Tak sengaja berpapasan

"Eh pulang sekolah nanti, nge mall yuk? Dah lama kita ngak nge mall bareng-bareng." Ajak Elora pada kedua sahabatnya sambil menyedot teh sisri nya yang tadi ia beli di kantin.

"Boleh tuh, gue setuju." Sahut Lily yang berdiri bersandar pada pembatas rooftop sekolah. Iya mereka sekarang ini tengah berada di atap sekolah lagi cari angin padahal bel masuk sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu, tapi anak-anak nakal ini bukannya kembali ke kelas malah menyimpang ke rooftop sekolah.

Sedangkan, Senna yang duduk di samping Elora di kursi yang sudah tak terpakai terlihat masih asik membaca novelnya. Membuat Elora yang duduk di sampingnya itu menoleh pada sahabat satunya yang memang sedikit pendiam itu.

"Lo juga ikut kan, Sen?"

"Sorry gue gak bisa ikut, udah ada janji. Ferdi katanya mau ngajak gue date hari ini," Sahut Senna membuat Lily yang tengah mengupas kulit kuaci nya langsung menoleh tak suka pada Senna begitu pula dengan Elora.

"Haish! Lo masih pacaran sama cowok kasar + fuck boy kayak dia?! " Umpat Lily dengan nada tak sukanya yang amat sangat kentara, pada sosok pria dari sekolah sebelah yang merupakan kekasih dari sahabatnya.

"Ferdi udah berubah dia gak sekasar dulu, dia juga udah gak main cewek lagi." Bela Senna sambil menutup buku novelnya karena sudah selesai membaca, Lalu menatap kedua sahabatnya bergantian.

"Ck! Elo udah bener-bener buta kayaknya! Kalau dia udah berubah terus luka lebam di pipi, lengan sama kening lo tiga hari lalu apa?! Dan asal lo tahu semalam bahkan pas lo udah balik sama Lily gue liat dia lagi cipokan ma cewek depan motel! "

"Anjing! Bangsat banget tuh bajingan! Udah Sen putusin aja! Dia cuma nyakitin lo doang!" Umpat Lily meremas bungkus kuaci nya dengan penuh emosi.

"Gue masih sayang sama Ferdi, gue yakin dia juga pasti bakal bener-bener berubah." Senna menundukkan kepalanya tak mampu melihat raut wajah penuh emosi kedua sahabatnya.

"Huh! Terus mau sampai kapan lo ngejalanin hubungan gak sehat kayak gini sama dia, Senna?!" bentak Elora mengacak rambutnya frustasi dengan sifat bucin kelewat tololnya Senna.

Senna tak menjawab ia hanya menundukkan kepalanya sambil meremas roknya pelan. "Gue juga pengen berhenti bahkan ninggalin dia tapi gue gak bisa.. Gue takut..." Ucap Senna dalam hati.

"Senna, lo tahu kita berdua peduli sama lo, kan? kita berdua gak mau sampai lo kenapa-napa di tangan cowok kasar kayak Ferdi. Bahkan sebelum lo jadian sama dia aja kita udah peringati elo kalau Ferdi itu Brengsek, Bajingan semua hal buruk ada di dia. Tapi lo justru malah jadian sama dia. Kita gak mau lo kenapa-napa." "Apalagi jadi korban Ferdi yang selanjutnya, Setelah Kak Airin. " Lanjut Lily dalam hati seraya membawa Senna kedalam pelukannya.

"Gue tahu kalian khawatir, tapi gue bakal baik-baik aja, tenang aja. " Ucap lirih Senna membalas pelukan Lily.

Elora yang melihat kedua sahabatnya itu berpelukan pun menghela nafas pelan sebelum ikut bergabung dan memeluk keduanya. "Kalau lo sampai di apa-apain sama si brengsek Ferdi atau tuh cowok ngelakuin hal bajingan sama lo, gue mohon kasih tahu sama kita berdua, Senna! Biar gue kasih dia pelajaran!" Ucap Elora.

"Lo juga punya gue, lo gak lupa kan? Om gue kepala Kepolisian," Sambung Lily dan di balas anggukkan kepala oleh Senna. "Gue beruntung punya kalian berdua, tapi maaf gue belum bisa kasih tahu kalian tentang kejadian itu." Lirih Senna dalam hati. Lalu setelah itu ketiganya pun melepaskan pelukan mereka.

.

.

.

Pulang sekolahnya, hangat Elora dan Lily lah yang pergi ke pusat perbelanjaan itu, tanpa Sena karena gadis itu tetap memilih pergi kencan bersama kekasihnya.

Dengan masih menggunakan seragam sekolah yang di balut dengan jaket dan hoodie untuk Lily kedua gadis itu pun mulai mengeksplor setiap toko yang ada di mall tersebut hingga tak ingat waktu bahkan belanjaan mereka lumayan banyak juga.

"Eh! Udah jam 5 sore, balik yuk! " Ucap Lily saat ia melihat jam tangannya.

Elora pun ikut melihat jam tangan yang di pakainya, "Woah iya, gak kerasa banget, ayo lah balik tapi sebelum itu mampir makan di restoran dulu yuk? Gue laper, "

"Ayo gue juga laper." Lalu keduanya pun berjalan menuju restoran tempat langganan mereka jika tengah di mall itu.

Saat di perjalanan menuju restoran tanpa sengaja keduanya berpapasan dengan Aiden yang di anggap musuh bebuyutan oleh Elora maupun Aiden.

Aiden tak datang sendiri ke pusat perbelanjaan itu melainkan bersama kekasihnya, Naura Whulandary. "Ck! Dunia ternyata sesempit ini, ya? Kenapa dari sekian banyaknya mall lo harus datang ke mall ini." Ujar Aiden berdecak begitu berdiri saling berhadapan dengan Elora.

"Lah, terserah gue dong mau pergi kemana aja, lagian lo pikir ini mall punya nenek moyang lo? Bukan kan?!" Ketus Elora melipat tangannya angkuh.

"Heh! Biasa aja dong kenapa lo nge-bentak segala sama cowok gue!? " sentak Naura membuat Lily menaikan sebelah alisnya risih.

"Woy Nek lampir dari sisi mananya, temen gue nge-bentak cowok lo?! Temen gue cuma ngomong pake nada ketus ye! " Ucap Lily tak terima.

Elora melirik gadis di samping Aiden sinis, "Oh lagi nemenin sugar baby lo ternyata, mending lo lebih ajarin sopan santun deh ma sugar baby lo supaya gak ikut campur pas ada orang yang lagi ngomong. " Sinis Elora.

"Siapa yang lo panggil sugar baby, gue itu pacar Aiden jadi jelas aja kalau lo cari ribut sama Aiden, gue bakal ikut campur."

"Njing, siapa yang cari ribut? Cowok lo noh yang duluan nyapa tapi ke cari ribut sama gue!" Elora berucap kesal.

"Ah udahlah, minggir lo berdua, halangin jalan gue aja! Dasar pasangan gebleg" Maki Elora sambil mendorong Aiden agar menyingkir dari jalannya di ikuti oleh Lily yang melemparkan tatapan sinis kepada Aiden dan Naura.

Setelah bayangan Elora dan Lily pergi menjauh dan tak terlihat karena berbaur dengan keramaian mall, Naura pun berdecak sebal. "Cih, tuh cewek kenapa suka sok banget sih gaya ya? Heran gue dasar sok kecakepan!" gerutu Naura lalu menengadahkan kepalanya menatap Aiden yang masih menatap kearah kepergian Elora tadi.

"Sayang! Ayo pergi, kita belum beli tas yang aku mau, " ucapan Naura membuyarkan lamunan Aiden.

"Iya, ayo pergi." Ucap Aiden dan mereka berdua punya pergi menuju toko tas yang di inginkan Naura.

Sebenarnya, dulu ketika mereka masih menjadi murid baru Aiden dan Elora sempat dekat bahkan mereka hampir berpacaran, sebelum Elora tanpa sengaja mendengar obrolan Aiden bersama teman-temannya di gudang belakang sekolah yang mengatakan bahwa mereka menjadikannya sebagai bahan taruhan setelah Aiden kalah dalam permainan TOD, dimana tantangannya adalah Aiden harus mendekati siswi paling cantik di angkatan mereka dan membuat gadis itu baper, Dimana saat itu Elora lah yang merupakan gadis paling cantik seangkatan mereka. Jika Aiden berhasil membuat Elora jatuh hati maka ia akan mendapatkan penthouse milik Haider.

Namun, sayangnya Aiden kalah dalam taruhan itu karena Elora sudah mendengar semua rencananya, dan dari sana lah awal mula benih kebencian tertanam di hati Elora dan menganggap Aiden musuh abadinya.

.

.

.

^^^Thank you for reading^^^

^^^Don't forget to vote, like and comment! ^^^

Terpopuler

Comments

Atha Diyuta

Atha Diyuta

next thor

2024-01-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!