...“Allah tidak akan memberikan ujian kepada seseorang melainkan seseorang itu mampu menghadapinya.”...
...Happy Reading❤...
*****
“Kak udah kak sakit ampun kak!” rintih Syafira yang meminta dilepaskan. Ah, sial. Kepalanya terasa sangat sakit akibat jambakan dari Natasya.
“Tolongin Fira Ya Allah.”
“GUE NGGAK AKAN BIARIN LO NGEREBUT APA YANG SEHARUSNYA JADI MILIK GUE! NGERTI LO HAA! RASAIN NII!” teriak Natasya lagi. Ia benar-benar sudah tersulut emosi.
Bugh
Bugh
Plakk
Serangan bertubi-tubi dari Natasya And The Geng membuat Syafira terduduk lemas. Ia sudah tidak sanggup menopang tubuhnya sendiri. Syafira sendiri tidak mengetahui letak kesalahannya dimana. Mengapa ia harus disiksa seperti ini oleh Natasya.
“STOP!” teriakan Feli dan Elma menggema ditelinga Natasya. Sontak saja membuat Natasya terkejut dan menarik tangannya yang ingin memukul Syafira. Mata Syafira langsung berbinar, akhirnya teman-temannya datang untuk menolongnya.
“Sialan! Pake dateng lagi!”
“LO APAIN TEMEN GUE HA! CEWEK KOK BERANINYA KEROYOKAN! SINI LO LAWAN GUE! ONE BY ONE KALO BERANI. MAJU LO BANGSAT!!” teriak Feli sambil mendorong tubuh Natasya sampai punggungnya membentur tembok dengan keras. Feli benar-benar emosi saat melihat sahabatnya diperlakukan bejat oleh Natasya.
Natasya yang diperlakukan seperti itu pun tidak terima. Ia membalas mendorong tubuh Feli dengan keras.
“BERANI LO YA SAMA GUE! GUE KAKAK KELAS LO TAU GAK! JADI ADIK KELAS AJA SONGONG BANGET LO! PUNYA NYAWA BERAPA LO SETAN!” bentak Natasya seraya membawa-bawa statusnya sebagai kakak kelas Feli.
Feli tersenyum menyeringai seraya memutar bola matanya malas. Ocehan Natasya benar-benar unfaedah sekali menurut Feli.
“CIH.. KAKAK KELAS LO BILANG? NGACA GIRL! KAKAK KELAS KOK BERANINYA KEROYOKAN! MALU DONG SAMA ADIK KELASNYA!” teriak Feli tak kalah keras sambil tertawa sinis dan berkacak pinggang.
“El, cepetan selametin Fira. Ni cebong-cebong biar gue yang urus,” bisik Feli pada Elma yang berada di sampingnya.
Elma mengangguk paham dan langsung maju selangkah kemudian menendang teman-teman Natasya yang memegangi Syafira. Syafira saat ini sudah terkulai lemas.
"AWAS LO!! RA, SINI!!" Elma menendang teman-teman Natasya sampai tersungkur ke lantai dan langsung menarik pergelangan tangan Syafira. Ia kemudian membawa Syafira ketempat yang aman, mereka segera meninggalkan tempat itu. Sedangkan Feli masih sibuk menghajar Natasya And The Geng.
Syafira berlari dengan sisa tenaganya, badannya terasa remuk akibat ulah bejat Natasya. Setelah merasa aman, mereka memperlambat laju langkahnya dan berjalan pelan. Elma masih setia memapah Syafira yang terlihat sudah tidak karuan.
“Yang paling sakit yang mana, Ra? Biar aku obatin setelah ini,” tutur Elma cemas masih dengan posisi memapah gadis itu. Syafira melangkah dengan langkah tertatih.
“Nggak usah, El. Aku nggak papa kok,” jawab Syafira menenangkan. Walaupun sebenarnya Syafira merasakan sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya, tapi ia tidak ingin membuat sahabatnya khawatir.
Elma mengangguk dan kembali memapah Syafira membawanya ke taman belakang sekolah seraya menunggu Feli.
Disisi lain Feli tengah sibuk menghajar Natasya and the geng. Feli tidak akan membiarkan orang yang sudah menyakiti sahabatnya itu tenang. Ia terus meluncurkan serangan bertubi-tubi kepada Natasya. Tiga teman Natasya sudah terkapar tak berdaya dilantai. Hanya tinggal Natasya saja. Feli menghajarnya habis-habisan, gadis itu benar-benar tersulut emosi.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Serangan bertubi-tubi diluncurkan Feli. Seketika membuat Natasya terkulai lemas. Ah, mengapa gadis ini sangat kuat.
