"dasar orang gila!" gerutu Nabila saat memasuki ruangannya.
"siapa yang orang gila Bil?" tanya Sarah yang mendengar gerutuan Ara.
"eh.. itu tadi di depan.. ada orang gila ngatain aku cewe bodoh! seandainya tadi di depan ga banyak orang, udah abis tuh cowo aku gampar!" ujar Nabila kesal.
"jadi orang gilanya cowo?? cakep ga?" tanya Nina ikut nimbrung.
"mau cakep atau enggak, kalau dia nyebelin, udah ga selera ngeliatnya!" sahut Nabila yang masih kesal.
"ish.. jangan gitu! ntar kualat lhoh!" seru Sarah.
"kualat apaan sih!" ujar Nabila tak suka.
"kualat ngatain ga selera eh ga taunya malah jatuh cinta!" balas Sarah sambil terkekeh.
"astagfirullah amit amit jabang bayi!" sahut Nabila sambil mengetuk meja 3 kali.
"eh serius nanya, dia ganteng ga Bil? satu angkatan sama kita?" tanya Nina serius.
"ah lupa aku sama tampangnya! ga penting juga di ingat!" sahut Nabila yang masih kesal.
"ish ga seru!" sungut Nina cemberut.
🔔🔔🔔🔔🔔🔔🔔
"Bila sayang...." panggil Dika dengan lembut.
"ish.. tumben manggil manggil gitu, pasti ada maunya nih Papa!" sahut Nabila sambil melirik malas ke arah Dika.
"haha.. kamu tahu aja!" jawab Dika ketahuan.
"ya biasanya kaya gitu kan Pah!! gampang di tebak nih Papa!" sahut Nabila.
"hihi.. ya deh...Papa emang ga bisa berpura pura sama anak Papa yang satu ini! pintar baca ekspresi wajah orang!" ujar Dika.
"teruuusss??? sebenarnya Papa mau apa?? mau bahas masalah perjodohan lagi??" tanya Nabila menebak nebak.
"haha.. wah beneran ya anak Papa udah kaya dukun aja! pintar menebak!" sahut Dika sambil tertawa.
ish apaan sih nih Papah garing banget ketawanya, padahal kan ga ada yang lucu.
"apalagi cobak yang mau Papah omongin selain perjodohan? akhir akhir ini tuh Papah sering banget ngebahas masalah itu, Nabila sampai hafal!" sungut Nabila.
"sini nak.. duduk dekat Papah!" ujar Dika sambil menggerakkan tangannya agar Nabila mendekat padanya.
Nabila yang memang selalu manja pada Dika, langsung menghambur ke samping Dika dengan senang hati.
"Pah.. bisa ga sih jangan jodoh jodohin Bila lagi??" lirih Nabila dalam dekapan Dika.
"Papah cuma membantu kamu untuk mendapatkan laki laki yang terbaik untuk menemanimu sampai akhir hayat mu kelak nak!" jawab Dika merengkuh tubuh Nabila.
"tapi Nabila masih belum mau menikah Pah!" sahut Nabila jengah.
"kenapa sayang? bukannya menikah adalah impian setiap wanita? menikah juga ibadah lho sayang!" ucap Dika dengan lembut.
"kalau ada cowo yang seganteng dan sebaik Papa, Bila mau nikah sekarang juga!!" sahut Nabila spontan membuat Dika melongo.
"hahaha.. emang Papa ganteng ya Bil?" tanya Nuna yang terbahak mendengar celetukan putrinya dan ikut duduk di samping Nabila.
"ganteng maksimal Mah, idola Bila sejak dulu!" sahut Nabila yang sudah bergelayut manja di lengan Dika.
"cuma Mamamu aja yang ga sadar dengan ketampanan Papa Bil!" sahut Dika dengan sombong.
"Papa udah keriput, ga ganteng lagi!" cibir Nuna membuat Dika melotot ke arahnya.
"berarti dulu ganteng dong?? pantesan Mama jadi bucin nya Papa!" ejek Dika.
"ish!" desis Nuna kalah telak.
"hahaha.. ih gemesin banget sih liat Mama sama Papa becanda begini! Bila jadi iri! padahal udah lama menikah, masih kaya orang pacaran aja!" ucap Nabila senang.
Nuna tersipu dengan ucapan Nabila sedang Dika malah salah tingkah,
unhappy without you Pah..
💡💡💡💡💡💡💡
"sayang, gimana caranya aku ngenalin Bian ke Nabila ya?" tanya Dika meminta pendapat pada sang istri Nuna.
"Bian? oh jadi namanya Bian!" sahut Nuna.
"menurutku dia anak yang baik dan cocok untuk Nabila!" ujar Dika yang sudah meletakkan kepalanya di pangkuan Nuna.
Nuna mengusap lembut pucuk kepala Dika, membuat Dika semakin menenggelamkan wajahnya ke perut Nuna.
"ih geli sayang! kau apa apaan sih!" kata Nuna berusaha menjauhkan kepala Dika.
"kenapa? aku kan cuma ingin bermanja manja pada istriku sendiri!" ujar Dika.
"ya Rabb, malu sayang sama umur!" sahut Nuna.
"kenapa sama umur? cinta tidak mengenal batasan usia sayang!" jawab Dika yang sudah memposisikan diri bersiap mencium bibir Nuna.
"nah nah.. mau ngapain lagi ini!" Nuna mendorong bibir Dika yang sudah siap menciumnya.
"dikit doang kok!" sahut Dika manyun.
"kamu ini yah.. ga ada puasnya! udah bertahun tahun juga!"
"belum sebanding dengan lamanya penantian ku mendapatkan cintamu!" ujar Dika serius.
"makasih ya sayang karena masih bertahan!" sahut Nabila, mencium pipi Dika sekilas.
"kamu sengaja ya mau godain aku ya?" kata Dika yang wajahnya sudah merah merona.
"godain apaan sih? cuma cium pipi doang!"
"sentuhan kamu tuh bisa bangunin yang lagi tidur, tanggung jawab lho!" kata Dika yang tangannya sudah beraksi kemana mana membuat Nuna tergelak.
"sensitif banget sih!" ujar Nuna menepuk dada bidang Dika.
"sensitif sama kamu doang sayang! tanggung jawab pokoknya!" sahut Dika yang terus saja berusaha menjamah tubuh Nuna.
"alasan mulu!!! bilang aja minta jatah!" sahut Nuna mencubit perut Dika.
"auewww...nah itu pinter!" sahut Dika dengan seringai nakalnya.
habislah aku malam ini, batin Nuna.
Dika dengan sigap melepas pakaian Nuna satu persatu, yang tersisa hanya pakaian dalam saja, baru akan memulai aksinya, tiba tiba Dezna masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu,
Nuna langsung kalang kabut menyembunyikan dirinya di bawah selimut, sedang Dika menatap tanpa ekspresi ke arah Dezna.
"Dezna mau bobok sama Mama!" kata Dezna dengan polosnya,
Nuna pura pura sudah tidur sehingga urusan Dezna di serahkan nya pada Dika yang masih terpaku dengan libido yang sudah ada di ubun ubun.
Nuna bisa membayangkan bagaimana tertekannya Dika saat ini, jika saja tidak sedang pura pura tidur, Nuna pasti sudah tertawa terbahak bahak.
"Dezna sayang.. kalau kamu bobok disini sama Mama, trus Dezta sama siapa? kan kasian sendirian!" bujuk Dika agara Dezna mau kembali ke kamarnya.
"Dezta bobok sama adek Dimas Pah!" sahut Dezna cuek, bahkan dia sudah naik ke ranjang.
"eee.. stop! Dezna ga boleh tidur disini! balik ke kamarmu sana!" ujar Dika sambil mencegah Dezna naik ke ranjang.
"kenapa sih Pah, cuma malam ini aja kok!" ujar Dezna memelas.
Dika langsung patah semangat melihat wajah melas putri kecilnya tersebut,
akh.. terpaksa harus mengalah, kenapa wajahmu jadi melas begitu sih nak.
"ya udah sana cuci kaki dulu sebelum bobok!" sahut Dika menyerah.
Ketika Dezna ke kamar mandi, Dika menyuruh Nuna bangun dan mengenakan pakaiannya kembali, Nuna menahan tawa dan Dika memelototinya,
"kamu lolos malam ini Nyonya, tapi besok jangan harap bisa lolos! aku akan membuatmu terjaga sepanjang malam!" ujar Dika setengah berbisik di telinga Nuna, kemudian menggigit kecil telinga itu membuat Nuna mendesah kecil karena geli.
"siapa takut!" sahut Nuna lalu mendorong tubuh Dika supaya menjauh darinya,
Dika mengerang frustasi karena hasratnya tak bisa tersalurkan dengan baik.
terpaksa reunian dengan sabun mandi, batin Dika bergejolak hebat.
🕯🕯🕯🕯🕯🕯🕯🕯
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Riskiya ahmad
hahaha anda tidak beruntung,😀😃😃😁😁😆😆😅😅😅
2022-04-27
0
Nyai Suketi
Duh kasihan duh kasihan aduh kasihan
2020-11-16
1
Yona Eva
hhaaaa dasar author jahil
2020-09-17
1