Erin yang sedang menikmati sandwichnya tersenyum karna dia melewati pagi hari tanpa ada masalah, kekhawatiran yang dia miliki karna sikap kasarnya kemarin sudah hilang. Pria yang kemarin bertemu dengannya di dapur hanya duduk dengan tenang saat dia menyiapkan sarapan pagi, hanya perbicangan santai dan nyaman yang terjadi saat anggota keluarga tersebut memulai sarapan.
"Benar..dia tidak mungkin bercerita pada orang tuanya bahwa aku bersikap kasar, itu hanya masalah sepele, lagipula dia pasti sudah melupakan kejadian kecil itu"
Setelah menghabiskan sandwich itu, Erin berjalan menuju kamarnya yang berada di bagian belakang rumah, ada halaman kecil dan tempat duduk di sana, karna pekerjaan yang dia lakukan hanyalah memasak, dia menghabiskan waktunya di halaman kecil tersebut untuk membaca buku.
Rumah besar itu memiliki halaman depan yang luas, terdapat taman bunga, bagian samping kiri memiliki kolam renang dan bagian kanannya adalah tempat Benedict melukis, sebuah ruangan besar yang terpisah dari rumah dan hanya berisi lukisan-lukisan serta peralatan lukis Benedict yang disebutnya sebagai Ruang Studio Lukis.
Selain Tuan rumah, yang beranggotakan 3 orang, rumah besar itu di rawat oleh Pelayan yang bernama Lina, Lina datang setiap hari untuk menyiapkan kebutuhan semua anggota keluarga, 2 pelayan lain datang 3 kali dalam seminggu untuk membersihkan seluruh bagian rumah dan mencuci pakaian, Tukang kebun yang bernama Doni juga datang 2 kali dalam seminggu. Satu-satunya Orang asing yang menghabiskan waktu bekerja di rumah itu tanpa pulang hanya Erin. Tidak heran jika rumah besar itu terasa sangat kosong setiap harinya.
Erin hanya memasak dan menyiapkan makanan untuk tuan rumah, dia tidak diwajibkan untuk membersihkan saat mereka selesai, karna Lina sebagai pelayan utama di rumah tersebut hampir melakukan segalanya, dia bahkan mencuci piring meskipun tugas tersebut bisa saja dilakukan oleh Erin sebagai penanggung jawab dapur.
Setelah membaca buku, Erin melirik ponselnya dan melihat jam yang menunjukkan pukul 11 siang, Erin memutuskan untuk ke dapur dan bersiap untuk memasak makan siang.
"hari ini aku akan masak udang, salmon dan makanan penutup yang lembut"
Setelah menyelesaikan semuanya dalam kurung waktu hampir 2 jam, Erin menyiapkan hasil masakannya, udang saus tiram, salmon teriyaki dan mango cheese cake kini tersusun indah di atas meja makan.
"Lina, karna semuanya sudah siap, saya akan kembali ke kamar"
"Baik Erin, aku akan mengurus sisanya, Nyonya Triana masih berada di Ruang Studio Lukis bersama Tuan Benedict, Tuan Muda juga bersama mereka"
Erin kembali ke kamarnya, dia berbaring dan meraih buku yang berada di nakas. Erin menghabiskan banyak waktu untuk membaca, dia tidak punya pacar, dan temannya hanya sedikit. Jadi, tidak ada hal istimewa yang dia tunggu di waktu istirahat, rutinitas hariannya hanyalah memasak dan membaca buku.
Erin menatap langit-langit kamarnya, lalu menyadari betapa membosankan kehidupan yang dia jalani saat ini.
"Mungkin aku harus mulai mencari pacar, sudah berapa lama aku seperti ini? Tapi hubungan terakhirku bahkan tidak berjalan dengan baik, sebaiknya aku fokus mengumpulkan uang saja lalu melanjutkan perjalananku, benar, aku harus bertahan dengan semua rasa bosan ini selama 1 tahun"
Erin tanpa sadar menutup matanya dan terlelap. Saat bangun di sore hari dia segera menuju dapur untuk menyiapkan makan malam, namun Lina menghentikannya karna Nyonya Triana akan menghadiri sebuah pesta bersama Tuan Benedict dan putranya. Setelah mengetahui hal tersebut, Erin akhirnya menuju halaman belakang dan bersantai di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments