...Bab. 3...
...BANGUN KESIANGAN KARENA MIMPI SEMALAM...
Senja mulai menjelang menggantikan tugas sang surya yang telah seharian ini menerangi cakrawala. Entah mengapa langkah kakiku membawa diriku kembali ke tempat ini. Seakan tak ada lagi tempat yang bisa aku singgahi. Tempat yang seharusnya tak ingin ku datangi. Waktu berlalu dengan sangat cepat, tapi tidak di sini. Di sini waktu itu seperti berhenti. Aku merasa seperti kembali ke masa lalu. Hanya kala itu aku tidak sendiri. Ada dia yang menggenggam tanganku. Masih terdengar canda tawa. Masih ada kehangatan meski angin senja menerpa wajahku. Sekarang semua itu sudah tidak ada. Jejak yang bisa ku telusuri hanyalah sebuah kenangan.
Ruas-ruas jalan di tepian teluk yang kususuri ini masih menyajikan panorama yang sama. Jembatan ini juga tidak berubah. Bangku-bangku kayu di sepanjang jembatan pun tidak bergeser sedikitpun jaraknya. Yang berubah hanyalah aku yang berjalan sendiri.
Aku berdiri di tepi jembatan. Riak air di kejauhan nampak berkilauan terpantul cahaya dari atas jembatan. Aku keluarkan gelang macrame kulit dengan plat silver yang terukir nama seseorang. Aku ingin menghapus semua kenangan ini. Rasanya sudah terlalu lama terikat dengan mimpi masa lalu yang membuatku terus merindukannya. Membisikkan harapan semu bahwa dia akan kembali. Kenyataannya aku tidak pernah tahu apapun lagi tentangnya. Aku menghela nafas. Mungkinkah ini saatnya untuk menyerah?! Ya, mungkin aku bisa melupakannya bila aku tidak kembali ke tempat yang penuh kenangan ini.
Aku menatap langit yang mulai gelap. Langit membentang luas di depanku. Sedikitnya aku masih berharap dia bahagia, meskipun aku tidak tahu di mana dia berada sekarang.
...🌻🌻🌻...
Di dalam kuil, Keith dan Ariana sedang berdoa. Masing-masing memiliki harapan dan keinginan yang besar. Ariana diam-diam menatap ke arah Keith yang sedang berdoa dengan khusuk. Ia memiliki sebuah harapan yang hanya bisa ia sampaikan melalui doa di dalam hati.
...🌻🌻🌻...
Aku terperanjat melihat jam di nakas samping tempat tidur yang sudah menunjuk angka 7.15. Aku bangun dan mandi secepat kilat. Sekilas pamit pada mama sebelum ia sempat bertanya, lalu melesat secepat kilat meninggalkan rumah. Ini pasti karena kelelahan akibat kemarin pulang terlalu malam. Setidaknya aku tidak bermimpi hal yang akan membuat suasana hatiku menjadi muram.
Aku sudah sangat terlambat buka toko pagi ini. Keith pasti sudah menunggu di luar. Meski sudah sangat terburu-buru masih ada saja orang asing yang menghadang jalanku.
"Selamat pagi, Nona. Bisa minta waktunya sebentar?" sapa seorang pemuda yang coba menghalangi langkahku.
"Maaf, aku buru-buru," balasku sambil berjalan cepat. Tapi pemuda itu masih berusaha mengejarku sambil menjelaskan sesuatu dari brosur yang ia bawa.
"Hanya sebentar, ini kesempatan emas. Glotious Resort & Villas mengadakan event --"
"Maaf, tapi aku sudah terlambat!" Aku tidak peduli dan langsung menyela.
"Oke, kalau begitu terima brosur ini. Sempatkan membaca di waktu luang. Hanya 5 menit saja!" paksa pemuda itu sambil menyodorkan brosur. Aku mengambilnya dengan kasar dan segera berlalu. Pemuda itu tidak mengejar lagi. Ia berseru lantang. "HUBUNGI NOMOR YANG TERTERA DI BAWAH JIKA ANDA BERMINAT!"
Aku hanya mengacungkan tangan dengan brosur yang ku pegang tanpa menoleh.
Begitu aku tiba di toko, Keith memang sudah menunggu di sana. Aku segera membuka kunci pintunya.
"Maaf, kamu pasti menunggu lama?" tanyaku.
"Tidak. Aku kira hari ini akan libur," jawab Keith dengan gurauan.
"Aku bangun kesiangan," jelasku singkat.
"Kemarin kamu bangun kepagian, hari ini kesiangan. Apa besok akan kepagian lagi?" canda Keith sambil menyirami bunga.
"Mungkin tidak. Selama aku tidak memimpikan sesuatu yang membuat suasana hatiku tidak nyaman," ujarku sambil sibuk membenahi barang di atas meja. Brosur tadi pun ikut tertumpuk di antara buku-buku.
"Tidak nyaman? Apa itu seperti mimpi buruk?" tanya Keith sedikit lebih serius.
"Buruk bukan kata yang tepat menurutku. Namun akan lebih baik bila tidak bermimpi hal seperti itu lagi," harapku.
