Bab 2.

Liburan musim panas seminggu dinikmati Rimba di Indonesia.

Waktunya dipakai untuk menemani sang mama kemanapun ingin pergi. Atau kalau ingin menghabiskan waktu di rumah saja, Rimba tetap menemani mama, menebus waktu beberapa tahun berpisah.

Sampai tiba hari masuk kerja, waktu subuh mama sudah menggedor pintu kamar.

Brak... brak... brak...

Pintu kamar Rimba bergetar saat sang mama membangunkan anak bungsunya. Bergegas Rimba membuka pintu, karena kaget.

"Mama, ada apa sih? Nanti pintunya jebol kalau mama gedor-gedor seperti ini. " gumam Rimba.

"Mama kuatir kamu lama di luar negeri jadi gak terbiasa bangun pagi. " kata mama sambil tersenyum.

"Mana ada yg seperti itu. Rimba sudah terbiasa bangun sebelum subuh. Malah kalau di Jepang pas musim panas, waktu sholat subuh jam 3." jawab Rimba sambil membuka lebar pintu kamarnya. Memberi jalan agar sang mama bisa masuk dan melihat kamarnya yg sudah rapi.

"Wah, putra manja mama sudah berubah menjadi anak yg rajin dan mandiri. " dan benar saja, sang mama terpukau dengan kamar putranya yg sudah rapi dan bersih, tidak ada barang berserakan. Pakaian kotor sudah masuk dalam keranjangnya. Dipeluknya putra tersayang dengan haru.

"Ya sudah, sana ke masjid bareng papa. Tadi mama bangunin kamu, papa masih di kamar mandi. "

"Iya, ma. Bentar lagi berangkat. "

"Mau sarapan apa? Bukankah hari ini kamu pertama kali masuk kerja dengan jabatan baru? " tanya mama.

"Iya, nanti berangkat lebih pagi. Biar bisa melihat-lihat seluruh area perusahaan. "

"Ya sudah, mama balik ke kamar dulu. "

"Iya, ma... terima kasih. "

Setelah pulang dari masjid, Rimba berolahraga lari sekitar 1 jam disekitaran komplek perumahannya. Tiba di rumah kemudian bersiap-siap untuk sarapan dan kerja. Hari ini sebenarnya hanya acara perkenalan di jam makan siang. Tapi Rimba ingin hari ini juga melakukan factory tour. Sekalian ingin mengenal bagaimana kondisi perusahaan yg kabarnya paling besar di negeri ini.

Jam 9 pagi, Rimba tiba di perusahaan. Semua kaget dengan kedatangannya yg lebih awal dari jadwal yg seharusnya, jam 12 pas waktu makan siang. Tanpa perduli dengan karyawan kantor yg heboh, Rimba lebih memilih diantar ke ruangannya. Ternyata ruang kerja Rimba ada di lantai 3. Satu lantai khusus untuk Presdir dan asisten. Sementara lantai 2, juga khusus untuk bagian keuangan dan 5 ruang istirahat staf training dari Jepang. Jangan dikira hanya karyawan Indonesia yg mengikuti training kerja. Para karyawan di Jepang pun, yg akan mendapatkan promosi kenaikan jabatan juga dikirim ke cabang terbesar yaitu di Indonesia.

Sementara lantai 1 kantor yg menjadi pusat kegiatan, di sana juga ada meja kerja Presdir. Deretan sebelah kiri, dekat jendela kaca di sana berderet meja pejabat tinggi perusahaan dan Presdir. Deretan depannya secara berkelompok meja saling berhadapan ada beberapa bagian diantaranya procurement, marketing, HRD dan IT. Semua meja tanpa sekat, jadi bisa dilihat hanya dengan duduk di meja Presdir, bagaimana semua karyawan bekerja.

Rimba sangat suka suasana kerja yg seperti ini. Setelah melihat 3 lantai kantor, Rimba mengajak asisten nya untuk melihat bagian luar produksi. Karena malas berganti baju khusus untuk masuk ruang produksi, akhirnya Rimba memilih keliling di bagian luar saja. Hampir 2 jam Rimba melakukan factory tour. Setelah semua bagian dikunjungi, Rimba kembali ke kantor lantai 3 untuk beristirahat dan mendinginkan tubuhnya yg berkeringat. Masih ada waktu kurang dari 1 jam untuk makan siang. Waktu yg ada di pakai untuk melihat-lihat data karyawan dari PC yg ada di mejanya. Dari situ Rimba bisa mengakses semua bagian tak terkecuali juga data HRD. Utamanya Oka yg menjadi tujuan utama sebenarnya. Begitu besar rasa bersalah Rimba atas apa yg terjadi waktu itu.

