Felisya syarif putri semata wayang keluarga syarif baru saja selesai mendaftarkan dirinya di universitas nomor satu dikota ini.
Ia melihat papa nya sudah berdiri disamping mobil nya menunggu putri nya.
"Gimana? sudah selesai?" tanya rendy ketika melihat putri nya sedang menghampiri nya.
"Sudah pa, ayo kita pulang!!" ujar felisya yang akrab dipanggil fay oleh keluarga nya.
Rendy segera melajukan mobil nya untuk mengantarkan anak nya pulang kerumah.
Rendy tersenyum tipis melihat raut wajah muram anak nya.
"Fay, sebenarnya papa ingin kamu berkuliah diluar negeri tapi mama kamu itu loh keras kepala banget." ujar rendy kesal melihat alya yang tak ingin putri nya jauh dari nya.
"Fay ngerti kok pa." jawab nya sambil tersenyum melihat wajah papa nya yang merubah menjadi kesal ketika mengingat istri nya.
"Pa, fay boleh nggak ikut lomba model ini?" ujar felisya sambil menunjukkan brosur lomba modeling yang ia dapat dari kampus nya.
"Papa sih oke- oke aja sayang, apapun keinginan fay pasti papa dukung." ujar rendy sambil mengusap rambut anak nya dengan sebelah tangan nya.
"Tapi?? mama bolehin nggak ya?" ujar fay sambil meletakkan kembali brosur tersebut kedalam tas nya.
"Nanti biar papa coba bilang ke mama ya! ayo kita pergi mendaftar dulu." ujar rendy sambil memutar setir nya menuju alamat tempat pendaftaran modeling tersebut.
"Terima kasih pa." fay tersenyum gembira dan mencium pipi papa nya serta memeluk lengan rendy.
Mereka tiba dirumah setelah waktu menjelang maghrib.
Alya menyambut kepulangan suami dan anak nya.
"Kenapa lama sekali pulang nya? apa kalian singgah lagi kekantor?" tanya alya sambil mencium tangan suami nya.
Felisya melirik melihat papa nya dan berjalan masuk kedalam rumah.
"Sebenar nya tadi urusan dikampus nya cepat selesai tapi tadi aku singgah ketempat pendaftaran modeling di salah satu agent dikota ini." jawab rendy santai sambil melepas kancing lengan kemeja nya.
"Apa?? model??" tanya alya meyakinkan pendengaran nya.
"Nggak,,nggak,,nggak!! fay nggak boleh ikut acara modeling atau semacam nya gitu lah. dia harus fokus ke kuliah nya dulu." ujar alya sambil berjalan menaiki anak tangga. ia ingin masuk kedalam kamar putri nya untuk melarang nya agar tidak mengikuti lomba tersebut.
Rendy segera menarik tangan alya agar tidak mengetuk pintu kamar anak nya.
"Alya, apa kau ingin fay bernasib sama sepertiku? yang selalu menuruti keinginan orangtua nya? mari kita belajar dari masa lalu alya." ujar rendy yang mulai merasa kesal melihat alya.
"Fay ingin kuliah diaustralia, kamu larang. dia mau ikut lomba modeling, kamu larang lagi. biarkan dia bebas memilih jalan hidup nya sendiri. tugas kita sebagai orangtua hanya memberi arahan tanpa menghakimi alya." ujar rendy.
"Apa kamu mau fay terjun kedalam pergaulan bebas, aku cuma tidak mau putri ku mengulang masa lalu ku rendy dan justru aku belajar dari masa lalu ku maka nya aku selalu mengikuti kemana pun putri ku pergi." ujar alya yang kembali mengingat kejadian saat rendy merenggut kesucian nya.
Rendy menelan saliva nya dan terdiam setelah mendengar ucapan istri nya.
"Ya, aku memang salah alya." jawab rendy sambil melepaskan genggaman tangan nya. Rendy berjalan masuk kekamar nya.
Fay mendengar suara kegaduhan orangtua nya dari balik pintu kabar nya.
Ia melemparkan tas nya keatas meja belajar nya.
"Mama selalu saja begitu, selalu membungkam omongan papa dengan masa lalu nya. apa salah nya sih melupakan masa lalu dan memperbaiki masa depan." ujar fay pada diri nya sendiri.
Alya mengetuk pintu kamar anak nya.
"Fay, buka pintu nya mama ingin bicara sama kamu." ujar alya memanggil anak nya.
Dengan wajah malas fay membuka pintu kamar nya.
"Bicara apa ma?" tanya anak nya sambil berjalan masuk dan duduk dipinggir ranjang nya.
"Fay harus dengerin ucapan mama, mama cuma ingin fay fokus kuliah saja tanpa ada beginian lah." ujar alya sambil mengambil brosur lomba modeling yang keluar dari dalam tas anak nya.
"Terserah mama deh." ujar fay sambil menenggelamkan wajah nya ke atas bantal.
"Cepat bersihkan badan mu dan segera turun untuk makan malam." ujar alya sambil menutup pintu kamar putri nya.
Alya masuk kedalam kamar nya dan melihat rendy sedang memakai pakaian rumah nya.
"Alya, sebaiknya biarkan sajalah fay ikut lomba itu. paling juga dia nggak akan menang tapi biarkan dia mengasah potensi nya. menurutku sih acara begituan bagus untuk meningkatkan kepercayaan diri nya." ujar rendy membujuk istri nya.
"Nggak" jawab alya singkat
"Aku minta maaf kalau perbuatan ku terhadapmu dulu membuat trauma hidup mu alya tapi aku melakukan nya karna aku benar-benar cinta." ujar rendy
"Lalu bagaimana kalau ada teman pria nya yang memperlakukan fay seperti itu atas nama cinta, apa kau rela rendy?" tanya alya
"Pasti kuhabisi dia." jawab rendy
"Terus kenapa kau tidak menghabisi diri mu sendiri saja rendy." ujar alya sambil berjalan keluar kamar nya
"Apa kau rela hidup menjanda?" balas rendy sambil tertawa dan memeluk alya dari belakang nya sambil berjalan.
Fay yang masih berada didalam kamar nya dengan ponsel yang melekat ditelinga nya masih asik berbicara kepada teman nya yang sama-sama sudah mendaftar di acara perlombaan model tersebut.
"Nay, seperti nya aku batal ikutan deh." ujar fay dengan nada sedih.
"Jangan dong fay, aku yakin kita pasti menang di acara perlombaan itu." ujar nayla yang merupakan sahabat fay.
"Mama aku nay ngelarang keras buat ikutan, kalau papa aku sih santai aja." balas fay
"Ya mama kamu jangan sampek tau lah kamu ikutan, entar kalau udah menang baru bilang." ujar nayla.
"Apa aku harus pura-pura bilang batal ke mama aja ya?" tanya fay
"Ya iyalah, nanti kamu bisa alasan nginap dirumahku kalau acara nya sampai larut malam" jawab nayla yang mencoba memberikan ide.
Felisya dan nayla tertawa setelah menemukan ide cemerlang dari nayla.
"Okay, kalau gitu sampai ketemu besok." ujar felisya dan menutup telpon nya.
Ia segera turun kelantai bawah untuk makan malam bersama papa dan mama nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Nurrita
oohh.. berarti nanti Rendy kecil jatuh cinta sama Fay ya ?
2020-07-23
0