“MAMPUS! BANGUN LO KAKAK KELAS SONGONG! LAWAN GUE!” bentak Feli yang masih tersulut emosi. Ia masih belum puas menghajar Natasya dan mengapa gadis itu cepat sekali tumbang. Lemah sekali.
Natasya menatap tajam pada Feli sambil memegang bibirnya yang berdarah menggunakan ibu jari. Ia kemudian bangun dengan sisa tenaga yang ia punya.
Natasya ingin menghantam Feli menggunakan batu bata yang ada di dekatnya. Tangannya mulai mendekati batu itu. Namun sayang, usahanya gagal karena tangannya langsung diputar oleh Feli ketika ingin mengambil batu tersebut.
“Eitss.. TANGAN KOSONG KALO BERANI!” pekik Feli sambil memutar tangan Natasya hingga menimbulkan bunyi retak.
*****
Tak lama kemudian Natasya And The Geng kalah dihajar oleh Feli. Feli memang handal dalam silat sejak ia kecil. Ia sering diajari bela diri oleh orang tuanya. Jadi tidak heran Feli mampu mengalahkan Natasya And The Geng dengan begitu mudahnya.
Natasya dan teman-temannya kemudian dibawa ke ruang BK oleh satpam yang sedang bertugas untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kebetulan guru BK masih ada disana. Entah apa keputusan yang akan diambil oleh guru tersebut. Kemungkinan besar Natasya akan dikeluarkan dari sekolah.
Kini Syafira, Feli, dan Elma berada ditaman belakang sekolahan. Mereka duduk disana sambil membersihkan luka Syafira. Sedangkan Feli tidak terluka sedikit pun. Jam saat ini sudah menunjukkan pukul 4 sore.
“Ra, kamu nggak papa kan?” tanya Elma saat melihat kondisi Syafira yang terlihat masih sangat syok karena kejadian tadi. Syafira diam sedari tadi sambil meneteskan bulir bening dari pelupuk matanya.
“E-enggak papa kok,” jawabnya seraya menghapus bulir bening yang berada dipipinya menggunakan telapak tangan dan kemudian tersenyum manis menutup rasa sakit yang ia rasakan. Syafira tidak ingin teman-temannya semakin khawatir.
“Kamu gimana, Fel?” tanya Syafira mengalihkan pembicaraan.
“Ah, nggak papa. Aku nggak luka kok, Ra.”
Syafira sudah tidak dapat membendung kesedihannya lagi. Ia merasa berdosa karena membuat temannya ikut terkena dampak akibat ulah Natasya.
Syafira kemudian memegangi tangan Feli dan Elma. Syafira mulai terisak pelan
”Maafin aku ya El, Fel. Gara-gara aku kalian yang kena imbasnya,” tutur Syafira dengan segudang rasa bersalah yang ia bawa. Hati Syafira benar-benar lembut, melihat teman-temannya bersusah payah menolongnya saja sudah membuat Syafira merasa bersalah.
Feli dan Elma tidak kuat menahan tangis melihat Syafira yang seperti ini. Mereka langsung menghambur memeluk Syafira sembari menenangkannya. Satu tangan Feli naik turun mengelus punggung mungil Syafira, begitu juga dengan Elma.
“Jangan nangis gitu dong Fira. Kita kan sahabat, jadi apapun yang terjadi sama kamu itu tanggungjawab kita. Iya nggak, El?” ucap Feli lembut seraya melonggarkan pelukannya.
“Iya, Ra. Maafin kita ya karena tadi telat nolongin kamu. Kamu sampe luka-luka gini kita baru nolongin,” tutur Elma memelas. Ia juga merasa bersalah karena datang terlambat untuk membantu Syafira.
“Iya nggak papa kok. Aku bersyukur banget kalian dateng buat nolongin aku. Itu berarti Allah masih sayang sama aku. Allah ngirim kalian berdua buat bantuin aku. Sekali lagi makasih banget. Aku nggak tau kalau nggak ada kalian nasib aku bakalan gimana.”
“Oh iya, ngomong-ngomong bukannya tadi kalian udah pulang ya? Kok bisa ada disini lagi sih?” tanya Syafira sambil menatap bergantian pada kedua gadis yang berada di kanan kirinya saat ini.
“Jadi gini, Ra....”
Flashback On
Feli dan Elma rasanya tidak tega jika harus meninggalkan sahabatnya itu sendirian. Apalagi Syafira nanti akan pulang sendirian naik bis kota.