Setelah melihat dimana posisi Oka sekarang, Rimba merasa lega. Ass manager procurement, sebuah prestasi yg sangat baik, mengingat Oka awalnya hanya karyawan bagian produksi.

' Wanita tangguh, calon masa depan. Akan aku kejar sampai hatimu luluh' bathin Rimba.

Waktu untuk makan siang tiba. Acara penyambutan kedatangan presdir baru dan penyerahan jabatan dari presdir lama, sekaligus sayonara party untuk pejabat lama. Acara diadakan di ruang meeting besar yg bisa menampung 250 orang. Letaknya dilantai 2, ada 2 ruang meeting. Yg satunya hanya bisa menampung sekitar 40 orang, biasa disebut ruang meeting kecil.

Dimulai dengan sambutan dan kata perpisahan dari presdir lama. Kemudian berlanjut dengan serah terima jabatan, diteruskan dengan ucapan selamat datang. Setelah itu sambutan dari pejabat baru. Dan baru diteruskan dengan makan siang bersama. Hanya ada meja panjang berderet sepanjang sisi kiri kanan yg menghidangkan aneka menu khas Indonesia, tidak ada tempat duduk. Acara seperti itu dibuat agar yg hadir bisa saling berinteraksi satu dengan yg lain. Karena walaupun bekerja di perusahaan yg sama, mereka belum tentu bisa saling ngobrol kecuali ada acara seperti ini. Jika komunikasi lewat telepon bisa setiap hari, terkadang dalam sehari bisa sampai beberapa kali. Tapi untuk bertemu akan sulit, karena jam kerja dan istirahat berbeda. Kecuali mereka yg memang bersahabat, biasanya akan menyisihkan waktu untuk bersama. Atau jika ada factory tour, bisa menjadi waktu berharga untuk menyampaikan masalah yg timbul di dalam proses produksi.

Hari ini untuk pertama kalinya Rimba bertemu kembali dengan Oka setelah berpisah waktu masa training waktu itu. Baru 2 tahun tidak bertemu ternyata sudah banyak memberi perubahan pada diri Oka. Oka terlihat begitu cantik dan matang dalam usianya menjelang 30 tahun. Ditambah kesan acuh dan tak perduli yg sangat dominan. Walaupun begitu, Oka sangat baik dan perduli kepada orang yg dikenal.

Rimba tidak ingin membuat kekacauan di hari pertamanya, jadi hanya bisa melihat dari jarak yg agak jauh agar dia tidak sampai bertatap muka dengan Oka.

Bisa dilihat oleh Rimba betapa santainya Oka saat makan, semua menu yg menarik dia coba dalam porsi sedikit. Seperti team juri penilai lomba masak dengan gaya khasnya makan dengan tanpa perduli sekitar. Walau pernah bersama hanya dalam waktu 2 minggu, tapi sangat berkesan. Kebersamaan sepanjang waktu, karena Oka yg diberi tugas mendampinginya saat itu.

Sementara Oka masih dengan kebiasaannya yg cuek dan tidak perduli dengan presdir baru. Hanya melihat sekilas saat presdir baru itu berbicara menyampaikan kata sambutan. Tapi Oka tidak memperhatikan dengan jelas. Seperti kesehariannya selama ini, Oka hampir tidak pernah menyapa dan menghampiri orang-orang yg memiliki jabatan diatasnya. Dia selalu merasa lucu dan aneh kalau melihat teman-temannya kelihatan mendekati jajaran manager. Kesannya cari muka banget, memalukan bagi Oka.

Sebenarnya acara makan siang ini, Oka tidak ingin hadir. Tapi karena sekarang sudah menjadi staf penting membuat dia tidak bisa menghindar. Oka sebenarnya tau kalau Rimba adalah presdir yg baru. Dia berusaha untuk tetap tenang dan berharap Rimba benar-benar sudah melupakannya. Sejujurnya walaupun ingin melupakan tapi Oka selalu gagal. Ada getaran di hati setiap kali Oka mengingat Rimba. Ada perasaan lega karena Rimba tidak menghampirinya, namun disisi lain hatinya ada rasa sedih yg tidak bisa dijabarkan. Acara makan siang pun berakhir dengan lancar dan aman. Oka merasa lega untuk hari ini. Dia berharap Rimba memang sudah tidak ingat terhadap dirinya.

Sementara Rimba juga merasa bahagia, orang yg selama ini dia khawatirkan ternyata baik-baik saja. Bahkan terlihat jauh lebih baik daripada saat awal mereka bertemu 2 tahun lalu.

Hari berganti, yg pasti hari ini adalah hari pertama Rimba bekerja kembali. Masih pagi, Rimba sudah tidak sabar ingin segera berangkat kerja. Jarum jam masih diangka 5:30 tapi sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Untuk mengisi waktu luangnya, dilihatnya email masuk dan beberapa pesan. Jam 6:00 segera Rimba menuju meja makan untuk sarapan. Tentu saja mamanya kaget, masih sepagi ini anak kesayangan sudah siap di meja makan.

"Mau sarapan apa, nak? Mama belum selesai masaknya. "

"Kopi sama roti saja, ma. " jawab Rimba.

"Apa memang harus sepagi ini jam kerjanya? " tanya mama heran.

"Ya enggak juga sih, ma. Rimba lagi semangat saja. " sambil nyengir Rimba menjawab pertanyaan mamanya.

"Apa ada sesuatu yg membuat putra tampan mama begitu semangat? "

"Hehehe... mama bisa aja. "

Akhirnya kopi dan roti isi selai kacang coklat dihidangkan sang mama dihadapan Rimba.

"Kopi racikan mama selalu terbaik. "

"Pagi-pagi kamu sudah muji mama, tumben. Kemarin-kemarin gak ada komentar kopi. Anak mama beneran lagi seneng ya?"

"Ma, doakan Rimba berhasil dalam misi ini ya. " pinta Rimba yg pasti langsung di Aamiin kan sang mama.

"Iya, mama selalu berdoa semoga putra kesayangan mama ini segera membawa pulang mantu buat mama. " doa mama yg di Aamiin kan Rimba. Berakhir dengan pelukan hangat mama.

"Ada apa ini, masih pagi sudah berpelukan? Dan kamu Rimba, rajin banget kerja ikut orang? Kenapa gak pegang perusahaan sendiri saja? " tanya papanya beruntun.

"Papa bisa aja. " Rimba nyengir mendengar papanya bicara.

Setelah selesai sarapan, Rimba bergegas berangkat kerja. Sampai di perusahaan masih jam 7 pagi. Karena ingin melihat suasana pagi, Rimba pagi ini tidak langsung ke ruangannya di lantai 3. Dengan langkah pasti, Rimba menuju meja kerjanya di lantai 1. Sepertinya akan menyenangkan, walau yg sebenarnya Rimba ingin melihat Oka pagi ini. Saat mendekati pukul 8 pagi, kesibukan mulai terlihat. Sat persatu mulai berdatangan menuju meja masing-masing. Sepertinya mereka tidak menduga kalau Rimba datang paling awal.

Sudah menjadi tradisi bahwa yg datang belakangan wajib mengucapkan salam. Seperti mendengarkan nyanyian merdu, silih berganti salam itu terucap.

"Selamat pagi. "

"Ohayou gozaimasu. "

Setelah jam 7:50 semua sudah menempati meja masing-masing. Ternyata tempat Oka agak jauh dari meja Rimba. Karena didepan Rimba adalah divisi marketing. Baru di seberangnya lagi bagian procurement. Di Sana Oka duduk bersebelahan dengan meja Managernya. Bersyukurnya Rimba karena duduknya Oka menghadap ke arahnya. Dan Rimba benar-benar ingin berbicara dengan Oka. Akhirnya, setelah 1 jam di lantai 1 melihat kesibukan pagi pertamanya, Rimba bergegas menuju lantai 3 ruangannya. Banyak hal yg ingin dipelajari, karena perusahaan ini sangat bagus product dan pendapatannya dibandingkan cabang lain. Produksi rata-rata 150 kwintal per hari. Bisa eksport ke beberapa negara Asia, Eropa, Amerika dan Australia. Diraihnya telepon di mejanya.

"Halo, tolong laporan 3 bulan terakhir bawa ke meja saya. " perintah Rimba.

"Halo, iya Pak. Baik, akan segera saya bawa kesana. " jawab Oka.

Deg... perasaan Oka tak menentu, karena barusan suara yg sudah lama tidak dia dengar. Ada perasaan takut tapi juga rindu. Ya, Oka akhirnya menyadari dia merindukan orang yg 2 tahun terakhir ini selalu memenuhi pikirannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!