Kini dua manusia berbeda usia dengan perbandingan sangat jauh, siapa kalau bukan Laura dan bocah nya, ternyata pria kecil itu memeluk sangat erat dan tak mau melepaskan cepat ternyata ada maunya, yaitu menginginkan ice Cream dan di tangannya itu sudah ada ice Cream dan satu tangannya di genggam oleh Laura mereka sedang berjalan di pinggir jalan menuju sebuah taman luas, hingga mereka berdua sampai di sebuah ayunan besi dan duduk lah mereka secara berhadapan.
"Mama mau!"kata Dino menyodorkan Ice Cream miliknya dengan satu tangannya berpegangan pada penyangga besi takut nya jatuh sebab ayunan mereka bergoyang sedikit.
"Gak usah, kamu makanlah sepuasnya,"wanita itu geleng-geleng, bukan ia tak ingin tapi jika ia mencicipi ia takut akan menghabiskan nya, kalau sampai itu terjadi si bocah itu pasti akan menangis bahkan merengek menyuruhnya membeli lagi.
"Ada apa sayang!"melihat kening berkerut milik pria kecil di depannya itu membuat dirinya juga melakukan hal yang sama atas kebingungannya.
"Mama!"setelah menghabiskan sisa ice Cream nya itu ia segera menyahut dan menatap nya, bergerak sedikit dan berpindah ke samping nya.
"Mama tadi mengatakan makanlah sepuasnya, tapi jelas-jelas mama hanya membeli satu buah Ice Cream!"gerutunya, ia kesal tapi wajahnya itu sangat polos dan menggemaskan, Laura terkekeh melihat tingkah gemes bocah itu. Ternyata ia salah berucap.
"Mama!"sahut nya kecil sambil memegangi perutnya, membuat Laura panik tentunya.
"Ya ampun sayang, mama kan sudah bilang jangan makan ice Cream, sekarang perutmu sakit,"gerutu Laura, hal itu sudah sering kali di alami Dino jika memakan makanan dan minuman dingin sekali karena perutnya tak cocok, tapi sang bocah itu keras kepalanya, kemauannya harus di turuti.
"Kita ke rumah sakit sayang!"wanita itu itu turun dari ayunan itu kemudian mengangkat tubuhnya lalu membawanya pergi dengan cara menggendongnya, tubuhnya berat tapi ia tak rela melepaskan dan anaknya itu perlu segera di bawah ke pusat kesehatan.
"Mama perut Dino sakit karena lapar bukan karena makan ice Cream tadi!"bisiknya dengan tersenyum menunjukkan giginya, wanita itu baru ingat jika setelah pulang dari sekolah taman kanak-kanak, ia lupa memberi makan untuk bocah nya itu, astaga apa yang sedang ada di pikirannya.
"Maafin mama yah sayang, mama sudah ceroboh!"sangat jelas ia merasa bersalah, baru kali ini ia melakukan kesalahan.
~
~
Di sebuah ruangan seorang pria terlihat sangat gusar, ia menekan pelipis nya yang berdenyut, memikirkan bagaimana mamanya dan mama Liana sang mertua itu berniat menyatukan dirinya dengan wanita yang tak masuk akal di hatinya bahkan juga di pikirannya, wanita yang selalu saja berbuat seenak jidatnya, sebenarnya wanita itu penyayang terhadap anak-anak termasuk anaknya sendiri yang telah di rawat oleh wanita yang bernama Laura itu, tapi ia tak menyukai omongan yang jika berkata kelewat batas.
"Kenapa mama dan mama Liana menginginkan aku menikahi wanita itu, apakah tidak ada wanita lain selain dirinya!"gumamnya kecil, ia tak habis pikir dengan mereka, beberapa hari yang lalu ia melihat kedua wanita itu sedang berada di rumah nya dan membahas tentang mereka, pria itu acuh tak acuh saat itu, dirinya berusaha menghindar, tapi tidak tahu hari-hari berikutnya apakah masih bisa atau tidak.
Tok....tok....tok.... seseorang mengetuk pintu dari luar setelah pria itu mempersilahkan nya masuk, seorang wanita masuk dan menuju padanya.
"Permisi pak, ini adalah berkas keperluan bapak meeting jam 1 siang!"wanita itu meletakkan map yang berisi sebuah berkas penting yang akan digunakan untuk meeting nya siang ini.
"Terimakasih, kamu boleh keluar!"
"Baik pak!"setelah di persilahkan ke luar, segera melangkah tak lupa menutup pintu kembali.
