Kekasih Halalku - 03

“Sebaik-baiknya cinta adalah cinta kepada Sang Pencipta.”

Happy Reading❤

*****

Bel sudah berbunyi, menujukkan waktu istirahat sudah dimulai. Siswa siswi sekolah islam itu langsung berhamburan keluar kelas. Ada yang ke kantin, bolos, tidur dikelas, ada juga yang ke mushola untuk menunaikan sholat dhuha.

Dan Syafira memilih untuk pergi ke mushola dan melaksanakan Sholat Dhuha. Baginya tidak mengapa jika harus mengorbankan jam istirahatnya untuk menunaikan sholat dhuha. Setiap istirahat pertama ia pasti menyempatkan waktu untuk Sholat Dhuha di mushola.

Kebetulan hari ini adalah hari senin. Seperti biasa, Syafira rutin berpuasa senin kamis, jadi ia tidak perlu buru-buru untuk ke kantin sehabis menunaikan sholat. Ia pun bisa lebih khusuk dalam sholatnya.

“El, Fel ke mushola yuk!” ajak Syafira bersemangat pada kedua sahabatnya.

“Ngapain, Ra?” tanya Feli polos sambil mengunyah permen karet.

“Ya sholatlah lah, Fel. Emang lo pikir ke mushola mau ternak lele!” kali ini bukan Syafira yang menjawab melainkan Elma yang berada disebelah Syafira. Elma sudah terlanjur kesal mendengar pertanyaan unfaedah yang dilontarkan Feli.

“B aja dong!” ketus Feli sambil memutar bola mata ke sembarang arah.

“Nyamber mulu, heran.”

“Aku nggak ikut dulu ya, Ra. Tamu bulanan lagi dateng soalnya,” jawab Elma sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal seraya nyengir menunjukkan deretan giginya yang rapi.

Syafira mengangguk menanggapi jawaban Elma. Ia tahu sahabatnya ini tidak mungkin berbohong.

Fokus Syafira kini beralih pada Feli yang duduk dibelakangnya. “Kalau kamu gimana, Fel?” tanya Syafira penasaran

“Btw, Aku laper banget sih, Ra. Kata mommy aku nggak boleh telat makan,” Feli mulai mencari-cari alasan. Feli memang sangat susah jika diajak untuk pergi ke mushola bersama dengan Syafira. Pasti ada saja alasan yang ia utarakan untuk menolak ajakan Syafira secara lembut.

Syafira menghela nafas panjang dan raut wajahnya berubah masam. Ternyata mengajak orang pada kebaikan itu tidak mudah ya.

“Jadi aku sendiri nih ceritanya?” tanya Syafira memelas.

“Hok oh.”

“Yaudah. Aku ke mushola dulu. Assalamualaikum,” ucap Syafira seraya berdiri dari duduknya dan mengeluarkan mukenah berwarna putih dari tas ransel miliknya.

“Waalaikumsalam.”

Syafira langsung berlalu keluar dari kelasnya ketika salamnya sudah dijawab oleh mereka. Ia mulai berjalan santai di koridor sekolahan menuju ke mushola sambil menenteng mukenahnya.

*****

Syafira kini sudah menyelesaikan ibadahnya. Syafira sedang duduk di teras mushola seraya menali sepatu putih miliknya. Mata Syafira kemudian menangkap sosok yang kemarin yang membuat kinerja jantungnya menjadi tidak normal. Pemuda itu tengah duduk berjarak dua meter disebelah kiri Syafira.Rasyid, tapi sampai saat ini pun Syafira belum mengetahui nama pemuda itu dan ia juga sudah tidak ingin tahu lebih jauh lagi tentang Rasyid.

Syafira memperhatikan wajah Rasyid dengan seksama, ia mencoba mengingat-ingat dimana ia pernah bertemu dengan pemuda itu. Rasyid masih fokus menali sepatunya sampai ia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang tengah memperhatikan dirinya secara intens.

“Astagfirullahhalladzim,” gumam Syafira saat ia menyadari kesalahannya sudah memperhatikan lelaki yang tidak halal untuknya. Ah, Syafira sudah terlena sampai tidak menyadari bahwa apa yang ia lakukan saat ini termasuk dosa.

Rasyid yang mendengar suara Syafira yang samar-samar langsung menoleh kearah Syafira. Seketika pandangan mereka kembali bertemu. Syafira terpelonjak kaget saat ia tertangkap basah tengah memperhatikan Rasyid. Syafira mengalihkan pandangannya kearah lain dan segera menyudahi acara menali sepatunya. Syafira benar-benar malu saat ini, Rasyid membuatnya menjadi salah tingkah. Syafira langsung beranjak dari teras mushola tersebut seraya menenteng mukenahnya dan meninggalkan Rasyid yang masih menatap punggung mungil gadis itu.

Pemuda itu heran dengan tingkah Syafira, mengapa gadis itu terlihat gugup saat Rasyid melihatnya. Rasyid tidak ambil pusing dengan Syafira. Rasyid juga tidak mengenalnya. Sedetik kemudian Rasyid merasakan desiran aneh ditubuhnya, seperti ada sengatan listrik yang menjalar. Jantungnya tiba-tiba saja berpacu tidak normal tanpa sebab.

“Ni jantung kenapa dah. Oh mungkin ini yang dinamakan serangan jantung.” gumam Rasyid asal.

*****

Angin yang berhembus di siang itu menerpa hijab syar'i yang digunakan gadis yang sedang berjalan pelan di bawah rindangnya pepohonan. Desiran hebat itu menyapa kembali, entah apa yang sedang ia rasakan saat ini, ia sendiri pun tidak mengerti. Apa ini yang dinamakan cinta? Ya Tuhan, bahkan Syafira pun tidak tahu apa itu cinta.

Syafira berjalan santai sambil menatap kosong ke depan, pikirannya melayang jauh memikirkan seseorang yang belum halal baginya. Disisi lain ada sepasang mata yang tengah memperhatikan gerak gerik Syafira dengan tatapan berapi-api dan sedang menahan api cemburu.

Dia adalah kakak kelas Syafira yang tidak sengaja melihat Syafira beradu pandang dengan Rasyid. Dia adalah Natasya Adriani, perempuan yang sudah mencintai Rasyid sejak kelas sepuluh, Tapi sayang cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Rasyid tidak pernah menegurnya sedikit pun. Jangankan menegur, melirik Natasya saja tidak pernah. Rasyid selalu memasang sikap es batunya kepada semua perempuan, tidak terkecuali Natasya.

“Syafira Adzwa, tunggu pembalasan gue.”

*****

Syafira memasuki ruang kelasnya dengan wajah yang lesu, tidak ada guratan senyuman diwajah cantiknya. Syafira langsung duduk dikursinya tanpa mengucap salam terlebih dahulu.

“Ra, kamu kenapa?” tanya Elma penasaran, tidak biasanya Syafira muram dan lesu seperti ini.

“Iya, Ra. Kamu habis di kejar setan ya?” sahut Feli asal.

“Apaan sih. Aku biasa-biasa aja kok.” Syafira berusaha mengelak dari pertanyaan-pertanyaan Elma dan Feli. Ia segera merubah mimik mukanya seperti sedia kala.

“Bohong! Pasti ada apa-apa nih!” pekik Feli sambil menyipitkan matanya menatap curiga pada Syafira.

“Beneran, Fel. Jangan su'udzon terus sama aku. Dosa tau,” peringat Syafira.

“Jangan bo—”

“Assalamualaikum, anak-anak,” suara bariton itu memutus ucapan Feli. Terlihat seorang guru laki-laki sudah memasuki ruang petak tersebut.

Syafira akhirnya bisa bernapas lega.

“Huhh untung gurunya cepet dateng. Kalo nggak bisa mati kutu aku ditanyain mulu sama miss rempong.”

*****

Kringg kringg...

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. dan seperti biasa, Syafira dan sahabat-sahabatnya masih setia berada didalam kelas sembari menunggu sekolahan mereka agak sepi. Syafira masih saja disodorkan pertanyaan oleh Feli sedari tadi dan membuatnya jengah sendiri.

“Ra, tadi kamu kenapa sih? Kalo ada apa-apa cerita kek!” pekik Feli memaksa, gadis ini benar-benar rempong. Ia tidak menyerah begitu saja selama ia belum mendapatkan jawaban yang memuaskan dari mulut Syafira.

“Yaelah Fel, kalo Fira belum siap cerita yaudah sih. Kok malah lo yang sewot!” sahut Elma memojokkan Feli.

Feli menghela nafas kasar dan memilih tidak bertanya lagi pada Syafira. Ia sudah terlanjur kesal dengan Syafira dan Elma.

“Aku beneran nggak papa kok, Fel. Udah dong, jangan manyun gitu,” bujuk Syafira yang mengetahui isi kepala Feli saat ini.

“Iya-iya nggak manyun.”

“Senyum dong.”

“Heemm....” ucap Feli sambil menarik ujung bibirnya keatas dan membentuk lekukan yang indah.

“Gitu kan manis,” tukas Syafira sambil mencubit kedua pipi bakpau milik Feli.

“Aduh, Ra! Sakit!” pekik Feli seraya memegang pipinya yang terasa sakit akibat cubitan Syafira barusan.

“Sorry. Kelepasan,” jawab Syafira sambil nyengir tak berdosa.

Elma terkekeh melihat perdebatan kecil antara Syafira dan Feli seraya menggeleng pelan.

“Dah sepi tuh. Pulang yuk,” ajak Syafira sambil menenteng tas ranselnya.

“Yaudah yuk.”

Mereka keluar dari kelasnya dan berjalan melewati koridor sekolahan sambil sesekali bercanda gurau. Gelak tawa tidak pernah lepas dari ketiganya. Ada saja tingkah Feli yang membuat Syafira dan Elma tertawa lepas.

Tiba-tiba Natasya muncul didepan mereka dengan wajah yang biasa-biasa saja. Gadis yang menggunakan seragam yang sama seperti mereka itu tiba-tiba menghentikan langkah mereka bertiga. Natasya berusaha semanis mungkin didepan Syafira dan sahabat-sahabatnya.

Mereka langsung menghentikan langkahnya dan beralih menatap heran pada Natasya.

“Kak Tasya ngapain? Nggak pulang?" tanya Elma penasaran.

“Gue mau ke toilet tapi nggak berani, soalnya temen-temen gue udah pada pulang.” jawabnya yang ia buat setenang mungkin.

“Kak Tasya mau kita anterin?" tawar Syafira disertai dengan senyumannya yang manis.

“Boleh?”

“Boleh kak. Ayo kita bertiga anterin,” jawab Syafira lagi tanpa menaruh curiga sedikitpun.

“Gue sama lo aja ya, Ra. Nggak enak sama temen-temen lo,” alibinya.

“Nggak papa kok kak. Kita nggak repot kok,” kali ini Feli yang mengangkat bicara.

“Sama lo aja ya, Ra.” Natasya tetap bersikeras meminta dihantar oleh Syafira saja. Kelakuan Natasya benar-benar mencurigakan.

Syafira menghela nafas pelan, dan mengiyakan permintaan Natasya. Gadis itu sama sekali tidak curiga.

“Yaudah deh. El, Fel, kalian pulang duluan aja. Aku mau anterin kak Tasya ke toilet bentar.”

Elma dan Feli sempat khawatir dengan Syafira, namun mereka berusaha menepis kekhawatiran mereka. Mereka merasa ada yang ganjal dengan sikap Natasya.

“Oke. Kita pulang duluan ya Ra, Kak. Assalamualaikum,” pamit Feli.

“Waalaikumsalam,” jawab mereka serempak.

Elma dan Feli langsung melangkah menuju ke parkiran sekolahan. Sedangkan Natasya dan Syafira berjalan menuju kekamar mandi.

Hening. Itulah yang terjadi antara mereka sepanjang perjalanan menuju ke kamar mandi. Syafira yang merasa agak canggung memberanikan diri membuka suara.

“Kak, kakak kok diem aja?” lirihnya pelan.

Tidak ada jawaban dari Natasya, gadis itu hanya fokus melihat kedepan sambil menahan amarahnya yang sudah berkobar sejak tadi.

“Tahan Tasya, sebentar lagi.”

Syafira mengernyit bingung sambil tetap memperhatikan wajah Natasya yang berada disampingnya saat ini. Mengapa perasaan Syafira menjadi tidak enak?