"Kadang mimpi adalah refleksi dari pikiran kita. Apa yang kita rasakan atau harapkan kadang semua itu muncul nyata dalam wujud mimpi. Memang mimpi hanyalah bunga tidur, namun tetap ada baiknya tidak usah terlalu dipikirkan," jelas Keith dengan gaya seorang filsuf.
"Ya, kamu benar juga," sahutku.
Terdengar gemerincing lonceng dari pintu yang dibuka. Pembeli pertama kami hari ini datang. Keith segera melayani dengan keramahannya seperti biasa. Sampai siang hari sudah ada tiga orang yang datang membeli bunga. Hari ini lebih baik dari sebelumnya.
Cuaca siang ini masih begitu panas seperti hari biasanya. Kupikir akan sepi tapi rupanya kami mendapat pesanan buket besar mawar merah dari seorang pria untuk hadiah ulang tahun istrinya. Keith mengerjakannya dengan amat telaten. Satu persatu tangkai bunga disatukan menjadi rangkaian yang indah. Aku memperhatikan bagaimana tangan terampil Keith mengerjakannya. Wajahnya yang biasanya ceria jadi lebih serius. Ia justru terlihat menawan. Keith jadi agak grogi begitu mendapati aku memperhatikannya.
"Ke- Kenapa menatapku seperti itu?" tanyanya gugup.
"Tidak apa-apa. Kalau kamu tidak suka aku tidak akan melihat," jawabku sambil mengambil majalah dan mengangkatnya hingga menutupi wajahku berpura-pura sedang membaca. Sebenarnya aku diam-diam menahan senyum karena ekspresi groginya tadi.
...🌻🌻🌻...
Hari berikutnya saat aku tiba di depan toko, Keith sudah menunggu seperti biasa.
"Tidak kesiangan lagi, Nona muda?" ejeknya sambil memeriksa jam tangannya.
"Untungnya aku datang tepat waktu," balasku sambil menjulurkan lidah. Keith tertawa.
Kesibukan pagi tetap berjalan seperti biasa. Kali ini aku harus mengecek stok bunga yang tinggal sedikit. Memeriksa tiap jenis bunga sambil mencatat ke dalam buku. Keith akan mengambil bunga yang mulai layu. Cukup banyak bunga yang mulai layu meski belum berubah kuning. Keith memotong tangkai bunga jadi pendek lalu merangkainya untuk bunga meja. Kemudian ia masukkan ke dalam vas yang berisi air. Bunga itu kini menjadi hiasan di atas mejaku.
Aku kembali dan mendapati rangkaian bunga yang cantik di atas meja.
"Sayang kalau dibuang. Ia hanya layu belum menguning, warnanya masih bagus," kata Keith.
Aku tersenyum. Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalaku. Begitu toko sepi aku membongkar semua isi di laci dan lemari kecil di bawah meja kerja. Sebelumnya aku tidak pernah melakukannya bahkan sepeninggal papa. Aku benar-benar tidak tahu apa saja yang ada di dalamnya selain laci penyimpanan alat tulis, aksesories kecil, daun plastik, tali pita, dan lain-lain.
Keith yang melihatku begitu sibuk bertanya. "Apa yang kamu cari?"
"Keajaiban," jawabku asal. Keith mengernyitkan dahi.
Aku menemukan kartu nama toko lama yang masih tercantum nama papa. Kertas-kertas nota lama, barang bekas yang usang dan tak terpakai, juga pot-pot kecil yang sangat berdebu. Keith pun tak bertanya. Ia membantuku membuang barang yang menurutku tidak berguna. Kubersihkan semuanya dari debu yang menutupi. Isi laci dan lemari kecil itu pun jauh lebih rapi dan bersih. Aku merasa kulitku pun kini pasti sangat berdebu. Beruntung juga sudah waktunya tutup toko. Aku sedang bersiap pulang dan begitu aku keluar Ariana datang.
"Oh maaf, apa sudah mau tutup?" tanya Ariana.
Aku baru mau menjawab namun Keith duluan berkata.
"Pelanggan terakhir, silahkan masuk!"
Ariana tersenyum pada Keith, mengangguk kecil dan berterima kasih padaku. Keith berbisik pelan padaku.
"Pulanglah lebih dulu, Nona! Wajahmu sudah penuh debu. Nanti aku akan mengantar kuncinya ke rumahmu!"
Aku menyengir, Keith tersenyum menggoda. Jadi ku biarkan Keith yang melayani gadis itu. Aku memilih pulang.
^^^bersambung...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
ℛᵉˣArleta shin𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
hilangkan kenangan masa lalu dengan berlahan .. percayalah semua pasti akan indah pada waktunya
2024-08-22
1
𝐀⃝🥀𝐌𝐀𝐗❤V
jalanin aja sapelan nya aja jgn asalan
karna buka kisah baru itu perlu tenaga jga hirup udara yg pas😌 utk qm edeline semangat ya buat kisah baru nya lgi😌
2024-08-22
1
❁🅢🅐🅛❁$aly
Keith grogi juga juga ya ditatap ama Edeline, mungkin sebenarnya Keith ada rasa ama Edeline 🤔
2024-08-22
1