~
~
Setelah memutuskan mencari makanan, kini mereka berdua sedang berada di depan sebuah restoran yang cukup mewah, ini pun atas keinginan sang bocah yang ingin makan di tempat itu, mata bocah ini sangat jeli mana tempat makanan enak-enak, dia belajar dari mana yah!
Keduanya pun segera membawa kaki mereka masing-masing menuju ke dalam dengan satu tangannya itu ternyata memegang ice Cream, dalam perjalanan pria itu kecil itu kembali merengek ingin makan Ice Cream, jadi mau tak mau ia menuruti semua keinginan nya, asal kan bukan yang aneh-aneh.
"Sayang kamu ke meja itu, mama mau ke kamar kecil dulu!"rasanya ia ingin pipis, jadi segera berlalu tanpa persetujuannya, daripada buang air kecil di tempat itu yang akan jadi bahan tertawaan.
Baru beberapa langkah, seseorang menabraknya mengakibatkan Ice Cream milik Dino tumpah pada pakaian berwarna putih milik wanita itu.
"Astaga!"pekik wanita itu, ia melihat pakaiannya yang sudah sangat kotor itu, itu karena ulah bocah si depannya.
"Apa yang kamu lakukan, hah!"teriaknya berapi-api, ia tak bisa tahan untuk tak marah, pakaian yang baru ia beli di sebuah toko pakaian mewah dan rencananya ingin ia pamerkan pada teman-temannya malah berakhir buruk. Sebenarnya dia sendiri yang menabraknya karena berjalan menunduk terus memperhatikan pakaian nya malah tak melihat dan menabrak pria kecil yang menatap bengong.
"Kamu tahu harga pakaian ini berapa, dengan nyawa mu saja tak bisa membayarnya!"geram nya sambil menunjuk-nunjuk wajah Dino tapi tak sampai menyentuhnya. Bukannya meminta maaf dia malah marah-marah tak jelas.
"Dengan nyawa anak tante pun tidak bisa membayar nya!"tanyanya dengan wajah polosnya itu, tentu saja sebagai para pengunjung yang mendengar nya tertawa sinis, pria kecil itu bisa mengeluarkan omongan pedas pada wanita yang menurut mereka sombong dari cara jalan duduk dan lainnnya semuanya terlihat angkuh di mata mereka. Omongan anak kecil itu membuat wajahnya merah bukan pemerah pipi yang ia pakai, tapi karena menahan malu.
"Sial anak sialan ini!"Batinnya, dengan tangan yang sudah mengepal kuat.
"Mama, apa yang dikatakan nya itu benar!"anak yang disinggung itu menyahut sang mama yang masih saja kesal itu.
"Tidak kok sayang, minggir kamu,"tak ingin berlama-lama yang hanya akan membuat atensinya semakin menjadi-jadi jika melihat wajah anak itu, ia memutuskan pergi. Tapi sebelum itu terlebih dahulu mendorong Dino untungnya Laura kembali segera dan melihat kejadian itu.
"Dino!"panik Laura menangkap tubuh kecil itu sehingga tak jatuh ke lantai.
"Mama dia wanita jahat,"ia memberitahukan nya.
"Apa yang terjadi Dino!"pertanyaan itu lolos dari mulutnya menatap tajam pria kecil yang sedang duduk di depannya itu. Mereka sudah memilih kursi.
"Tidak terjadi apapun mama! semua masalah akan selesai jika ada mama,"Dino berusaha menenangkan dirinya yang cemas karena memikirkan dirinya, ia tak bisa tahan jika seseorang melontarkan kata kasar dengan anak kesayangan di depannya itu, sangat jelas ia tadi dari jauh melihat dan mendengar nya itu, tapi ia mematung di sana dan sulit rasanya melangkah. Ia sudah gagal jadi Tante dan mama baik, padahal ia berjanji pada almarhumah kakaknya akan menjaga keponakannya itu dengan baik.
"Mama nangis!"Dino turun dari kursinya dan menuju padanya, menghapus air matanya dengan lembut.
"Mama! maafin Dino, karena Dino mama jadi sedih sekarang!"Pria kecil itu juga merasa bersalah, padahal umur masih belia itu harusnya belum tahu hal-hal seperti itu, tapi bocah nya ini sungguh luar biasa, jika berbuat salah meski bukan kesalahan itu miliknya ia tetap akan minta maaf seperti yang dilakukan nya sekarang. Lantas ia memeluk mamanya itu.
"Ya Tuhan beruntung sekali aku memiliki anak sepintar ini!"gumam nya di dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments