Tuhan, kami upayakan yang terbaik semampu kami Bu"
"Terimakasih dok" ucap mama Laila
Mama Laila menuju kamar dan melihat Lalita sedang tertidur Lelap. Mama Laila lekas ganti baju dan mengambil Sling bag kemudian menggendong Lalita yang masih dalam balutan selimut menuju kerumah tetangga untuk dititipkan
"Assalamualaikum Bu Dewi" (Sambil mengetuk pintu)
"Waalaikumsalam nak (Membuka pintu), ada apa to nak kok kamu menangis gini? Ayo ayo masuk dulu (merangkul mama Laila)
"Terimakasih Bu, maaf sebelumnya kalau saya nanti ngerepotin Bu Dewi, saya mau nitip Lalita sebentar Bu, Mas Taufan kecelakaan dan saya harus segera ke Rumah sakit harapan sehat" (Sambil duduk diruang tamu dan masih menangis)
"Ya Allah nak, semoga tidak apa-apa suamimu, sini Lalita biar sama ibu dulu" (Hendak menggendong Lalita)
"Iya Bu, Terimakasih" (Menyerahkan Lalita ke Bu Dewi)
"sabar ya nak, Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuan. Semoga kamu diberi ketabahan dan suamimu diberi keselamatan" (sambil menimang Lalita)
" Iya Bu terimakasih, o iya Bu susunya Lalita ada di kulkas, nanti ASI yang dikantong dimasukkan ke botol terus direndam ke air hangat bu, camilan Lalita ada di meja makan, rumahnya tidak saya kunci Bu dan kuncinya nyantol di pintu dalam" ucap mama Laila
"Iya nak kamu hati hati dijalan"
"iya Bu habis ini saya naik taksi kerumah sakit, saya pamit Bu, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam nak"
Mama Laila pergi meninggalkan rumah Bu Dewi menuju jalan depan gang rumah menunggu taksi online dan setibanya dirumah sakit mama Laila bergegas menuju ke resepsionis
"Permisi sus, pasien kecelakaan atas nama Bapak Taufan Taufiqurrahman dimana sekarang? Saya istrinya"
"o beliau masih ada di IGD Bu, ibu lurus saja nanti belok kanan" ucap resepsionis
"iya terimakasih"
Mama Laila bergegas ke IGD dan bertemu dokter
"Dokter, bagaimana kondisi suami saya Bapak Taufan?" tanya mama Laila (sambil menangis)
"Kondisi pasien kritis Bu, kita memerlukan penanganan lebih lanjut di ruang ICU, kami menunggu persetujuan keluarga" Jawab
Dokter
"ya Allah, saya boleh lihat suami saya dok?"
"Silahkan Bu, mari saya antar"
Sesampainya di bilik ruang IGD mama Laila melihat Papa Taufan terbaring tak berdaya penuh dengan selang selang menempel ditubuhnya, mama Laila menangis memegang tangan Papa Taufan.
"Lakukan yang terbaik untuk suami saya dok"
"Baik Bu, kami lakukan semampu kami semoga Tuhan memberkati" ucap dokter
"Ibu tolong melengkapi administrasinya di resepsionis ya" ucap suster
"ah iya baik, terimakasih"
Setelah melengkapi administrasi, mama Laila memberi kabar kepada Papa Warno dan mama Karsi serta adik dari mama Laila supaya menyampaikan kepada ibunya mama Laila yaitu Ibu Fatimah tentang kabar ini. Papa Warno dan mama Karsi langsung berangkat menuju ke Rumah sakit setelah mendapat kabar anaknya kecelakaan begitupun dengan Ibu Fatimah juga bergegas berangkat kerumah sakit setelah mendapat kabar tersebut. Sesampainya di rumah sakit suasana tangis kesedihan menyelimuti mereka yang berada di depan ruang ICU.
