Episode 03

Wildan yang telah lulus SMA berencana menghabiskan waktu libur yang dia miliki bersama kedua orang tuanya, dia punya waktu 4 bulan sebelum bersiap untuk mendaftar kuliah. Saat melihat seorang wanita asing yang mencicipi masakan menggunakan sendok tanpa wadah, dia merasa jengkel karna itu adalah makanan yang kemungkinan besar dimasak untuk keluarganya, karna ini adalah rumahnya.

Wildan tidak mengadu pada orang tuanya karna dia yakin, wanita itu pasti sudah cukup sadar setelah mendengar komentar kasar yang dia berikan.

***

Beberapa hari kemudian, saat Nyonya Triana tidak berada di rumah dan Tuan Benedict menghadiri sebuah pameran, Hanya Lina, Wildan dan Erin yang berada di rumah besar tersebut. Erin berada di dapur menyiapkan makan malam untuk Wildan.

"Hey, apa yang kau masak untukku?"Wildan bertanya lalu membuka kulkas dan meraih sebotol minuman.

Erin yang hanya fokus memasak tidak mendengar ucapan Wildan, dia bahkan tidak menyadari kehadiran Wildan. Karena merasa diabaikan, Wildan melangkah dan mendekat ke Erin yang sedang mengaduk sup. Setelah berada di samping Erin, Wildan memasukkan sebuah bumbu ke dalam panci. Erin yang melihat sebuah tangan yang menuangkan bumbu, seketika menengok ke kanan lalu membulatkan matanya.

"Apa yang kau lakukan? astaga! Itu merica!!"

Erin menghentikan tangan Wildan yang terus menuangkan merica ke dalam sup yang sedang dia aduk.

"Bukankah ini makanan yang kau buat untuk ku? Aku ingin meracik makananku sendiri" Wildan berkata dengan ekspresi datar.

Erin mematikan kompor lalu memindahkan sup tersebut. Setelah menarik nafas panjang, Erin kemudian tersenyum pada Pria muda yang berdiri di hadapannya. Dia tidak ingin mengulang hal yang sama, tidak boleh ada kalimat kasar yang keluar dari mulutnya kali ini. Erin tersenyum lalu berbicara dengan nada lembut.

"Meracik? saya adalah koki disini, semua makanan disiapkan oleh saya, anda tidak perlu khawatir, jika rasanya tidak sesuai selera anda, saya akan membuat resep baru"

"Bicaramu formal sekali, bukannya tadi kau menggunakan kata 'kau' padaku?"

"Maaf, itu karna saya kaget, anda tiba-tiba saja menuangkan bumbu yang tidak diperlukan ke dalam sup yang sudah selesai saya buat"

"Apa yang kau lakukan? Astaga itu merica!, kalimat itu yang tadi kau katakan, dengan nada yang sangat tidak bersahabat, sekarang cara bicaramu sangat sopan"

"Sekali lagi saya minta maaf Tuan Muda, saya tidak sengaja"dasar bocah menjengkelkan! Aku harus menahan diri, dia hanya bocah yang lebih muda dariku

"Kau pikir aku membutuhkan permintaan maafmu? hahahaha ini lucu sekali, kau seperti bukti nyata bahwa ada manusia yang bermuka dua, kau tahu penyakit bipolar? tingkahmu mirip seperti itu, dan juga mengapa kau memanggilku tuan muda? Panggil namaku saja, kau menyebut ibuku Nyonya Triana kan?"

"Ah itu..baik, saya akan memanggil nama anda mulai sekarang"aku tidak tahu namamu

"..."

"Jika anda tidak keberatan, silahkan menunggu di meja makan, saya akan menyiapkan makan malam secepatnya"sebaiknya aku pergi sekarang

"Hey, coba panggil aku"

"..maaf saya tidak mengerti maksud anda"Apasih? Untuk apa aku memanggilmu?

"Bagian mana yang tidak kau mengerti! Kubilang panggil namaku sekarang!!"

"Itu.."

Erin yang tidak tahu nama Wildan, hanya menunduk, dan menggigit bibirnya.

"Kau tidak tahu namaku kan?!"

Mendengar suara Wildan dengan nada yang agak tinggi, Lina melangkah ke arah dapur.

"Erin? Apa yang terjadi? Tuan Wildan, anda tidak boleh mengganggu koki yang sedang bekerja"Lina memahami situasi yang sedang terjadi, melihat Erin yang sedang menunduk tentu saja dia harus membela Erin.

"Lina..aku.."untungnya Lina datang, bocah ini terus saja mencari masalah denganku

"Dia tidak tahu namaku, bukankah itu tidak sopan? Aku anak dari tuan rumah, tapi bahkan koki rumah tidak tahu namaku"

"Tuan Wildan, jangan berlebihan, saya yakin Erin tahu nama anda, bukankah begitu Erin?"

"Iya tentunya saya tahu, saya minta maaf karna tidak memanggil anda Tuan Wildan sejak awal"apa sekarang kau puas? Mengapa hal kecil seperti ini pun kau buat rumit?

"Kau baru tahu namaku saat Lina memanggilku! Aku tahu hal itu, tapi aku akan membiarkan hal ini, kau benar-benar bermuka dua!"

Wildan meninggalkan Lina dan Erin lalu menuju kamarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!