Episode 05

Wildan marah karna dia tidak berhasil mencapai hal yang dia inginkan, dia benar-benar kesal karna Erin masih bersikap tenang bahkan setelah dia membuatnya menumpahkan jus.

"Sial!!..kapan dia akan marah?! Aku yakin ekspresinya saat marah akan menjadi tontonan yang lucu, apa aku harus mengubah caraku mengganggunya? Ah benar..dia berkata bahwa dia mengalah karna aku masih muda, haruskah ku tunjukkan bahwa dia tidak perlu mengalah agar ini menjadi lebih seru?"

Wildan memutuskan untuk mengganti cara dia mengganggu Erin.

"Selamat siang, hari ini kau akan memasak apa?"

Wildan berdiri di samping kulkas yang sedang dibuka Erin.

"Saya ingin memasak beef teriyaki"

Erin mengeluarkan daging 250 gram dari kulkas.

"Aku sudah memikirkannya, selama satu bulan lebih, aku terus mengganggumu bekerja, mulai hari ini, aku akan secara sukarela membantu menyiapkan makan siang"

"Saya sangat berterimakasih atas niat baik anda, tapi saya tidak butuh niat baik anda"

"Aku akan tetap membantumu meskipun kau tolak, jadi, apa yang bisa kubantu?"

Erin menatap Wildan dengan sinis, lalu mengerutkan keningnya. Dia benar-benar kesal saat ini.

"Saya akan mengadukan anda pada Nyonya Triana jika anda tidak berhenti sekarang"

"Kau sedang mengancam ku? adukan saja, kau pikir aku takut? Aku tidak melakukan hal yang salah..yaa setidaknya hingga saat ini"

"Apa sebenarnya tujuan anda? anda tidak akan mendapatkan apapun setelah membuat saya kesulitan, tolong berhenti bersikap kekanak-kanakan!"

"Tujuanku? Aku hanya ingin menikmati sisa liburanku yang berharga tanpa rasa bosan, dan.. kebetulan, melihatmu menyembunyikan sikap aslimu membuatku sangat ingin mengalahkanmu"

"Mengalahkanku? Apa anda ingin saya berhenti bekerja disini?"

"Tentu saja tidak"

"Lantas bagaimana saya bisa bertahan disini jika saya melawan sikap kekanak-kanakan yang anda lakukan! Jangankan membalas salah satu perbuatan anda, membalas satu ucapan anda dengan kasar bisa membuat saya dipecat! Jadi tolong hentikan ini sekarang!"

"Bukankah orang yang bisa memecatmu adalah ibuku? aku tidak akan mengadukan sikap kasarmu pada ibu, jadi mari kita buat peraturan"

"Peraturan?"

"Aku tidak akan membantumu memasak, jadi jangan meremehkanku karna usiaku lebih muda, kau bisa bersikap kasar padaku saat aku mengganggumu"

"Tidak, saya tidak bisa bersikap kasar seperti yang anda inginkan"

"Benarkah? tidak masalah, karna aku akan membuatmu menunjukkan sikap aslimu itu"

Wildan berjalan mendekati Erin lalu memojokkannya, menahannya di tembok menggunakan kedua lengannya.

"Tuan Wildan!! saya benar-benar akan melaporkan anda pada Nyonya Triana!"

Erin menatap kedua bola mata Wildan.

"Aku akan melepaskanmu jika kau memberikan pernyataan bahwa aku bukan pria muda yang bisa kau remehkan! Dan juga, berhenti menggunakan bahasa formal"

Erin mendorong Wildan dengan sekuat tenaga, namun hal itu malah membuat Wildan marah.

"Padahal permintaanku tidak banyak, tapi kau memilih untuk tetap bersikap seperti ini!"

Wildan mendekatkan wajahnya pada Erin yang sedang menunduk. Suara nafas Wildan semakin terdengar dan membuat Erin merinding. Erin memberanikan diri untuk menatap Wildan. dengan jarak wajah yang hanya beberapa centimeter, Erin akhirnya membuka suara.

"Baiklah, aku tidak akan meremehkanmu karna kau masih muda, dan aku akan berbicara informal mulai sekarang, kau puas?"

Wildan tersenyum mendengar hal itu, lalu dia mundur beberapa langkah.

"Mulai hari ini kau harus menunjukkan sikap aslimu itu padaku, game baru saja dimulai"

Wildan melangkah meninggalkan Erin yang mulai memasak.

"Game baru saja dimulai? Dasar bocah! Lakukan apapun yang kau inginkan, jika kau terus menggangguku, aku tidak punya pilihan selain berhenti bekerja disini, sisa 2 bulan, semoga aku bisa menghadapi bocah itu"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***