“Fel, kita tungguin Fira dulu aja ya. Lo juga nggak ada kegiatan kan dirumah?” tanya Elma penasaran pada Feli.
“Iya gue nggak ngapa-ngapain kok. Yaudah kita tungguin Fira dulu soalnya perasaan gue juga tiba-tiba nggak enak. Gue takut kalo si Syafira dimacem-macemin sama Natasya,” jawab Feli yang saat ini merasa khawatir dengan Syafira.
Mereka pun akhirnya menunggu di parkiran sekolah. Sudah hampir 15 menit,namun Syafira tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Begitu juga dengan Natasya. Karena merasa sudah lama menunggu, akhirnya mereka memutuskan untuk menyusul Syafira di kamar mandi sekolah.
“Fel, Fira kok lama banget ya? Gue khawatir dia kenapa-kenapa deh. Kita susulin aja yuk,” ajak Elma pada Feli yang tengah memainkan ponselnya.
“Yaudah,” jawab Feli singkat seraya memasukkan ponselnya ke dalam tas sambil melangkah meninggalkan area parkir sekolahan.
Ketika mereka sampai didepan kelas 12, mereka mendengar suara gaduh dari arah kamar mandi. Ah, perasaan mereka semakin tidak enak. Mereka yang terkejut langsung menghampiri sumber suara. Dan benar saja, ketika mereka sudah sampai disana, mereka melihat Syafira yang tengah dihajar habis-habisan oleh Natasya. Sontak membuatnya langsung dan langsung menolong Syafira.
Flashback Off
Setelah Elma menceritakan semuanya pada Syafira, ia pun langsung bertanya apa penyebab Natasya menjadi brutal seperti itu.
“Oh iya, ngomong-ngomong masalah kak Natasya sama kamu tu apasih, Ra? Kok bisa-bisanya dia ngelakuin itu ke kamu?” tanya Elma dengan nada penasaran sambil menatap manik mata Syafira yang terlihat sendu.
Syafira bungkam seribu bahasa, ia tidak tahu harus mengatakan apa pada sahabatnya. Jujur atau berbohong.
Setelah sekian lama tidak mendapat jawaban membuat Elma dan Feli mengernyit bingung. Ia memanggil Syafira sekali lagi.
“Ra?” lamunan Syafira buyar seketika, ia langsung menatap wajah Elma dan Feli secara bergantian.
“Emm a-aku...”
“Apa aku jujur aja ya?” batin Syafira.
"Ra?" panggil Feli sekali lagi.
“Eh iya, apa?” Syafira balik bertanya dengan polosnya. Ah, Syafira benar-benar tidak konsentrasi saat ini.
Feli menghela nafas pelan mendengar jawaban Syafira. “Kan tadi Elma nanya, kamu ada masalah apa sama Natasya? kok bisa dia sampe nyakitin kamu gitu?”
“A-aku nggak tau disini aku salah apa enggak—” jawabnya menggantung.
“Maksud kamu?” tanya Elma dan Feli serempak.
“Iya jadi gini. Kalian kenal sama kak...emm kak...” ucap Syafira sembari mengingat-ingat nama pemuda itu sambil menepuk-nepuk jidatnya. Mengapa Syafira mendadak pikun seperti ini.
“Kak Rasyid iya Kak Rasyid!” ucap Syafira sumringah saat bisa mengingat nama pemuda itu.
“Kalian kenal nggak?” tanya Syafira lagi.
Keduanya langsung memandangi satu sama lain dan terlihat berpikir.
“Kak Rasyid? Oh kakak ganteng yang kemarin ya? Yang mimpin hadroh? Yang duduk diatas panggung? Yang gantengnya gak ketulungan? Iya iya aku tau!” jawab Feli antusias. Jiwa centil Feli sedang meronta-ronta ingin keluar. “Emangnya dia kenapa, Ra?” lanjutnya.
“Kak Natasya cemburu,”
“Cemburu? kok bisa? Bukannya kamu nggak pernah deket ya sama kak Rasyid?” tanya Feli penasaran. Karena memang Rasyid dan Syafira tidak pernah bertegur sapa sebelumnya.
“Iya, Ra. Kok bisa?” timpal Elma.
Syafira kembali diam sambil berpikir sejenak.
“Yaudah deh jujur aja.”
Kemudian Syafira menceritakan semuanya pada sahabatnya itu.
“Emangnya kamu pernah ketemu kak Rasyid dimana, Ra?” tanya Feli penasaran.
