Rencana Perjodohan

Pukul lima sore Elora sampai di rumahnya dengan barang belanjaannya yang diantarkan oleh jasa pengantar barang karena ia saat itu lupa bahwa ia membawa motor, jadi tak memungkinkan bagi dirinya untuk membawa barang belanjaannya yang banyak menggunakan motor.

Sebenarnya Lily sempat menawarkannya untuk mengantarkan barang belanjaannya sampai ke rumah tapi Elora menolaknya karena ia tahu sahabatnya itu pasti lelah setelah berkeliling Mall.

“El, Pulang!” Teriak gadis itu membuka sepatu sekolahnya dan menggantinya dengan sandal rumah, lalu masuk ke dalam rumah dengan tangan yang penuh akan berbagai kantong belanjaan.

“Gak usah teriak-teriak, gak malu apa di liatin sama tamu?“ Sinis Wendy saat mendengar teriakan melengking putri satu-satunya itu.

“Lah, mana El tau kalau rumah kita lagi kedatangan tamu. ” Sahut Elora menatap sang Ibu malas lalu melemparkan senyum canggung kepada kedua tamu yang duduk berdampingan di sofa panjang berhadapan dengan Ibunya, sepertinya dua tamu itu adalah sepasang suami-istri. “Sore Tante, Om. Maaf atas kejadian tadi, ” Sapa Elora menundukkan kepalanya kecil menyapa kedua pasangan tersebut.

Wanita paruh baya yang sepertinya beberapa tahun lebih muda dari Ibunya itu tersenyum teduh, “Sore juga. Tidak apa-apa, Putra Tante juga sering melakukan hal seperti itu jika baru pulang sekolah. ” Balas Wanita itu hangat.

“Sore juga, Nak. ” Sementara Pria paruh baya yang terlihat seumuran dengan Papa nya hanya membalas singkat sapaannya dengan senyum tipis.

“Kalau begitu, El permisi ke atas dulu ya. Selamat menikmati waktunya.” Pamit Elora kemudian berlalu dari ruang tamu setelah mendapat anggukkan dari kedua tamu Mama ya mungkin?

Saat menaiki tangga menuju lantai atas di mana keberadaan kamarnya berada Elora berpapasan dengan Sang Papa yang terlihat membawa berkas dari ruang kerjanya.

“Baru pulang, Princess? “

“Iya hehe.. Habis belanja dulu tadi, “ Menunjukkan kantong belanjaan kepada Sang Papa yang tersenyum kecil lalu mengusap kepalanya.

“Hmm, Yaudah sana mandi terus ganti baju. Papa mau balik ke bawah nemuin rekan bisnis sekaligus temen Papa.” Ucap Papa lalu berlalu meninggalkan Elora yang menganggukkan kepalanya seraya melanjutkan kembali langkahnya menuju kamarnya.

.

.

.

“Tak di sangka putri mu sudah sebesar itu, Kak Wen, Mana cantik sama santun lagi anaknya. Kayaknya dia seumuran sama putra sulung aku deh,” Ucap Wanita tadi menatap kearah Wendy yang tersenyum malu.

“Hm Iya kayaknya dia seumuran sama putra kamu, tapi jujur aja nih nya dia gak sesantun itu, justru biasanya itu anak suka malu-maluin. ”Wendy mengibaskan tangannya di udara.

Tak lama setelahnya Suaminya pun datang lalu duduk disampingnya. “Ini berkas kerjasama untuk proyek selanjutnya, coba Anda lihat terlebih dahulu.” Papa Elora menyodorkan berkas yang tadi di bawanya kepada tamunya itu.

Pria yang menjadi rekan bisnis sekaligus sahabatnya itu terlihat membaca dengan teliti berkas yang di sodorkan Papa Elora; Yudha Chin Hasibuan. Setelahnya pria itu mengangguk-anggukkan kepalanya kecil dengan senyum kecil.

“Seperti biasa, kerja sama yang Anda ajukan pasti punya keuntungan besar buat kedua belah pihak. Saya menantikan ini, semoga hasilnya memuaskan seperti biasanya. ” Ucap Pria itu menutup berkas tadi lalu menjabat tangan Yudha.

“Oke-oke, tinggalin formalitas kita sekarang dan ngobrol santai aja kayak biasanya. ” Sambung Pria itu.

“Eh omong-omong, Anak lo cowok kan? ” Tanya Yudha mengambil cangkir kopi di atas meja dan menyesap kopinya pelan.

“Iya, anak gue dua-duanya cowok, yang sulung kayaknya seumuran sama anak lo yang bungsunya baru masuk SMP. Kenapa?”

“Gimana kalau kita jodohin anak gue sama putra sulung

lo? ”

“Wah ide bagus!! Aku setuju kalau kamu mau ngeiyain ide Kak Yudha, lagian nih ya, aku gak suka sama pacar Abang yang sekarang. Ceweknya keliatan banget matre nya mana gak tahu sopan santun lagi. ” Seru Istri sahabatnya antusias.

“Menurut, Kak Wen gimana? Kakak mau gak besanan sama aku? ” Istri sahabatnya menatap kearah Wendy yang nampak berpikir.

“Itu ide bagus, Pa. Aku juga capek ngurusin itu anak yang bandelnya Masya Allah banget. Apalagi kalau dapat besan baik hati macam Tia aku senang banget.” Ucap Wendy tersenyum tak kalah cerah.

“Gue sih setuju-setuju aja, Yudh. Tapi gue gak yakin putra gue bakal setuju atau engga sama perjodohan ini dengan sifat keras kepala dia. Emang anak lo juga bakal mau nerima perjodohan yang lo rencana-in ini?”

“Hehe.. Gue juga gak tahu soalnya dia sama keras kepala kayak itu tuh. ” Yudha melirik kearah sang istri membuat Wendy yang tengah asik merencanakan itu ini bersama istri sahabatnya melemparkan tatapan sinis nya.

“Ck! Lo mah gimana sih, Yudh. Lo yang nawarin tapi lo juga gak yakin anak lo bakal setuju.” decak pria itu agak sebal dengan sahabatnya itu yang terkekeh pelan.

“Habisnya tuh ide tiba-tiba aja terbesit di benak gue, sih.”

“Tapi bakal gue usahain, putri gue nerima perjodohan ini. Karena selain bisa buat kita jadi besanan ini juga bisa jadi ajang persatuan kedua perusahaan kita dan numbuhin lebih banyak keuntungan bagi kedua belah pihak, semacam pernikahan politik.” Lanjut Yudha, membuat Sahabatnya itu menganggukkan kepalanya setuju.

“Hmm... Kalau begitu gue juga bakal usahain putra gue nerima perjodohan ini.” Ujar pria itu menganggukkan kepalanya setuju.

“Tenang aja, soal ngebujuk Abang biar aku yang urus.” Cetus istri pria tadi menimpali dengan senyum merekah.

Lalu setelah berbincang-bincang banyak hal, sepasang suami-istri itu pun pamit undur diri setelah makan malam bersama.

.

Setelah dua tamu itu pulang Wendy menatap sang suami intens. “Kamu yakin bisa ngebujuk Elora yang sama keras kepala kayak kamu? Kamu tahu sendiri anak kamu itu kalau terus di paksa akhirnya pasti berontak. ”

“Aku tahu, tapi ini juga kesempatan bagus, kapan lagi kita bisa punya besan asal usulnya jelas dan tentu bakal memperlakukan putri kita selayaknya anak mereka sendiri?”

“Sebenarnya ada hal lain kenapa aku tiba-tiba ngasih tawaran perjodohan sama Jefri, selain karena keuntungan, itu juga karena Elora punya pacar dan kamu tahu siapa kekasih anak kita itu? Pemuda itu anak pria yang hampir bunuh aku buat dapetin kamu dan pemuda itu pernah tersandung kasus kriminal juga. ” Penjelasan Yudha membuat Wendy membelalakan matanya tak percaya.

“El, gak pernah cerita soal dia punya pacar selama ini. Dan bagaimana bisa dia malah berpacaran dengan pemuda seperti itu? ” Wendy tak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya.

“Mungkin, El tahu kalau kita berdua pasti gak bakal ngizinin dia buat pacaran terlebih lagi kekasihnya itu pria yang seperti itu. ” Yudha menduga-duga alasan putrinya tak bercerita perihal itu, ya karena putrinya itu tahu kalau kedua orang tuanya itu cukup protective padanya jika itu perihal berdekatan dengan seorang pria.

.

.

.

Sementara itu di balkon kamar lantai atas dimana kamar Elora berada gadis itu terlihat tengah memetik senar gitarnya di kursi balkon sambil bersenandung pelan. Ia tak ikut makan malam karena sudah makan sore tadi di mall bersama Lily, jadi ia masih kenyang.

Di tengah Elora memetik senar gitarnya ponselnya yang berada di kamar berdering tanda ada seseorang yang menelpon. Membuat Elora menoleh kedalam kamar dan beranjak dari posisinya untuk masuk.

Menyimpan terlebih dahulu gitarnya di samping meja belajarnya sebelum mengangkat telpon dari Lily.

“Ada apa? ” tanyanya to the point.

“ ..... ”

“Lo bercanda kan? Mana mungkin Ryan selingkuh?! ”

[Send picture]

“ .... ”

Lily mengirimkan sebuah foto pada Elora yang seketika itu juga mengumpat kasar. “Awasin terus mereka, Ly. Gue ke sana sekarang!” ucap Elora lalu memutuskan sambungan telponnya dengan Lily, kemudian ia menyambar jaket denim nya beserta kunci motor kesayangannya.

Sedangkan itu di tempat Lily berada terlihat gadis itu berdecak tak habis pikir. “Ck! Teman-teman gue pada kenapa sih?! Punya pacar sama cowok brengsek semua, Emang paling bener jomblo aja kayak gue! ” Ucap jengkel Lily menatap pada sepasang kekasih yang tengah bermesraan di kursi taman yang berhadapan dengan danau buatan.

Mata Lily berkilat emosi, karena kedua sahabatnya di permainkan! “Padahal tuh cowok ketua OSIS, gue pikir kelakuannya gak bakal kayak gitu karena dia anggota OSIS. Ternyata sama aja kek cowok lain. ” gerutunya lagi dan tak lama setelahnya datang lah Elora dengan wajah datar nan dinginnya.

“Mana? ” Tanya Elora begitu ia berdiri berhadapan dengan Lily, Lily tak menjawab hanya menunjuk menggunakan dagunya pada objek yang ditanyakan Elora.

Elora menoleh kebelakang di mana kekasihnya itu berada dan sialnya saat ia menoleh wajah dua orang di bangku taman itu sudah sangat dekat, seperti hendak berciuman.

Dengan langkah penuh emosi Elora menghampiri dua orang itu lalu menarik kerah baju Kekasihnya sambil melayangkan satu buah tinjuan di sudut bibir pemuda itu.

“Brengsek lo anjing! Berani-berani ya lo selingkuh di belakang gue?! ” Umpat Elora membuat pemuda di depannya itu membulatkan matanya terkejut akan kehadirannya yang tiba-tiba muncul di hadapan dia bersama kekasih keduanya.

Pemuda itu gelagapan, lalu melirik pada gadis yang duduk di sampingnya tadi yang nampak syok.

“El? A-aku bisa jelasin.. K-kamu salah paham aku gak–”

“Gak usah buat pembelaan deh lo, udah ketahuan selingkuh mah ngaku aja lo emang selingkuh! Gue gak habis pikir, gue pikir lo beda sama cowok lain di tambah lagi karena lo ketua OSIS tapi ternyata lo sama aja kek cowok lainnya. Mulai sekarang kita putus!! ” Ucap Elora kemudian memberikan satu pukulan lagi pada rahang Si ketua OSIS itu yang mana pukulannya tentu saja tak main-main.

.

.

.

Thank you for reading

Don't forget to vote, like and comment!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!