Ganti Rugi

Pria tampan berahang tegas itu keluar dari Cafe setelah melakukan meeting. Dia pergi menuju mobilnya yang terparkir di luar.

Matanya terbelalak kaget, saat melihat penampilan mobilnya sudah tidak keren lagi. "Astaga!!"

"Siapa yang sudah melakukan ini semua?" kesalnya memperhatikan body mobilnya yang lecet.

Morgan menutup hidung bangir nya, ia mencium aroma amis di bagian kaca depan mobilnya. "Apa ini?" ia meneliti lagi.

Ada satu udang tertinggal di wiper kaca mobilnya. "Sialan! Siapa yang sudah menaruh udang di mobilku?!"

Tangannya menarik sebuah kertas bertuliskan nomor ponsel Clara, dan tulisan "Maaf sudah membuat mobilmu tergores, aku sedang terburu-buru. Tolong hubungi nomor ini, aku akan tanggung jawab."

Morgan meremas kertas itu dan masuk ke dalam mobil dengan perasaan yang penuh emosi.

Pukul 3 sore Clara sudah memulai kerja di restoran. Dia menemui Juan dan mengatakan kejadian yang terjadi pada udang nya di jalan tadi.

"Maaf ya Chef. Saya benar-benar nggak sengaja. Sebagian udang nya jadi rusak karena saya." ucapnya penuh penyesalan.

Juan malah tersenyum kecil. "Sudah nggak apa-apa. Jangan pikirkan udang nya, tanganmu bagaimana? Biar ku lihat."

Pria itu meraih tangan Clara. Terdapat goresan kecil di bagian siku tangannya. "Ini tanganmu tergores. Biar aku ambilkan kotak obat ya"

"Nggak usah Chef. Saya nggak apa-apa kok. Nanti saya bersihkan lukanya." tolak Clara secara halus. Dia tidak mungkin membiarkan Juan membersihkan lukanya.

"Iya tapi itu harus segera di bersihkan."

"Baik Chef. Sekali lagi saya minta maaf ya Chef. Soal udangnya, Chef bisa potong gaji saya untuk mengganti kerugiannya." pinta Clara sebagai bentuk tanggung jawab.

"Sudah jangan bahas udang lagi. Kamu segera bersihkan luka itu ya!" jawab Juan sudah tidak peduli dengan udangnya. Melainkan tangan Clara.

"I-iya Chef. Terima kasih."

Pukul 8 malam Juan mengumpulkan seluruh karyawannya mulai dari Chef dan pelayan di restorannya.

"Okay malam semuanya, saya memanggil kalian semua di sini karena ada hal yang harus saya sampaikan. Ini mengenai restoran kita yang akan di booking untuk acara pernikahan." Ucap Juan pada semua orang yang ada di ruangan itu.

"Tapi kali ini acara nya bukan lah acara pernikahan sembarangan. Anak dari crazy rich kota S akan menikah di Hotel Sempurna. Beliau meminta resto kita untuk ikut menjamu para tamunya di sana."

"Wah..." Banyak dari sekian karyawan Xiaojun nampak terkejut dan tidak menyangka.

"Okay tenang, ini termasuk suatu kehormatan juga untuk saya dan restoran Xiaojun. Pastinya di balik itu semua karena ada kalian yang membantunya. Untuk itu saya meminta tolong sama kalian semua agar bisa memenuhi permintaan beliau. Saya minta kerja sama nya dengan kalian, kita akan membicarakannya lagi untuk menu-menu nya besok. Saya cukup menyampaikan berita istimewa ini segitu dulu, sebelumnya saya banyak ucapkan terima kasih ya buat kalian semua."

"Baik Chef, siap laksanakan." Ujar seluruhnya.

Suara tepuk tangan dari seluruh karyawan menggema di ruangan itu. Mereka bangga dengan Chef Juan. Begitu juga dengan Clara, ia mengulas senyum di wajahnya yang cantik.

"Ya sudah, kalau gitu kita tutup resto sekarang. Kalian bisa segera istirahat di rumah."

"Baik Chef"

Malam hari di sebuah kamar yang mewah, Morgan sangat lelah melewati kegiatannya seharian ini. Ia teringat pada kertas yang sudah ia remas di kantong jasnya.

"Kalau telah melakukan kesalahan, bukan kah harus bertanggung jawab!" gumamnya lalu menghubungi nomor yang ada di kertas lecak itu.

Clara yang duduk di ranjang queen size nya melirik ke ponselnya yang berdering. "Siapa ya? Apa ini pemilik mobil itu?"

"Halo?" jawab Clara.

"Kau sudah melakukan kesalahan terhadap mobilku. Aku ingin minta tanggung jawabmu, karena kau, aku harus menahan bau amis saat mengendarai mobil!" tegas Morgan panjang lebar dalam satu ucapan.

"Ma-maaf Tuan. Saya benar-benar tidak sengaja. Kalau begitu, berapa kerugian yang harus saya ganti?" jawab Clara panik. Bahkan kini jantung nya berdegup kencang.

"Cih, sepertinya kau sanggup mengganti rugi kerusakan mobilku. Baiklah, kau harus menemui ku di Hotel Sempurna besok siang!"

Tut...

Belum selesai Clara berbicara Morgan langsung menutup panggilannya.

"Untuk apa dia menyuruhku bertemu di hotel? Apa jangan-jangan dia pria hidung belang, ya Tuhan. Jauhkan aku dari pria seperti itu." ujarnya menutup wajahnya.

"Lagi pula besok aku ada acara bersama resto Xiaojun. Aku tidak mungkin sempat datang menemuinya. Mungkin lain waktu aku akan bertanggung jawab padanya." gumamnya lagi, lalu memilih untuk tidur.

Waktu pun terus berlalu. Kini acara pernikahan yang di gelar di Hotel Sempurna pun tiba.

Morgan sudah rapi dengan setelan jas hitam dan kemeja salur hitam putih di dalamnya. "Bagaimana Jihan, apa ada yang belum siap?" tanyanya untuk memastikan.

"Sudah siap semua Pak. Pihak restoran dari Xiaojun juga sudah mengisi ruangan memasak untuk bagiannya."

"Kamu sudah pastikan di pintu masuk belum, untuk para tamu undangan dan para tamu Hotel di bedakan?" Morgan benar-benar sangat detail. Dia tidak ingin meninggalkan kesan buruk bagi klien nya.

"Sudah Pak, saya sudah mengkoordinasi dengan tim di bawah"

Tentunya menyewa Hotel Sempurna bukan lah main. Harga yang sangat fantastis bisa di raup oleh Morgan dalam satu hari saja menggelar acara pesta pernikahan di Hotelnya.

Pria itu berjalan di lorong Hotel menuju aula. Tidak sengaja ia bertabrakan dengan gadis yang membawa troli berisi makanan untuk di bawa ke acara lewat pintu belakang aula.

BRAKK!!! PRANG!!!

"Astaga!"

Clara panik bukan main, ia tidak sengaja menabrak pria di depannya dengan troli yang ia bawa.

"Maaf Pak maaf. Saya benar-benar tidak sengaja."

Morgan menarik nafasnya dengan berat. "Kamu bisa kerja dengan benar tidak?"

Emosi Morgan memuncak, belakangan ini ia susah tidur malam. Di tambah Wenda selalu mendesaknya untuk menikah. Acara di Hotelnya juga menguras tenaganya.

Sekarang ia di tabrak pakai meja troli makanan. Sungguh lucu sekali bukan nasib pria itu hari ini.

"Ma-maaf Pak, saya benar-benar tidak sengaja. Biar saya bantu bersihkan Pak"

Clara mengambil kain di troli dan mencoba mengelap celana Morgan yang ketumpahan makanan dari troli yang ia bawa.

"Sh!t, siapa kamu berani sentuh saya?!" Kaki Morgan reflek menghempaskan tangan Clara yang menyentuh lutut nya yang berbalut celana mahal.

Dinda yang kebetulan lewat di lorong itu langsung berlari menghampiri Clara.

"Ra kamu nggak apa-apa?" Dinda membantu Clara berdiri.

Yang Dinda lihat adalah Clara di hempaskan dari kaki Morgan. Itu sungguh tidak sopan baginya.

"Dasar pria tidak sopan! Bapak tuh nggak bisa ya sopan sedikit sama perempuan?" Amuk Dinda, gadis itu memang terkenal bar-bar jika berbicara dengan yang ia anggap lawan.

"Din, bukan salahnya. Aku yang tidak sengaja menabraknya" Ucap Clara buru-buru menjelaskan agar tidak salah paham.

"Berani sekali kamu membentak saya?! Sepertinya kalian tidak tahu siapa saya, sekarang kamu ikut saya!!"

Morgan menarik tangan Clara dengan paksa. "Aaakk..." Gadis itu sempat meringis karena Morgan menarik tangannya dengan kasar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!