Chapters 2

Chapters  2

NOTE: cerita hanya karangan belaka nama, tempat, kejadian yang sama tidak disengaja oleh penulis.

___ Chapter sebelumnya__

“Berapa UPP kamu Bel?” Tanya Dion.

“Enam belas”

“Juta” ucap Bella dengan ringgisan mendengar nominal yang cukup besar untuk satu semester nya.

Dion menganggukan kepalanya.

“Uang kerja kamu, kamu tabungkan?” Tanya Dion lagi.

“Bella tabung kok om”

“Mama kamu masih belum memberi uang bulanan?” kali ini nada tanya Dion sedikit pelan. Dia tidak mau menyakiti perasaan Bella meski itu adalah kenyataan.

“Boro- boro kasih uang bulanan, tanya udah makan belum nak. Aja enggak!” jawab Bella dengan menggebu- gebu seraya menirukan gaya bicara mama nya.

Dion tertawa melihat itu.

“Kamu kuliah lagi bulan depan, om bayar UPP kamu” ucap Dion.

Tidak langsung menjawab, Bella terdiam sebentar.

Mencerna apa yang baru saja dia dengar.

“Om mau Bella jadi sugar baby ya?” Tanya Bella.

_______

Plak!

“Sembarangan ya kamu!” ucap Dion dengan kesal.

Putri kawan nya ini sudah dia anggap seperti anaknya juga. Dia tidak ada niatan untuk suka dengan anak kecil.

Atau sugar baby.

“Ya terus apa?” Tanya Bella tanpa dosa.

Dion menghela nafas.

“Saya sudah anggap kamu putri saya Bella, saya tahu kamu memiliki tekad dan bakat. Saya mau kamu lanjutkan kuliah kamu hingga lulus, soal biaya saya yang tanggung” jelas Dion.

Bella terdiam sejenak.

Apa yang dikatakan oleh om Dion adalah kebenaran. Tentang dia yang semangat untuk mengejar mimpi nya.

Bella sadar, dia bukan anak cerdas yang hanya mendengarkan lalu paham. Dia harus extra belajar untuk mengerti dan memahami sesuatu.

Kegagalannya dalam masuk universitas negeri adalah tamparan baginya.

Dan sekarang dia harus memikul beban yang berat.

Universitas swasta bukan berarti tidak terbaik, dia justru bersyukur dapat kuliah dan menempuh pendidikan di Universitas yang unggul dan keren.

Dia senang mendengar kata dapat kuliah kembali, namun bukan dari mulut orang tua nya. Melainkan orang lain yang menganggapnya anak.

Disatu sisi Bella juga tidak ingin memiliki hutang budi. Suatu saat jika terjadi hal, itu akan menjadi bumerang baginya. Dia tidak ingin.

“Bella senang dapat tawaran itu, dan terima kasih sudah mau membantu Bella, om. Tapi Bella-” ucapan Bella terputus.

“Om tahu kamu tidak mudah untuk menerimanya, dan sebagai gantinya kamu harus mengurus kostan yang om punya.”

Bella mendongakan kepalanya, menatap om Dion.

“Maksud om?” Tanya Bella.

“Om punya kontrakan dan akan jadi kost bagi mahasiswa atau pekerja, kebetulan lokasi ada di dekat kampus mu. Dan om tidak percaya orang untuk mengurus dan menjaga kostan itu…” jelas Dion.

“Jadi kamu urus keperluan kost itu dan om bayar kamu setiap enam bulan seharga UPP kamu. Gimana?” tawar Dion.

Sejujurnya kostan miliknya sudah ada satpam yang menjaga 24 jam dan satu orang untuk membayar keperluan kost. Hanya saja Dion tidak ingin membuat putri di depannya merasa hutang budi.

Baginya apa yang dia lakukan sekarang adalah balas budi karena kebaikan papa Bella dahulu.

“Beneran om?” Tanya Bella memastikan.

Dion menganggukan kepalanya.

“Untuk uang jajan kamu ada tabungan kan?”

Jawab Bella cepat dengan anggukan.

“Om akan kasih dua juta perbulan buat keperluan kuliah kamu” jelas Dion.

Melihat Bella yang hendak proses Dion segara memotongnya.

“Gantinya, kamu jaga diri dengan baik Bella” kali ini nada dan tatapan Dion berbeda.

Dia berbicara seperti seorang ayah yang sangat sayang serta khawatir kepada anak perempuannya.

“Terima kasih banyak om” ucap Bella dengan tulus.

Dia bersyukur papanya di pertemukan dengan orang sebaik om Dion. Dan kali ini Bella tidak akan menyia- nyiakan kesempatan ini.

“Om harus balik ke kantor, jangan begadang!” ucap Dion.

Bella mencium punggung tangan Dion lalu memeluknya. Rasa lelahnya karena seharian bekerja rasanya lenyap sudah.

Rasa bahagia dan semangat untuk memulai jalannya kembali bangkit.

Bella berjalan menuju Unit Gawat Darurat untuk melihat keadaan papanya. Namun saat disana dia tidak menemukan keberadaan papanya.