"La" panggil mama Karsi
"mama, mas Taufan ma" (mama Laila menangis memeluk mama karsi)
"iya nak, iya. Mama sedih melihat Taufan begini, semoga Taufan diberi kesembuhan ya Allah" (menangis)
"Amin ma, mas Taufan pasti kuat dan bertahan untuk kita ma, Lalita juga sangat membutuhkan ayahnya" ucap mama Laila
"Lalita kamu titipkan siapa la? Tanya mama Karsi
"aku titipkan ke Bu Dewi tetangga samping rumah ma"
Mama Karsi dan mama Laila mengurai pelukan dan mama Karsi berjalan mendekati papa Warno di depan ruangan ICU dan memegang kaca ruangan
"Ya Allah kenapa seperti ini, Ya Allah anak kita pah anak kita" ucap mama Karsi (menangis sambil melihat papa Taufan dari balik kaca ruangan)
"Sabar ma, kita sama-sama do'akan keselamatan anak kita" ucap papa Warno (sambil memeluk mama Karsi)
Beberapa waktu kemudian ibu Fatimah datang bersama om Wira (Adik mama Laila)
Ibu Fatimah menyalami papa Warno, mama Karsi, dan memeluk mama Laila, mama Laila menceritakan kondisi suaminya ke ibu Fatimah
"sabar ya nduk" ucap ibu Fatimah sambil mengelus kepala mama Laila
"iya Bu, makasih udan tenangin Laila"
Mereka semua bermusyawarah dan sepakat untuk sementara waktu Lalita akan diasuh oleh ibu Fatimah. papa Warno, mama Karsi, dan Laila fokus untuk kesembuhan Taufan. Keesokan harinya mama Laila, ibu Fatimah dan om Wira pulang kerumah kontrakan mama Laila dan papa Taufan sedangkan papa Warno dan mama Karsi berjaga di rumah sakit. Sesampainya di rumah kontrakan mama Laila membuka pintu menggunakan kunci cadangan punya papa Taufan dan bergegas membersihkan diri hendak kerumah Bu Dewi menemui Lalita
" Assalamualaikum Bu"
"Waalaikumsalam nak, tuh mama Dateng" (menunjuk mama Laila sambil mencium pipi Lalita)
"Hai sayang, maafin mama ya ninggalin Lalita lama" (mengambil Lalita dari gendongan Bu Dewi kemudian mencium pipi Lalita yang gembul)
"Lalita rewel nggk Bu? Maaf ya Bu saya ngerepotin ibu"
"nggk repot Nak ibuk malah seneng, Lalita juga Alhamdulillah nggk rewel, kalo Pampers nya penuh aja sih risih dia"
"hehe iya Bu biasanya gitu, makasih udah dijagain"
"sama-sama nak, oh iya ini kunci rumahmu, kemarin setalah ambil susu sama makanan trus ibu kunci pintunya, sebentar ibu ambilin perlengkapannya Lalita"
Ibu Dewi bergegas masuk ke dalam rumah mengambil perlengkapan Lalita yang diletakkan dalam paper bag
"ini nak perlengkapannya"
"makasih ya Bu (menerima paper bag) saya pamit pulang dulu, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam nak"
Sesampainya dirumah Lalita disambut dengan riang oleh ibu Fatimah dan om Wira
"Cucu Nenek MasyaAllah cantiknya, sholehahnya nenek ini, kesayangannya nenek" (mencium pipi Lalita)
"Makasih nenekku" ucap mama Laila (mengarahkan tangan Lalita ke pipi nenek)
"Buk, Aku mau siapin makannya Lalita sama rebus air buat Lalita mandi buk"
"yaudah sini Lalita biar sama ibuk" (mengambil Lalita dari gendongan mama Laila namun Lalita tidak mau)
" ini nenek nak, kok nggk mau ya"
" Belum terbiasa buk, biar di karpet saja Bu sambil dijagain" (menurunkan Lalita ke karpet di ruang keluarga)
Beberapa waktu setelah Lalita makan dan mandi dia tertidur lelap dijaga om Wira. Mama Laila dan nenek Fatimah mengemasi barang-barang Lalita untuk nanti sore dibawa kerumah nenek Fatimah. Waktu bergulir begitu cepat dan sore hari mereka pamit kerumah Bu Dewi lalu setelahnya memulai perjalanan menggunakan taksi menuju ke rumah nenek Fatimah. Sesampainya di rumah nenek Fatimah Lalita masih terlelap dalam dekapan mama Laila kemudian Lalita diletakkan dikasur dan mama Laila menata barang-barang Lalita sambil menceritakan tentang kebiasaan Lalita kepada nenek Fatimah dan om Wira. Tibalah saatnya mama Laila harus meninggalkan Lalita, dan inilah awal terbitnya luka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments