Kuliah hari ini, Nabila berangkat dengan di antar oleh papanya, papa Dika, papa terbaik di seluruh dunia menurut Nabila karena Papa lah yang paling mengerti perasaan dan hati Nabila lebih dari siapapun juga.
Sedang adik adiknya, di antar oleh mang Ujang, sopir pribadi keluarga mereka, Mang ujang sudah menjadi sopir pribadi keluarga Dika semenjak Nabila masih kecil.
"Pah" panggil Nabila, membuat fokus Papanya pecah.
"ehm.." sahut Dika tanpa menoleh karena fokus menyetir.
"kenapa sih Papa sama Mama selalu aja bahas masalah nikah?" tanya Nabila.
"Nikah?" sahut Dika tak mengerti.
"iya.. kaya tadi tuh di dapur! Mamah bilang Nabila harus belajar masak dan bla bla karena Nabila bakalan jadi istri orang!"
"kamu kan perempuan sayang, wajar dong kalau Mamah nyuruh kamu belajar masak!"
"bisa ga sih Nabila jadi anak Mama dan Papa aja tanpa harus menikah?" tanya Nabila serius.
"Nabila sayang, kamu akan selalu jadi anak Mama dan Papa meskipun sudah menikah nanti, tapi selain Mama dan Papa, kamu juga membutuhkan seseorang yang bisa menjagamu!" sahut Dika menasehati Nabila.
"buat apa Bila di jagain pah? Bila kan jago bela diri!" kilah Nabila.
"menjaga bukan hanya dalam artian itu Bil, menjaga hati dan perasaan kamu juga penting! kamu butuh orang lain yang dapat menerima kamu apa adanya dan melengkapi segala kekuranganmu!"
Nabila tampak manggut manggut karena kehabisan kata kata.
Sesampai di depan kampus Bila turun dengan tergesa,
"hem kebiasaan!" ujar Papa sambil menyodorkan tangannya agar di salami oleh Nabila.
"hihi...lupa Pah!" sahut Nabila sambil nyengir kuda lalu menyalami tangan sang Papa.
"semangat belajarnya ya, jangan sampai di usir lagi dari kelas!" kata Papa mengingatkan.
"siap Pah! dah Papa!" sahut Nabila sambil melambaikan tangannya ke arah Dika.
Sebelum masuk ke ruangannya, Nabila mencari cari sahabatnya Sarah dan Nina,
"kemana dua kunyuk itu ya!" gumam Nabila sambil menyapukan pandangannya ke seluruh sudut.
Saat sibuk mencari, malah ada yang menepuk bahu Nabila hingga dirinya tersentak kaget,
"aduh copot!" seru Nabila karena kaget, dan menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang menepuk bahunya, ternyata itu Sarah dan di sebelahnya ada Nina yang sibuk dengan novelnya.
"ngapain bengong disini?" tanya Sarah yang menepuk bahu Nabila.
"bengong? ga banget kaliiii!!! aku lagi nyari kalian daritadi!" sahutku jengah.
"kamu baru datang?" tanya Sarah lagi.
"iya, kalian darimana?" tanya Nabila penasaran.
"abis liatin cogan!" sahut Sarah dengan gemasnya.
"cogan? cogan apaan?" tanya Nabila kepo.
"cowo ganteng!" sahut Nina menimpali dengan semangat.
"ish aku kirain apaan!" desis Nabila tak suka.
"kamu ga suka liat cogan juga?" tanya Sarah.
"Cogan di rumahku udah banyak, lebih dari cukup buat cuci mata!" sahut Nabila dengan bangga.
Cogan yang dimaksud Nabila adalah Papanya, Papa Dika, adik adiknya Yudis, Dezta dan Dimas.
"tapi cogan di rumah kamu cuma bisa di liatin doang!" sahut Sarah kemudian.
"emang cogan yang di kampus bisa di makan?" tanya Nabila sinis.
"astaga ini cewe ya bikin gregetan aja! masa iya cogan mau di makan?" sahut Nina dengan gemas.
"trus?"
"cogan tu di miliki, di kasihi dan dicintai!" sahut Nina.
"ckck.. bahasamu Nin Nin.. !!" Nabila berdecak mendengar penuturan Nina.
Mereka bertiga berjalan menuju kelas sambil bercanda dengan riang, selalu ada saja bahan yang di bicarakan setiap harinya.
"jadi tadi kalian tuh darimana sih sebenarnya?" tanya Nabila lagi setelah mereka di dalam ruangan kuliah namun dosen belum hadir.
"dari taman belakang!" jawab Sarah.
"kalian jalan jalan sampai ke taman belakang?" seru Nabila tak percaya.
"tadinya kami lagi nungguin kamu di depan gerbang, eh tiba tiba ada cogan lewat, ya udah kita ikutin sampai ke belakang kampus!" cerita Sarah pada Nabila.
"cogan lagi! seganteng apa sih dia sampai kalian rela muter muter di taman sepagi ini?" tanya Nabila mulai penasaran pada sosok cogan.
"mirip Idol Kpop!" celetuk Nina.
"Idol? hahahahahha...!" ucap Nabila tak percaya.
"malah ketawa! kamu ga liat sendiri sih!" sungut Sarah.
"emang ada ya yang mirip Idol ngampus disini?" sahut Nabila setelah menyelesaikan tawanya.
"ntar jam istirahat kita cari dia dan kamu liat sendiri!" kata Sarah lagi dengan penuh penekanan.
"kurang kerjaan banget nyariin orang ga penting! males ah!" jawab Nabila.
Obrolan terhenti ketika dosen sudah memasuki ruangan dan mereka memulai kuliah hari itu penuh dengan semangat.
Sepulang kuliah, seperti biasa Nabila berdiri di depan gerbang kampus untuk menunggu jemputan, Mang ujang sopir pribadi keluarga Dika, yang sudah lama bekerja dengan keluarga itu.
Nabila tampak gusar sambil melirik arloji di tangannya,
"mang Ujang ini kemana sih! tumben lama banget!" gerutu Nabila karena sudah setengah jam dia berdiri di sana.
Karena lelah, Nabila memutuskan untuk berpindah tempat, menunggu di seberang jalan yang ada bangkunya sehingga dia bisa duduk sambil menunggu mang Ujang datang.
Kepalanya menengok kanan dan kiri sebelum menyebrangi jalan tersebut, di rasa sudah sepi, Nabila menyebrangi jalan dengan setengah berlari, tapi Naas, tiba tiba ada sepeda motor dengan kecepatan tinggi mendekatinya, jika saja Nabila tidak di tarik oleh seseorang, mungkin dia sudah tertabrak motor tersebut.
"aaaaaaa" jerit Nabila sambil menutup kepalanya dengan kedua tangan, lalu sedetik kemudian tangannya di tarik kasar oleh seseorang sampai tubuhnya terasa seperti di seret.
"dasar bodoh!" gerutu orang tersebut setelah mereka berhasil menghindar dari motor tersebut.
Nabila mengatur nafasnya dan mendongak untuk melihat siapa yang mengatainya bodoh,
"siapa yang kamu bilang bodoh?" sahut Nabila tak terima.
"emang ada orang lain lagi selain kamu disini?" sahutnya, wajahnya belum terlihat jelas karena pantulan sinar matahari yang begitu menyilaukan mata.
"eh jangan sembarangan ngomong ya, ku gampar baru tahu rasa!" ujar Nabila jengkel.
"dasar ga tau diri!!! di tolongin bukannya bilang terimakasih malah mau di gampar!" sahut orang tersebut.
"nolong sih nolong tapi tuh mulut di jaga dikit napa!!! enak aja ngatain orang lain bodoh!!" sungut Nabila tambah kesal.
"kalau kamu ga bodoh, ngapain kamu malah jongkok di tengah jalan saat ada motor ngebut hah?" sentak orang itu.
"itu bukan bodoh! itu reflek namanya!" jawab Nabila tak mau kalah.
"reflek? kamu lagi berusaha bunuh diri?"
"enak aja! hidupku terlalu berharga untuk mati secepat itu!" sahut Nabila lagi.
"dasar cewe aneh!" ucapnya lalu berjalan dengan sangat cepat menjauhi Nabila, padahal Nabila belum sempat mengenali wajahnya, hanya suaranya yang khas saja yang bisa di ingat oleh Nabila.
"yeee.. tuh orang kenapa cobak? sensi banget, bukannya nanya kek, kamu gapapa atau apa kek! malah marah marah!" gerutu Ara sambil mengusap pergelangan tangannya yang memerah akibat cekalan kuat dari laki laki tadi.
♈♈♈♈♈♈♈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Mei Shin Manalu
Thor ceritanya sebenarnya menarik... Hanya saja klo boleh ksih saran, spertinya pnggunaan tanda baca dn penulisan huruf kapitalnya kurang diperhatiin....
2020-12-21
1
🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃
ok lanjut ka
2020-07-30
1
Rata Palgunadi
Smngat kak ya. Ak mmpir lagi. Dtunggu feedbacknya.
2020-07-27
1