Tak menunggu lama dengan menyakinkan hati sembari mengucap bismillah Ryan menekan tombol play agar semua keluarganya dapat melihat video sang kakak.
"Assalamualaikum semuanya maaf jika Semua menyaksikan video ini Rehan sudah pergi sangat jauh.
Rania istrinya mas maafkan mas yang selalu merepotkan mu, mas belum bisa membahagiakanmu bidadarinya mas.
Mas merasa umurnya mas nggak akan lama lagi oleh karenannya mas ingin sekali menitipkan mu kepada keluarganya mas terutama pada adik kesayangan mas yaitu Ryan.
Bapak ibu Rehan mohon izin pada bapak dan ibu untuk menjalankan keinginan Rehan, Rehan ingin Ryan menggantikan dan mengambil peran Rehan ketika Rehan sudah tiada nanti tolong bapak dan ibu nikahkan Ryan dengan Rania.
Mas titip mbakmu ya Ryan sayangi dan jaga dia. kamu laki-laki mas yakin kamu mampu yan".
Ciiittt..
Video itupun berakhir dengan menampilkan wajah sendu Rehan di dalam sana, semua yang menyaksikan hanya diam membisu.
Setelahnya pak Rasid dan Bu Ana saling pandang entah apa yang ada dalam pikiran mereka hanya merekalah yang tahu.
"Eehmm bapak rasa kita harus menjalankan wasiat Almarhum nak bagaimana dengan mu nak" ucap Pak rasid menatap menantunya.
Rania hanya diam saja tanpa berani untuk menanggapi atau pun menatap bapak mertuanya itu, ia meremas samping dressnya entah perasaan apa yang ingin ia tampilkan saat ini yang jelas hatinya hancur dan hampa.
"Ryan akan menjalankan wasiat mas Rehan Pak Bu" Sahut Ryan tiba-tiba memecah keheningan di ruang keluarga itu.
"Ibu sih tidak masalah terserah pada mu saja Nak" jawab Bu Ana.
"Iya Bapak mendukung saja yang penting wasiat Rehan terlaksana, nggak baik juga mengabaikannya bukan begitu Bu" sahut pak Rasid sembari tersenyum diam-diam ke arah sang istrinya.
"Iya ibu setuju, kamu Rania bagaimana itu Rehan sendiri yang memintanya apakah kamu tidak mau menjalankannya kasihan loh Rehan nya Rania" Balas Bu Ana
"Ya sudah kalau begitu, Ryan sudah sampaikan semua pesan Almarhum Ryan akan menikahi Mbak Rania setelah masa iddah mbak Rania berakhir selama itu Mbak Rania akan di temani Rina, Bapak dan Ibu. Ryan permisi pulang dulu Pak Bu"
Ryan memutar tumitnya setelah menyampaikan pesan terakhir sang kakak meninggalkan keluarganya di rumah peninggalan Mas Rehan.
Sesaat Ryan pergi meninggalkan rumah dua lantai milik Rania dan Rehan tersebut. Rania memutuskan pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua rumah ini.
Sesampainya di dalam kamar ia mengunci pintu lalu tubuhnya ambruk kebawah tepat di belakang pintu ia menangis dengan suara lirih memangani lutut.
Pandangan menatap lurus ke depan tepatnya pada Figura foto pernikahan ia dan suaminya
"Mas kenapa ninggalin Rania mas, mas bohong dengan Rania katanya mas mau bawa Rania jalan- jalan ke korea tapi kenapa mas pergi jauh dari Rania" Tangisnya tak terbendung lagi.
"Mas jahat, kenapa mas titip aku sama Ryan mas kenapa nggak mas aja yang jaga aku kenapa mas" tangisnya semakin deras.
Entah berapa lama ia menangis hingga tak sadarkan diri, Rania terlelap karena tangisnya ia tertidur di lantai dengan berderai air mata yang menghiasi pipinya.
Saat suara Azan terdengar sayup-sayup di indra pendengarannya, Rania mengerjapkan matanya mengeliat dalam tidurnya ia merasakan dingin karena tertidur di lantai kamarnya.
"Aku tertidur di lantai" Rania bangkit dari tidurnya menuju ranjang ia duduk di tepi ranjang.
Mendengarkan suara Azan hatinya mulai merasakan tenang, ia merasa butuh ketenangan segera ia pergi ke kamar mandi mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat Zuhur.
Mungkin dengan berserah diri kepada Allah dan memasrahkan diri ia akan mendapatkan ketenangan hatinya. Ia mungkin bisa belajar ikhlas dan mampu mejalani hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Indah Dewi
1 🌹 + 1 iklan buat kakak author
2024-06-06
1
Indah Dewi
Nyicil dulu ya Thor baca nya nanti di lanjut lagi😊🙏
2024-06-06
1
Anita Jenius
3 like mendarat buatmu thor. semangat ya kak.
cicil baca sampai sini dulu kak.
2024-04-13
2