MISI DI MULAI

Akhirnya malam yang Lervia tunggu tunggu datang juga. Malam ini tiba waktunya acara peresmian perusahaan milik papanya Leo. Ia akan menjalankan rencananya bersama para krunya. Rencana harus berhasil sesuai apa yang ia inginkan karena ia telah menghabiskan semua tabungannya untuk membayar orang orang yang bekerja sama dengannya. Beruntung Lervia memiliki teman yang bekerja di hotel xx tersebut sehingga ia dan Lea berhasil masuk walaupun hanya sebagai pelayan saja di acara itu.

Tito, teman pria Lervia satu satunya yang akrab dengannya bekerja sebagai manager di hotel tersebut. Ia memiliki kuasa untuk mengatur jalannya acara yang di adakan oleh papanya Leo sehingga dengan mudah ia bisa membantu Lervia menjalankan rencananya. Namun semua ini ia lakukan bukan karena semata mata ingin membantu sesama, tentunya ada maksud lain, apalagi terhadap gadis yang selama ini menjadi pujaan hatinya, entah apa itu hanya dia sendiri yang tahu.

Dengan memakai seragam pelayan seperti pelayan lainnya, Lervia dan Lea nampak anggun dengan nampan di tangannya. Jangan lupakan masker penutup wajah mereka agar mereka tidak di kenali duo durjana saat mereka datang ke sana. Suasana ballroom hotel nampak sangat ramai di padati oleh ribuan tamu undangan. Dan berdasarkan informasi, acara akan segera di mulai. Sang pembawa acara sudah berdiri di depan podium dan mulai membuka acara peresmian perusahaan baru milik papanya Leo.

Acara ini hanya acara jamuan para tamu undangan saja, sedangkan acara potong pita akan di lakukan di perusahaan besok pagi. Acara pembukaan sudah selesai kini tiba acara penyambutan dari pemilik perusahaan AA Group dimana papanya Leo sebagai pembicara. Mendengar itu jantung Lervia berdetak sangat kencang, bahkan lima kali lipat dari biasanya. Keringat dingin mulai menetes di dahinya sebesar biji jagung, entah kenapa Lervia bisa seperti itu ia sendiri tidak tahu. Menyadari hal itu Lea menggenggam tangan Lervia seolah menyalurkan kekuatan dari sana.

" Tenang Vi, jangan gugup atau rencana ini tidak akan berhasil." Ucap Lea.

Lervia menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembuskannya lewat mulut berharap debaran jantungnya kembali normal.

" Mari kita sambut pemilik AA Group, Tuan Adrian Anggara." Terdengar suara dari Sang pembawa acara di depan sana.

Lampu menyorot ke arah pintu yang terhubung dengan lorong kamar yang di huni oleh papanya Leo. Semua mata tertuju ke sana menantikan seseorang yang telah lama mereka tunggu tunggu sebagai puncaknya acara. Tak lama pintu pun terbuka, nampak dua bodyguard berbadan kekar membungkukkan badan pada seorang pria yang mereka yakini sebagai Tuan Adrian.

Seorang pria berjalan dengan gagahnya menuju panggung sambil melempar senyuman yang terlihat begitu manis di mata para wanita. Lervia tertegun melihatnya, matanya melotot lebar sambil meneguk kasar salivanya. Jika ia tidak menggunakan masker saat ini semua orang bisa melihat mulutnya yang terbuka lebar. Ia begitu kagum melihat sosok pria matang yang menjadi sasarannya. Begitupun dengan sahabat di sampingnya. Ia benar benar terpesona dengan sosok pria yang saat ini sedang menjadi perhatian semua orang.

" Gila Vi, itu mah bukan aki aki namanya tapi sugar daddy." Ujar Lea tanpa mengalihkan pandangannya.

" Iya Le, gue nggak nyangka kalau bokap Leo setampan dan semuda ini. Gue pikir dia setua almarhum ayah gue karena mereka seumuran, ternyata benar benar menawan Le." Sahut Lervia memperlihatkan kekagumannya.

" Kalau gini mah gue juga mau Vi jadi istrinya. Biar gue aja yang gantiin lo Vi." Lea mulai berandai andai dalam pikirannya.

" Emang lo mau jadi ibu tiri Leo." Ujar Lervia.

" Idih sorry ya.. Gue mau jadi istri papanya Leo tapi gue nggak mau jadi ibu tirinya Leo." Memang dasar si Lea super somplak jadi pikirannya ya begitu. Mana bisa menikahi papanya tapi menolak menjadi ibu tiri anaknya, menang ada ada saja.

" Gak bisa gitu dodol." Lervia menoyor kepala Lea pelan agar sahabatnya ini sadar dengan kekonyolannya.

" Eh bener juga ya." Ujar Lea nyengir.

Di depan sana Adrian mulai memberikan sambutannya. Gerakan bibirnya terlihat sensual di mata Lervia membuat niatnya semakin menggebu untuk mendapatkan pria matang di depan sana.

Seorang duda empat puluh tahun yang memiliki tubuh tinggi, kulit putih, hidung mancung dan senyuman yang menawan membuat para wanita yang hadir meneriakkan namanya. Acara kali ini bukan lagi seperti acara peresmian tapi lebih mirip acara konser sebuah boy band ternama. Sering kali Adrian melempar senyuman kepada mereka membuat mereka semakin melayang, bahkan mereka tidak menyadari umur yang sudah tidak muda lagi.

Setelah memberikan sambutan, tiba pada acara jamuan makan malam. Adrian meminta seluruh tamu undangan untuk menikmati hidangan yang sudah di sediakan pihak hotel. Saat ini adalah saat yang tepat untuk Lervia memulai rencananya. Rencana busuk yang tidak pernah terpikirkan olehnya untuk melakukannya sebelumnya.

" Saatnya kita beraksi Le." Bisik Lervia di balas acungan jempol oleh Lea.

Lea membawa sebuah nampan berisi jus anggur menuju ke arah Adrian yang sedang berbincang dengan rekan bisnisnya. Meskipun tangannya gemetaran karena takut ketahuan tapi Lea tetap bersikap setenang mungkin layaknya seorang pelayan profesional.

" Maaf tuan Adrian, saya di minta oleh tuan Leo untuk memberikan minuman ini pada anda." Lea menyodorkan nampannya ke arah Adrian.

" Terima kasih." Tanpa banyak bicara Adrian mengambil gelasnya. Begitulah Adrian, ia tipe orang yang simple, pendiam dan tidak banyak bicara.

Lervia tersenyum melihatnya, beruntung Leo pernah cerita kalau papanya suka dengan jus anggur hingga memudahkan rencananya. Lea kembali berdiri di samping Lervia sambil terus mengawasi Adrian. Ia celingak celinguk takut Leo datang mengacaukan rencananya. Namun sedari tadi tidak kelihatan batang hidungnya, mungkin sedang asyik bercumbu dengan kekasihnya, pikir Lervia.

Lima belas menit kemudian, Adrian mulai nampak gelisah. Sering kali ia menyeka keringat di dahinya. Lervia yakin jika obat yang telah ia campurkan ke dalam jus Adrian mulai bereaksi. Merasa tidak enak badan, ia pamit kepada rekan kerjanya untuk kembali ke kamarnya. Melihat hal itu Lervia bersorak dalam hatinya.

Tanpa membuang waktu Lervia segera mengikuti Adrian dari jauh supaya tahu dimana kamarnya. Setelah Adrian masuk ke dalam kamar vvip nomer tiga, Lervia segera menelepon rekannya. Lervia tidak takut berdiri di depan kamar Adrian karena Tito telah mematikan CCTV yang berada di lorong kamar tersebut. Tak lama seorang wanita berpakaian seksi mendekat ke arahnya.

" Sekarang giliranmu, padamkan lampunya dan ingat! Jangan sampai tuan Adrian melihat wajahmu atau rencanaku akan gagal. Dan kau konsekuensinya kan? Kau harus mengembalikan uangku tiga kali lipat." Ucap Lervia pada wanita itu.

" Beres mbak." Sahut Wanita yang memiliki postur tubuh mirip dengan Lervia. Lervia pintar mencari umpan, ia menyewa wanita yang memiliki postur tubuh yang sama dengannya hingga tidak ada yang bisa membedakan mereka jika di lihat dari jauh.

Wanita itu berencana membuka pintunya, namun belum sempat pintu terbuka seorang penjaga mengagetkan mereka berdua.

" Sedang apa kalian di sini?"

Lervia memejamkan matanya sambil berpikir mencari jawaban yang tepat agar penjaga itu tidak curiga. Lervia berbalik badan menatap penjaga bertubuh gempal itu.

" Tuan Adrian meminta saya membersihkan kamarnya sebelum beliau kembali Pak." Sahut Lervia.

" Mudah mudahan bapak ini tidak tahu kalau tuan Adrian ada di dalam." Batin Lervia.

" Lalu dia?" Penjaga menunjuk wanita di sebelah Lervia.

" Ini teman saya Pak yang akan menggantikan saya di shift berikutnya, berhubung dia anak baru maka saya akan mengajarinya lebih dulu." Dusta Lervia.

" Baiklah, setelah selesai segera tinggalkan kamar ini." Tanpa rasa curiga penjaga itu pun berlalu dari sana membuat Lervia bisa bernafas lega.

" Buruan masuk! Ingat jangan sampai gagal! Setelah tugasmu selesai segera kabari aku, maka aku yang akan menyelesaikannya." Ujar Lervia di balas acungan jempol oleh wanita itu.

Setelah wanita itu masuk, Lervia bersembunyi di kamar yang telah Tito siapkan, yaitu di depan kamar Adrian. Ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang menatap langit langit kamar. Ia tersenyum senang membayangkan rencananya sebentar lagi berhasil.

" Semoga rencanaku berhasil, dengan begitu tidak sia sia aku menyewa wanita malam itu." Gumam Lervia.

Ya.. Lervia menggunakan jasa wanita malam sebagai umpannya. Ia akan membuat seolah olah dirinya lah yang di jamah oleh Adrian. Meskipun ia bertekad mendapatkan Adrian, tapi ia tidak sudi memberikan tubuhnya kepada orang yang belum tentu menjadi suaminya. Masalah jika suatu saat nanti kebohongan ini terungkap, akan ia pikirkan nanti. Yang jelas saat ini ia harus bisa mendapatkan Adrian.

Berhasil gak ya rencana Lervia? Tunggu jawabannya di bab berikutnya ya...

Miss U All...

TBC

Author kasih visual Adrian dan Lervia ya... semoga kalian suka..

Duren mapan nih....

Yang ini gadis cerdik ya... Kalau gak suka bayangin sendiri aja...

Terpopuler

Comments

Erchapram

Erchapram

Lervia harus berhasil. Disini ceritanya harus bener2 lain daripada yg lain. Strong womennya harus badas gak kaleng2

2024-01-20

3

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2024-01-20

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!