“Permisi suster” sapa Bella.

“Ya! Ada yang bisa saya bantu kak?” ujar sang perawat.

“Pasien yang tadi disini dimana ya?” tanya Bella seraya menunjuk kasur yang tadi di tempati papanya tadi.

“Sebentar ya kak saya check lebih dahulu, sepertinya sudah masuk kamar” setelah mengucapkan itu.

Suster berjalan menuju meja dan mulai mencari data pada komputernya. Bella disana menunggu dan melihat sekelilingnya.

“Pasien atas nama bapak Freddy, sudah masuk kamar wirata empat lantai tiga” ucap sang perawat.

Setelah mengucapkan terima kasih, Bella segara menuju lift.

“Tunggu!” teriak seseorang saat pintu lift hampir tertutup.

Bella dengan sigap menahan pintu itu dan terbukalah pintu lift.

Pria berbadan tegap itu masuk dan menekan tombol lantai lima.

“Terima kasih” ucapanya kepada Bella.

Bella tidak menanggapi hanya menganggukan kepalanya. Pintu lift tertutup dan mulai naik, tak berlangsung lama pintu terbuka dan dengan segera Bella keluar.

Selain memiliki mulut yang pedas dan ceplas ceplos dalam berbicara, Bella juga orang yang cuek.

Saat melihat ke atas untuk mencari nomor kamar papanya dirawat tanpa sengaja dia melihat box bayi yang akan dibawa entah kemana.

Sudut bibirnya terangkat, dia tersenyum.

“Uang dari mana?”

“Kita keluarkan Bella dari kampus!”

Seketika senyum di wajah Bella luntur, dia tahu akan mendengar ini tapi mohon jangan sekarang.

Perasaannya sedang bahagia, namun jatuh seketika.

___flashback___

“Ma, Bella mau ikut SBMPTN yaa!” ucap Bella dengan senang.

Gadis itu baru saja pulang sekolah dengan membawa buku tebal yang berisi kumpulan soal-soal untuk masuk perguruan tinggi.

Maharani yang berada di dapur dan membelakangi anaknya itu, terdiam. Menghentikan kegiatannya sejenak, lalu meletakan alat masaknya dan membalikkan badannya.

Yang dia lihat adalah wajah bahagia anak satu-satu nya.

“Ini Bella sudah beli bukunya, pakai uang  jajan Bella” lanjut gadis itu.

“Buat apa Bel?”

Pertanyaan itu membuat gadis itu terdiam, mencoba untuk berpikir dengan baik tentang pertanyaan mamanya itu.

“Buat bantu Bella nanti ngerjain ujian tulisnya” jelas Bella.

“Bella yakin kok bisa ikut ujian tulis dan keterima di kampus impian Bella” ujar Bella meyakinkan mamanya.

“Buat apa kuliah Bella?”

Senyum di wajah gadis itu luntur seketika.

“Ma..maksud mama?” Tanya Bella.

“Buat apa kuliah Bella! Kamu bisa kerja dan dapat uang” ucap Maharani.

“Setelah lulus apa? Menikah? Kuliah cuman buang- buang uang Bella!!” kali ini nada Maharani lebih tinggi.

“Kamu akan jadi ibu! Tinggal di rumah, gak perlu ijazah!”

“MAMA!!” bentak Bella.

“Justru karena Bella akan di rumah, Bella mau semua urusan rumah Bella yang mengurus! Anak biar Bella yang kasih pendidikan penuh!”

“Kuliah gak cuman tentang menjadi ibu atau kerja ma!” Bentak Bella.

“Bella gak mau jadi ibu kayak mama yang egois!” ucapan yang tajam disela tangisannya.

“Bluebella!!” Bentak Maharani

Bella langsung meninggalkan mama nya seraya mengambil tas dan buku miliknya. Gadis itu memilih keluar rumah, berada di rumah hanya akan membuatnya sakit hati.

“Bella, sudah pulang nak?” sapa sang papa.

Tanpa memperdulikan itu Bella bergegas pergi seraya sedikit berlari.

“Bella! Mau kemana nak?” Teriak Freddy.

“Bella!!” Teriaknya lebih kencang.

Namun tetap saja, anak gadisnya tidak memperdulikan itu. Bella terus berlari dan menjauh dari rumah.

Freddy segera masuk dan menemukan istri nya sedang berada di dapur dengan beberapa peralatan jatuh ke lantai.

“Kali ini apa lagi?” Tanya Freddy dengan nada lelah nya.

Melihat respon istrinya yang diam saja, membuat darahnya naik seketika.

“Aku tanya Maharani! Kali ini kenapa lagi!!”

“Putrimu ingin kuliah dan dia tidak ingin menjadi egois seperti ku!” jawab Rani.

“Lalu masalahnya dimana?” Tanya Freddy.

“Masalahnya dimana? Kamu serius menanyakan itu Freddy Hermawan!”

Freddy memijat keningnya, dia pusing dengan semua ini.

“Bella tidak akan menyebutmu egois jika kau mendengarkannya, aku yang akan menyekolahkannya!” Putus Freddy.

