Kesibukan pekerjaan mendekati akhir bulan semakin meningkat. Waktu terasa berjalan dengan cepat. Rimba sampai tidak ada kesempatan untuk mendekati Oka. Karena masih baru memegang perusahaan terbesar diseluruh negeri ini. Dan juga begitu banyak macam product yg dihasilkan. Untuk sementara Rimba benar-benar fokus bekerja dan belajar. Karena beda negara beda pula cara berproses. Walaupun untuk product yg sama. Jika di Jepang, hampir semua memakai mesin canggih. Sehingga tenaga kerja yg dipakai jumlahnya lumayan sedikit. Berbeda dengan di negeri ini. Proses produksi lebih banyak dikerjakan oleh tenaga kerja manusia. Hasil yg diperoleh memang lebih bagus yg dikerjakan langsung oleh tenaga kerja, daripada mesin. Itu terbukti, setiap tahun product yg dihasilkan selalu menjadi juara di ajang lomba yg diadakan di negeri matahari terbit tersebut.
Di akhir bulan, Oka mendapat pemberitahuan kalau Presdir mau melakukan factory tour bersama orang procurement. Dan yg akan dikunjungi adalah bagian raw material, warehouse bahan penunjang, warehouse carton box dan warehouse finish good. Tentu saja manager procurement menyerahkan tugas kepada Oka, sebagai orang paling berkompeten. Hal ini sangat menyebalkan bagi Oka. Bagaimana tidak, tanggal 1 semua sibuk menyelesaikan monthly report, mengapa harus ada factory tour. Sehingga Oka harus benar-benar sudah menyelesaikan pekerjaannya di penghujung bulan. Agar ketika tugas dadakan dilakukan, Oka sudah tidak ada beban lagi. Tinggal cross check saja laporan yg dikirim oleh beberapa divisi ditanggal 1 esok.
Akhirnya Oka benar-benar menyelesaikan semua tanggungjawabnya pas diakhir bulan. Keesokan harinya, sengaja berangkat lebih pagi. Sampai di meja kerjanya masih jam 6: 30, segera Oka menyiapkan file yg akan dia buat untuk laporan setelah mengadakan factory tour. Jadi kalau Rimba meminta laporan tidak harus menunggu lama. Agar tidak dimanfaatkan bos yg menurut orang-orang sangat galak. Walau buat Oka sendiri Rimba tidaklah seperti itu. Hanya kalau pekerjaannya tidak benar, bisa dipastikan akan mendapat kemarahan darinya.
Mendekati jam 8, semua mulai berdatangan menuju meja masing-masing. Begitu juga dengan Presdir muda nan tampan itu. Oka melihat sekilas sewaktu Rimba melewati samping mejanya, sangat tampan dan menawan, batin Oka. Dengan tetap fokus pada apa yg sedang dikerjakan, Oka bersikap seolah tidak perduli dengan Rimba yg sudah menempati mejanya.
Sesuai jadwal di awal, jam 8:45 Oka bersiap untuk mendampingi pak bos berkeliling ke 4 divisi. Jam 9 tepat Oka menuju lobi perusahaan dengan uniform khusus. Ternyata hanya Oka dan Rimba saja yg akan melakukan factory tour. Sungguh Oka dibuat terkejut dengan kenyataan. Akhirnya mereka memulai dengan menuju raw material. Di sana hanya sekitar 10 menit, mungkin karena kondisi yg kurang nyaman. Rimba kemudian mengajak Oka ke divisi berikutnya. Warehouse bahan penunjang. Kondisi warehouse sangat rapi dan bersih. Sepertinya Rimba betah berada di warehouse ini. Apalagi ruang kantor adminnya sangat tertata rapi. Papan besar berisi informasi stock dan kebutuhan produksi hari ini. Oka hanya mengikuti saja, karena terlihat Rimba sudah sangat antusias. Setelah puas dengan kondisi warehouse bahan penunjang, Rimba mengajak Oka melihat carton box. Karena waktu sudah mendekati jam istirahat. Disitu Rimba juga sepertinya sambil lalu, tidak serius seperti di tempat sebelumnya. Hanya kunjungan sesaat, kemudian Rimba mengajak Oka kembali. Sepertinya Oka sudah lelah dan juga lapar, pikir Rimba saat melihat Oka yg hanya diam dan mencatat saja apa yg ditanyakan Rimba pada karyawan yg bertanggungjawab terhadap stock tsb.