“Palingan juga disekolah, Ra. Kan kita satu sekolahan,” Elma yang bicara.
“Nggak tau juga sih, tapi kayaknya aku belum pernah ketemu dia disekolahan sebelumnya.”
“Emm nggak tau deh. Yaudah sekarang kita lupain aja kejadian hari ini. Anggep aja nggak pernah terjadi. Lagian kak Natasya juga udah mendapat hukumannya kan?” tutur Syafira lagi.
“Oke. Aku yakin pasti si Natasya bakalan dikeluarin dari sekolah ini. Kamu tenang aja ya,” ucap Feli sambil mengelus lembut tangan mungil Syafira.
“Iya Ra, aku juga yakin.”
*****
“Assalamualaikum, Kak?” ucap Syafira saat sudah sampai di ambang pintu rumahnya.
Terlihat Syafiq sedang memainkan ponselnya diruang tamu.
“Waalaikumsalam. Kamu dari mana aj—” ucapan Syafiq terputus saat ia mendongakkan kepalanya dan melihat kondisi Syafira yang tidak karuan. Baju Syafira kotor dan wajahnya penuh dengan luka. Mata Syafiq terbelalak sempurna dan mulutnya sudah tidak terkatup rapat.
Syafiq bangkit dari duduknya dan langsung menghampiri Syafira.
“Ya Allah, dek! Kamu kenapa kok bisa amburadul gini sih? Ya Ampun bentuknya udah nggak karuan banget!” pekik Syafiq sambil memutar-mutar badan Syafira mengecek kondisi gadis itu.
“Aduh kak aduh... Fira pusing diputer-puter gini!” pekik Syafira sambil memegang kepalanya yang terasa pusing. Syafiq sangat tidak pengertian.
“Bibir kamu kok bisa bonyok gitu? Kamu habis tawuran ya? Atau kamu dihajar sama orang? Kamu ngelakuin dosa sebesar apa sih!” tanyanya beruntun. Mulut Syafiq rasanya sudah tidak bisa diam saat ini.
“Kak...” lirihnya sambil menatap tajam pada Syafiq.
“Eh sorry, hehe. Yaudah duduk dulu cerita sama kakak,” ajak Syafiq dan menuntun Syafira duduk disofa ruang tamu, Syafira pun mulai bercerita semua yang terjadi padanya.
*****
Syafiq merasa gagal menjadi seorang kakak yang baik untuk Syafira. Ia merasa gagal menjaga Syafira. Mata Syafiq berkaca-kaca, ia kemudian langsung menarik Syafira menghambur kepelukannya. Wajah Syafira kini tenggelam didada bidang milik Syafiq.
Setelah sekian lama menjadi saudara, baru kali ini Syafiq menunjukkan kasih sayangnya pada Syafira secara langsung. Syafira sangat senang mendapat perlakuan manis dari Syafiq. Syafira langsung membalas pelukan Syafiq dan menenangkan Syafiq yang sedari tadi mulai mengeluarkan cairan bening dari pelupuk matanya.
“Maafin kakak dek, kakak nggak bisa ngejagain kamu. Kakak nggak pernah merhatiin kamu. Maafin kakak...” ucapnya dengan segudang rasa bersalah.
“Udah kak ini bukan salah kakak kok. Kakak itu kakak yang terbaik buat Fira. Fira sayang banget sama kakak,” tutur Syafira sambil mengelus pelan pergelangan tangan Syafiq.
Syafiq melonggarkan pelukannya dan mengelus puncak kepala Syafira yang masih terbalut hijab sekolahnya.
“Kakak janji setelah ini kakak akan antar jemput kamu.”
“Wahh beneran kak! Eh aduh sakit,” sorak Syafira kegirangan sampai tak sadar kalau dirinya sedang terluka.
“Tuh kan mulai lagi deh. Iya dek beneran.”
“Janji?”
“Harus banget ya pake jari kelingking segala?”
“Iyalah biar kakak nggak bisa ngelak lagi kalau Fira minta di anterin,” jawabnya sambil nyengir tak berdosa.
“Yaudah.”
*****
Maaf kalau alurnya ngelantur dan banyak typo ya. Semoga kalian tetap suka sama cerita yang aku tulis😊
Sampai ketemu lagi di part selanjutnya❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Rita Riau
Alhamdulillah Syafira ga kenapa Napa,,, maka nya Fiq,,, jgn judes bgt sama Adel sendiri,,, kalo sama orang lain ya bagus sifat dingin kayak es batu datar cuek entah apa lagi 🤔🤭😁🥰
2024-01-16
0