Setelah mengucapkan itu Freddy memilih keluar rumah, dia harus mencari putri kesayangannya. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada gadis kecilnya.

Dan Freddy tahu kemana tempat putrinya pergi.

Sedangkan di tengah bus kota, Bella dengan tangisannya yang belum berhenti dan menjadi pusat perhatian. Tentu saja, siapa gadis menangis di tengah angkutan umum pasti habis putus dengan pacar.

Tujuan Bella adalah rumah sahabatnya.

“Bella! Lo kenapa?” Tanya seorang gadis dengan piyama biru laut.

Gadis itu terkejut bukan main melihat sahabatnya dengan penampilan seperti gelandangan. Seragam sekolah yang lusuh dan wajah yang sudah memerah, jangan lupakan air mata yang masih mengalir.

“Ayo masuk!” Tanpa bertanya lagi gadis itu membawa masuk Bella dan langsung menuju kamarnya.

“Nih!” gadis itu memberikan sebox tissue untuk sahabatnya.

“Mama gua..hiks gk kasih izin kuliah!”

“Hiks.. katanya kuliah cuman… buang-buang uang!”

“Gua..capek!”

“Gua muak sama keadaan!!”

Gadis di samping Bella menepuk pundak sahabatnya.

Dia tahu semua drama dan kejadian yang terjadi di kehidupan Bella, dan dirinya bersyukur sekaligus sedih.

Bersyukur memiliki ibu yang cerewet tetapi selalu mendukung semua keinginannya dan pencapaiannya.

Sedih karena ada seorang ibu seperti itu. Apa salahnya kuliah dan menuntut ilmu lebih tinggi.

Baginya kuliah bukan sekedar mencari ilmu atau gelar, tetapi mengubah pola pikir dan memandang dunia dari arah yang berbeda dan lebih luas.

“Gua harus gimana!! Gua benci itu dia!” isak tangis Bella.

“Bella! Gua gak bisa kasih semangat. Gua cuman berpesan, apa yang menurut lo itu baik selagi benar kejar Bel. Gua sahabat lo dan bakal dukung lo”

Bella memeluk tubuh sahabatnya dengan erat.

Bella tidak memiliki banyak teman atau bahasa gaulnya social butterfly. Dia hanya memiliki satu teman dan merasa cukup akan hal itu.

“Apa gua cari beasiswa ya wak?’

“Gua gak tahu jenis beasiswa, dan kalo kita pisah kampus gua pesan aja jangan cari musuh!”

“Sialan lo!!”

“Gua gak ikut sbm, gua udah daftar ke kampus swasta. Lo kalo mau masuk sana aja!” ucapnya dengan nada tengil.

Hal itu membuat Bella melempar bantal pada sahabatnya.

“Apa salahnya?”

“Mau kampus negeri atau swasta, yang penting ilmu dan pengalaman yang lo dapat” jawabnya.

“Ini tentang hidup begek!” sentak Bella.

“Ya coba aja ajuin ke kampus Nusa Bangsa, sapa tau upp lo kepotong”

“Mayankan kita satu sekolah lagi” ucapnya dengan alir yang naik turun.

“Demi apapun gua bosen sekolah sama lo wa! Dari TK kita bareng njir!”

“Ya kenapa sih! Berarti kita sahabat til jannah”

“Kita kristen, begek!” ucap Bella dengan polosnya.

“Nak, apa kamu tahu Bella dimana!!” Teriak seorang wanita paruh baya.

Clek.

“Kapan masuk nak?” Tanyanya pada Bella.

“Hehe..dari tadi bun” jawab Bella.

“Dicari papa dibawah”

Tubuh Bella langsung mematung.

“Temuin dulu, sapa tahu bokap lo malah acc kuliah loh!” ejeknya.

Bella yang kesal dengan sahabatnya itu melempar dengan buku yang tebal, dan hal itu berhasil mengeluarkan auman yang keras.

Bella langsung lari, dia tidak ingin mendapat umpatan dan amukan dari sahabatnya.

“Bunda! Ayah! Bella pulang!!” teriak Bella dengan tidak sopannya.

Dua orang paruh baya itu hanya bisa tertawa melihat Bella dan anak mereka seperti Tom and Jerry yang akur hanya sebentar.

Saat berada di dalam mobil, keadaan menjadi sunyi. Senyuman dan tawa Bella menghilang begitu saja.

Sejujurnya dia malas untuk pulang dan bertemu mamanya.

“Bella” panggil Freddy.

“Bella papa manggil kamu nak” panggil sekali lagi dengan nada yang lembut.

“Hmm”

“Papa”

“Kalo papa datang cuman buat bujuk Bella biar enggak kuliah, mending papa pulang. Bella malas di rumah!” sungut Bella.

“Papa mohon sama kamu, dengerin papa kali ini”

Air mata Bella tidak dapat dibendung lagi, dia tahu kemana arah pembicaraan ini. Dan hal itu membuatnya semakin membenci rumah.

TBC…

Terpopuler

Comments

CantStopWontstop

CantStopWontstop

Lanjutkan ceritanya, jangan sampai aku ketinggalan!

2024-01-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!