“Yaudah kak, Fira tunggu disini ya,” ucap Syafira ketika ia dan Natasya sudah sampai didepan toilet sekolahan.

Tak disangka ternyata didalam toilet sudah ada tiga teman-teman Natasya yang dari tadi sudah bersiap-siap untuk memberi pelajaran pada Syafira. Mereka bertiga keluar dan mengampiri Syafira.

“Ka-kak i-ini ada apa ya?” tanya Syafira terbata-bata karena ketakutan melihat wajah Natasya yang mulai berubah menyeramkan.

Seketika, suasana kamar mandi itu menjadi mencekam untuk Syafira. Nafasnya terasa sesak, ia sepertinya kekurangan oksigen.

“Lo nggak usah sok polos deh Syafira!” kata-kata itu keluar langsung dari mulut Natasya. Sontak saja membuat Syafira terkejut bukan main.

Pipinya memanas, matanya mulai memerah sambil menahan bulir bening yang sedari tadi sudah ingin jatuh ke pipi mulus Syafira, jantungnya berdegub kencang. Ya Tuhan, apa yang akan dilakukan Natasya pada Syafira?

Mereka berempat mulai mendekat kearah Syafira dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Syafira hanya bisa pasrah sambil memundurkan langkahnya sampai punggungnya menghantam tembok kamar mandi.

Natasya mencengkeram keras dagu Syafira hingga membuat sang empu meringis kesakitan. Tatapan Natasya sangat-sangat tajam saat ini. Tatapan maut dari mata hazel Natasya menembus ke dalam manik mata Syafira.

“GUE LIAT LO DARI TADI MERHATIIN RASYID, YA! NGAKU LO SYAFIRA!" kali ini Natasya sudah benar-benar membabi buta, ia sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. Natasya sudah terlanjur tersulut emosi.

“Ra-rasyid siapa, Kak?” tanya Syafira gugup dengan mata yang mulai mengeluarkan cairan bening.

“LO NGGAK USAH PURA-PURA BEGOK SYAFIRA!! YANG TADI DUDUK DISEBELAH LO ITU RASYID!!” tangan Natasya masih mencengkeram dagu Syafira semakin kuat.

Syafira berusaha untuk pergi tapi ia langsung dihalang oleh ketiga teman Natasya. Mereka memegangi tangan Syafira dengan kuat seraya tersenyum miring.

“A-aku nggak tau kak, A-aku nggak merhatiin kak Rasyid kok.” jawab Syafira sambil menahan rasa sakit ditangannya.

Natasya tersenyum menyeringai. “LO PIKIR GUA BUTA HAA!”

Plakk

Satu tamparan keras mendarat sempurna dipipi mulus Syafira. Natasya langsung menampar keras wajah Syafira tanpa segan dan membuat wajah Syafira terhempas ke samping.

“Aww sa-sakit kak...” rintih Syafira. Pipinya terasa sangat perih akibat tamparan keras dari Natasya.

“INI BELUM SEBERAPA FIRA, LO NGGAK TAU KAN GIMANA RASANYA MENCINTAI TAPI TIDAK DICINTAI!! GUA BENCI SAMA LO SYAFIRA!”

Bugh!

Kali ini bukan tamparan yang Syafira dapatkan melainkan bogeman keras dari Natasya. Pukulan tersebut tepat mengenai rahang Syafira hingga membuat darah segar mengalir begitu saja.

Natasya benar-benar tidak bisa melihat ada perempuan lain yang mencoba mendekati pujaan hatinya itu. Kejam, itulah Natasya. Ia sangat kejam. Ia tidak segan-segan mencelakai siapapun yang ingin mengambil miliknya, menurutnya. Padahal Syafira hanya memperhatikan Rasyid sejenak, namun Natasya sudah berani bertindak sebejat itu. What's wrong with you, Natasya?

*****

Maafkan Alur yang ngelantur dan banyak Typo.

Kira-kira siapa nih yang bakalan nyelametin Syafira?

Sampai ketemu lagi di part selanjutnya❤

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

udah terjadi kekerasan fisik,,,
gila si Natasya,,,moga ada nolongin Fira 🤔🤭🥰

2024-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Kekasih Halalku - 01
2 Kekasih Halalku - 02
3 Kekasih Halalku - 03
4 Kekasih Halalku - 04
5 Kekasih Halalku - 05
6 Kekasih Halalku - 06
7 Kekasih Halalku - 07
8 Kekasih Halalku - 08
9 Kekasih Halalku - 09
10 Kekasih Halalku - 10
11 Kekasih Halalku - 11
12 Kekasih Halalku - 12
13 Kekasih Halalku - 13
14 Kekasih Halalku - 14
15 Kekasih Halalku - 15
16 Kekasih Halalku - 16
17 Kekasih Halalku - 17
18 Kekasih Halalku - 18
19 Kekasih Halalku - 19
20 Kekasih Halalku - 20
21 Kekasih Halalku - 21
22 Kekasih Halalku - 22
23 Kekasih Halalku - 23
24 Kekasih Halalku - 24
25 Kekasih Halalku - 25
26 Kekasih Halalku - 26
27 Kekasih Halalku - 27
28 Kekasih Halalku - 28
29 Kekasih Halalku - 29
30 Kekasih Halalku - 30
31 Kekasih Halalku - 31
32 Kekasih Halalku - 32
33 Kekasih Halalku - 33
34 Kekasih Halalku - 34
35 Kekasih Halalku - 35
36 Kekasih Halalku - 36
37 Kekasih Halalku - 37
38 Kekasih Halalku - 38
39 Kekasih Halalku - 39
40 Kekasih Halalku - 40
41 Kekasih Halalku - 41
42 Kekasih Halalku - 42
43 Kekasih Halalku - 43
44 Kekasih Halalku - 44
45 Kekasih Halalku - 45
46 Kekasih Halalku - 46
47 Kekasih Halalku - 47
48 Kekasih Halalku - 48
49 Kekasih Halalku - 49
50 Kekasih Halalku - 50
51 Kekasih Halalku - 51
52 Kekasih Halalku - 52 (END)
53 Kekasih Halalku - Extra Part 1
54 Kekasih Halalku - Extra Part (Last)
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Kekasih Halalku - 01
2
Kekasih Halalku - 02
3
Kekasih Halalku - 03
4
Kekasih Halalku - 04
5
Kekasih Halalku - 05
6
Kekasih Halalku - 06
7
Kekasih Halalku - 07
8
Kekasih Halalku - 08
9
Kekasih Halalku - 09
10
Kekasih Halalku - 10
11
Kekasih Halalku - 11
12
Kekasih Halalku - 12
13
Kekasih Halalku - 13
14
Kekasih Halalku - 14
15
Kekasih Halalku - 15
16
Kekasih Halalku - 16
17
Kekasih Halalku - 17
18
Kekasih Halalku - 18
19
Kekasih Halalku - 19
20
Kekasih Halalku - 20
21
Kekasih Halalku - 21
22
Kekasih Halalku - 22
23
Kekasih Halalku - 23
24
Kekasih Halalku - 24
25
Kekasih Halalku - 25
26
Kekasih Halalku - 26
27
Kekasih Halalku - 27
28
Kekasih Halalku - 28
29
Kekasih Halalku - 29
30
Kekasih Halalku - 30
31
Kekasih Halalku - 31
32
Kekasih Halalku - 32
33
Kekasih Halalku - 33
34
Kekasih Halalku - 34
35
Kekasih Halalku - 35
36
Kekasih Halalku - 36
37
Kekasih Halalku - 37
38
Kekasih Halalku - 38
39
Kekasih Halalku - 39
40
Kekasih Halalku - 40
41
Kekasih Halalku - 41
42
Kekasih Halalku - 42
43
Kekasih Halalku - 43
44
Kekasih Halalku - 44
45
Kekasih Halalku - 45
46
Kekasih Halalku - 46
47
Kekasih Halalku - 47
48
Kekasih Halalku - 48
49
Kekasih Halalku - 49
50
Kekasih Halalku - 50
51
Kekasih Halalku - 51
52
Kekasih Halalku - 52 (END)
53
Kekasih Halalku - Extra Part 1
54
Kekasih Halalku - Extra Part (Last)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!