Hati yang Terluka

Dean tampak tidak memperdulikan kehadiran orang-orang yang tengah menonton Claire.

Ketiga maid bahkan mengikuti langkah Dean, sedangkan satu maid lagi tengah menutup mulutnya karena melihat darah itu.

"Mereka benar-benar kejam," batin maid itu.

Sedangkan pria paruh baya yang ada di sudut ruangan, kini masuk kembali kedalam mansion, ia tidak sanggup untuk melihat keganasan pada Claire.

Di luar, Dean tengah menatap Claire dengan tajam. "Aku benar-benar sangat membencimu!, kenapa kau tidak mati saja?, jika saja saat itu kau tidak ada, pasti saat ini kami semua sudah sangat bahagia!" teriak Dean dengan keras.

Duarrr

Degup jantung Claire terpacu dengan cepat, kata-kata itu sebagai sebilah pisau yang tengah menghantam jantung Claire.

Seketika saja kedua bola mata Claire membulat dengan sempurna, ia begitu terkejut mendengarkan perkataan yang keluar dari mulut Dean, kini ia berusaha memutar lehernya hanya untuk melihat wajah Dean.

Ia bisa melihat amarah yang sangat besar di wajah ayahnya, dan hal itu membuat hati Claire seakan telah di tusuk oleh ribuan jarum.

Padahal Claire tengah merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya, dan sekarang, ia harus mendengar perkataan menyakitkan yang keluar dari mulut ayahnya sendiri.

Seluruh organ tubuh Claire seolah hidup, ia bisa merasakan bahwa organ-organnya seolah berteriak dengan keras, jantungnya bahkan terus berdetak sangat cepat.

Claire mulai tidak bisa mengontrol pernafasannya, perkataan yang di keluarkan Dean bagaikan sebuah bom yang sedang meledak.

Haah ...

Haah ...

Saat ini Claire begitu sulit bernafas, dadanya seakan naik turun, cairan bening terus menerus mengalir dengan deras dari matanya, membuat Claire tak henti-hentinya menangis.

Dalam tangisnya, otaknya terus berputar sehingga menimbulkan sebuah pertanyaan.

Bibir tipis itu seakan ingin mengajukan pertanyaan, apakah dirinya anak Dean?, tapi pertanyaan itu tidak bisa di keluarkan oleh Claire, suara nya tercekat di tenggorokan sehingga membuat Claire semakin tidak bisa bernafas.

Uhuk

Uhuk

Claire pun mencoba untuk mengurungkan niatnya untuk bertanya, ia pun terus berusaha memukul dadanya agar bisa bernafas dengan normal.

"Sakit!," batin Claire.

Sedangkan Dean, hanya menatap Claire dengan acuh tak acuh, ia bahkan tidak terlihat memiliki simpati pada anak tertuanya.

Begitu juga dengan ketiga maid yang tengah berdiri di belakang yang berjarak sedikit jauh dari Dean, mereka bahkan tersenyum mendengar perkataan yang keluar dari mulut Dean.

Sedangkan maid satunya, justru meneteskan air matanya, "Nona, setelah mendengar perkataan itu, apa kau masih mau bertahan di neraka ini?," batin maid itu dengan iba.

Sedangkan keempat pria yang ada di luar, justru terlihat semakin tidak perduli, mereka hanya menonton dan tak mengeluarkan ekspresi apapun.

Uhukk

Uhukk

"Apa salahku?, kenapa mereka sangat membenciku," batin Claire.

Claire terus bertanya dalam benaknya, tapi ia tidak pernah mendapat jawaban dari pertanyaannya itu.

Dean berdiri sambil menatap tajam ke arah Claire. "Cih!, cepat lah menghilang dari pandanganku!" ucap Dean sambil memutar tubuhnya.

Ketika Dean akan melangkahkan kakinya, tiba-tiba saja sebuah pertanyaan keluar dari bibir kecil Claire.

"Apa kau pernah mencintaiku, ayah?" tanya Claire dengan wajah tertunduk serta air mata yang terus mengalir.

Setelah pernafasannya mulai membaik, Claire berusaha mencoba mengajukan pertanyaan yang selama ini di pendamnya.

Seharusnya masih banyak pertanyaan yang ingin di ajukan oleh Claire, tapi ia sendiri tidak berani untuk mendengar jawaban menyakitkan yang akan di lontarkan Dean.

Jadi ia memilih mengajukan sebuah pertanyaan yang bisa mewakili dari seluruh pertanyaannya.

Dean yang mendengar itu mulai mengerutkan dahinya, ia pun langsung membalikkan tubuhnya dan menatap Claire.

"Jangan bermimpi!, sejak awal, kami tidak pernah menginginkanmu, kau merenggut semuanya, dan juga kau hanyalah sebuah kesalahan yang seharusnya tidak ada di dunia ini!" ucap Dean dengan keras sambil menatap Claire dengan tajam.

Duarrr

Jawaban yang di berikan Dean mampu membuat jantung Claire seolah ingin melompat keluar dari tubuhnya, lagi dan lagi harus mendengar jawaban pahit dari sang ayah.

Claire yang sudah sangat berharap mendapat kata-kata manis, kini mulai mendongakkan wajahnya sambil menatap wajah dengan tatapan kecewa.

Dean bahkan tidak memperdulikan tatapan Claire, ia justru memutar tubuhnya dan berjalan kembali ke dalam mansion.

Dengan kekecewaan yang mendalam, Claire terus menatap punggung Dean yang sedang berjalan menjauh.

"Hiks ... Hiks ... Hiks .... apa yang sudah aku renggut dari kalian?, jika aku adalah sebuah kesalahan, kenapa ibu membiarkanku melihat dunia yang kejam ini?, seharusnya saat itu ibu bisa membunuhku saja," ucap Claire dengan berderai air mata.

Claire tidak bisa berpikir apapun, ia terus bersimpuh di luar mansion sambil menangis.

Sejak awal air mata itu sudah bercampur dengan noda darah, kedua elemen itu juga sudah membasahi rambut merah bergelombang milik Claire, campuran keduanya juga telah mengenai kulit tangan Claire.

Aroma amis telah mengelilingi Claire, kini penampilan gadis itu sangatlah menyedihkan.

Di ujung tangga, Yovela melihat Dean tengah menghampirinya dengan wajah yang sangat masam.

"Bagaimana?, apa kau masih mau menerimanya lagi?." tanya Yovela dengan nada sedikit mengejek.

Dean pun berhenti dan menatap Yovela, ia merasa menyesal kerena telah mengabaikan perkataan istrinya, "Kau benar, seharusnya dari awal kita tidak melakukan hal itu," ucap Dean dengan menghela nafas kasar.

Yovela yang mendengar itu pun mulai mendengus kesal, dan ia hanya bisa menatap penyesalan Dean.

Harmonie tidak mendengarkan perkataan Yovela dan Dean, ia pun melangkahkan kakinya untuk menuruni anak tangga.

"Bagaimana dengan kakak, ibu? ayah?," tanya Harmonie sambil membuat wajah sedih.

Yovela dan Dean menatap keatas, keduanya bisa melihat raut wajah harmonie yang tengah khawatir.

Dean pun mulai mengembangkan senyumnya, "Biarkan saja kakakmu, kau tidak perlu menghawatirkan nya lagi," ucap Dean sambil memegang kedua pundak putrinya.

Wajah Harmonie tampak terlihat sangat merasa bersalah, ia berusaha menampilkan raut wajah iba dan penuh perhatian.

"Tapi, ayah ... dia tetaplah kakakku, seharusnya aku tidak mendorongnya," ucap Harmonie dengan pelan sambil menunduk.

Dean yang mendengar itu pun hanya bisa menghela nafas pelan, "Sudahlah, ayah sudah katakan untuk tidak memikirkan kakakmu lagi, jadi sebaiknya kau kembali ke kamarmu dan segeralah tidur," ucap Dean sambil mengelus kepala putrinya dengan lembut.

Yovela yang mendengar itu pun merasa sangat setuju dengan perkataan sang suami, "Benar apa yang di katakan ayahmu, sebaiknya kau lupakan dia dan pergilah tidur," timpal Yovela sambil tersenyum manis pada Harmonie.

Sedangkan Harmonie mulai menganggukkan kepalanya, ia tengah tersenyum smirk dan seketika saja senyum mengerikan itu menghilang, dan di gantikan dengan senyuman yang tengah di paksakan.

"Baiklah, aku akan kembali kamarku, selamat malam ibu, ayah," ucap Harmonie sambil menundukkan kembali wajahnya dan melangkahi anak tangga dengan perlahan.

Yovela dan Dean menatap punggung putri mereka, "Ini peringatan ku untuk yang terakhir kalinya, jangan pernah mengulangi kesalahan yang sama, jika yang jatuh tadi adalah Harmonie, aku tidak akan pernah memaafkan mu," ucap Yovela sambil melirik ke arah Dean lalu menuruni anak tangga dan berjalan meninggalkan Dean.

Dean yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas dengan pelan, ia pun memutar tubuhnya untuk pergi, tapi matanya mulai terfokus pada lantai.

Sontak saja hal itu membuat Dean terkejut, ia tidak menyangka bisa melihat banyaknya noda darah yang ada di lantai mansion nya.

"I-ini?, apa ini darah Claire?." ucapnya dengan mulut yang tengah menganga lebar.

Pasalnya, ia memang sudah melihat darah itu, tapi karena amarah yang menguasainya, Dean pun mengabaikan seluruh noda merah itu.

Dan, sekarang dirinya sudah tersadar sepenuhnya, ia bahkan yakin bahwa Claire pasti tengah kehabisan banyak darah.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Vian Celio

Vian Celio

sedih bnget ihhh....

2024-07-16

0

Spring Haw

Spring Haw

gak suka bapaknya woi

2024-07-16

0

eka siti N

eka siti N

anak sambungnya mungkin, atau anak pancingan , atau anak pungut entahlah

2024-07-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!