"Ai, langsung ke ruangan ku lantai 3 ya. " perintah Rimba.
"Apa pak? " Oka sedikit kaget dan takut salah dengar barusan. Sepertinya Rimba memanggilnya 'Ai'. Gila nih pak presdir. Jabatannya segitu panggil karyawan 'Ai'. Oka hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Nanti langsung ke ruanganku di lantai 3. Bukankah masih ada 1 warehouse yg belum kita kunjungi. " kata Rimba.
"Baik Pak. " jawab Oka.
Setelah tiba kembali di kantor, Rimba langsung naik tangga menuju lantai 3. Sementara Oka menuju mejanya, untuk mengambil laptopnya. Kemudian bergegas menuju lantai 3 juga. Karena masih ada waktu 30 menit sebelum jam istirahat tiba. Tiba di ruangan presdir, diketuknya pintu yg tertutup itu.
tok... tok... tok...
"Masuk." kata suara dari dalam. Perlahan Oka membuka pintunya, masuk dan duduk di sofa. Kemudian diletakkannya laptop di meja dan beberapa lembar kertas hasil kunjungan ke 3 divisi tadi. Tiba-tiba pintu di ketuk. Setelah Rimba menyuruh masuk, ternyata muncul seorang OB yg membawa nampan berisi 2 nasi kotak yg diletakkan di meja depan Oka.
"Kamu bisa membersihkan diri di kamar mandi itu. Setelah itu temani aku makan. Tidak menerima penolakan." ucap Rimba. Dan Oka dengan pasrah akhirnya menuju kamar mandi didalam ruangan itu. Saat keluar dari kamar mandi, dilihatnya Rimba membuat 2 cangkir kopi hitam.
"Aku buatkan kopi hitam biar kamu enggak lesu dan ngantuk. " Oka hanya diam saja, menuju meja makan. Tok apapun yg dia katakan tidak akan berarti kalau Rimba sudah berkehendak. Dilihatnya di meja sudah ada 2 nasi kotak, 2 botol air mineral dan terakhir datang 2 cangkir kopi hitam. Kemudian mereka makan dalam diam. Ternyata nasi kotak itu berisi nasi padang. Kesukaan mereka, rendang. Kebetulan selera mereka sama. Dan itu diketahui Oka saat menjadi pendamping Rimba sewaktu training di Shizuoka tepatnya di Yaizu. Selesai makan, Oka membaca rangkuman hasil kunjungan ke beberapa divisi pagi ini. Setelah dirasa perutnya sudah nyaman, Oka ijin untuk ke musholla di lantai 1. Tapi tidak diperbolehkan oleh Rimba. Oka disuruh sholat di ruang pribadi presdir. Di Sana memang ada sebuah kamar yg lumayan luas dan Oka menurut saja apapun maunya pak presdir. Yang mengejutkan, sudah tersedia mukena juga. Sungguh pak presdir yg aneh menurut Oka. Seperti kurang kerjaan.
Setelah mereka selesai sholat dhuhur, Rimba mengajak Oka menuju warehouse finish good.
"Ayo kita ke finish good. Tinggalkan laptop kamu di sini. Nanti setelah kembali, bisa langsung kamu buat laporan kegiatan hari ini. "
"Iya Pak. " jawab Oka.
"Ai, mengapa masih panggil pak. Memangnya aku bapakmu? " gerutu sang bos.
"Apa? Bapak panggil saya apa barusan? " terbelalak mata Oka memdengar kata 'Ai'.
"Aku panggil Ai, kenapa? Masalah ya? Atau mau di panggil Tsuma? " senyum tertahan muncul di bibir Rimba. "Berarti aku harus halalkan kamu dulu. Mau dipanggil tsuma mulai kapan Ai? " kata-kata Rimba sangat ambigu di telinga Oka.
"Baiklah tuan, mari kita ke warehouse finish good. " kata Oka sambil melangkah meninggalkan Rimba di belakang. Rimba hanya bisa tersenyum saja. 'Awas saja, lihat kalau aku sudah beraksi' batin Rimba. Kemudian mengikuti Oka menuju warehouse finish good.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments