Tentang keluarga Embun

“Apa! Jadi pihak di sana tidak mau menjual perkebunannya?” Pekik seorang lelaki di dalam ruangan.

“iya, pak Trias. Saya sudah berusaha memberikan iming-iming. Tapi ternyata pemilik pabrik yang melarang warga di sana.” Lapor orang suruhannya.

“Aduh bagaimana ini? Bos bisa marah kalau seperti ini hasilnya. Yasudah kamu tetap berusaha apapun caranya. Saya akan ikut pantau juga.” Komunikasi mereka pun di hentikan.

Saat ini Trias menikmati tahun-tahun terakhirnya sebelum pensiun. Usianya yang tidak lagi muda menuntutnya untuk beristirahat. Walaupun dia sering berpikir bagaimana menafkahi anak-anaknya yang masih sekolah dan kuliah.

Trias Atmaja adalah orang kepercayaan dari perusahaan property. Dia juga mendengar kalau atasannya mengincar tanah di daerah Lembang. Tanah yang di klaim atasan masih milik ayahnya.

Karena dulu si pemilik pabrik PT. Bramantyo adalah orang kepercayaan ayah bos nya. Maka dari itu, bos nya memperjuangkan kembali tanah itu.

Ting!

"Pihak dari PT. Bramantyo mengusir camp kita. Mereka merasa terganggu dengan kehadiran kita. Mana cara mengusirnya anarkis sekali." Adu Dewo, staf yang memantau di Lembang.

"Kali ini kalian menjauh dulu dari tempat itu. Kita rembuk lagi strategi yang baru. Nanti kita laporkan ini pada pak Rayyan."

"Baik, Pak." Dewo menutup pesannya.

Trias keluar dari ruangan kerjanya. Posisi ruangan berdekatan dengan ruang tamu.  Matanya melirik jam di handphone. Kedua putrinya belum terlihat batang hidungnya.

Baru saja dia akan duduk tampak gadis berseragam putih abu-abu. Diikuti gadis muda yang menentang buku. Memakai kemeja kotak-kotak merah.

“Lintang, kamu diantar sama papa, Ya. Dan kamu Embun nanti diantar sama pak Sapto.”

“ Embun bisa naik angkot, Pa. Lagian nanti di lihat teman-teman malu aku.  Di bilang anak mami nanti.”

“Kenapa harus peduli sama kata mereka? Bukan mereka yang kasih kamu jajan, tapi papa. Jadi jangan membantah perintah papa!"

“Mungkin ada yang menunggu kak Embun di depan gerbang. Makanya dia malu dianterin. Ya kalau tuh orang gentle dia yang jemput kakak ke sini.”

Trias menaikan alisnya. Tentu dia ingin melindungi putrinya dari orang-orang asing. Termasuk pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan. Di matanya Embun itu beda dengan lintang. Embun itu fisiknya sedikit rapuh. Apalagi waktu kecil Embun pernah hilang waktu bermain di Lembang. Untung ada beberapa warga yang menemukan anak gadisnya. Sejak saat itu, Trias menjadi protektif pada Embun.

“Kalau mamamu masih ada pasti dia akan senang melihat kalian berdua sudah tumbuh besar. Sudah SMA kelas 3 dan sudah semester 1.” Trias menyeka air matanya.

“Papa jangan sedih. Embun dan lintang janji akan menjadi orang yang sukses. Bikin papa bangga, dan mama diatas sana juga bangga.” Embun menggenggam erat jemari sang papa.

“Makanya papa minta kamu jangan pacaran dulu, Bun. Biarlah papa yang memilihkan pasangan untuk kamu dan Lintang. Jangan pernah ada mencoba melangkah keinginan papa.” Embun dan Lintang menunda suapan yang hampir masuk ke mulut. Embun sedikit tenang, karena sementara ini belum ada pria yang bermaksud mendekatinya.

Fajar? Entahlah, sejak kejadian ospek, pemuda itu belum menunjukkan kalau dia mengakui status pacaran. Seperti yang pernah di ucapkan Fajar.

Janji adalah hutang dan hutang harus di lunasi.

Lalu bagaimana dengan janji ucapan Fajar. Sampai sekarang belum di buktikan. Apa itu dia berharap Fajar menempati ucapannya? Tidak. Embun berharap Fajar tidak akan ingat janji itu. Tidak bisa  di bayangkan murka  papa nantinya.

Tapi kenapa dia masih penasaran sama Fajar. Kenapa cerita di ospek selalu mengejar ingatannya? Lagi-lagi dia mencoba menepis pikiran konyol.

Seperti kata kak Darren, Kak Fajar itu tidak tertarik sama perempuan. Jadi tidak mungkin dia mau menepati janjinya.

Aaaaarggggh!

Tuh cowok ganggu aja!

Sementara Lintang harus memutar otak agar hubungannya dengan Rhido tidak ketahuan. Kalau tidak bisa kiamat sugra nantinya. Lintang pernah lihat papa nya sedang murka. Seram sekali, itu juga karena anak buahnya mencoba menggoda Embun. Tiada ampun bagi papa. Bahkan keluarga anak buahnya kena imbasnya.

“Kalian papa antar ke sekolah dan kampus.” Papa Trias sudah berjalan meninggalkan meja makan. Suara klakson mobil menandakan mereka harus berangkat.

“Kak gimana ini?” Lintang tentu cemas. Janjinya sama Ridho menunggu di ujung jalan punah sudah.

“Ya nggak gimana juga. Kakak kan emang tidak punya pasangan. Beda sama kamu. Masih SMA sudah tahu pacaran.” kata Embun sambil menyantap satu genggam roti isi.

Lintang hanya mencibir. Dia yakin kalau kakaknya tidak jauh beda. Hanya belum ke endus sama papa saja. Gadis 17 tahun itu meninggalkan kakak perempuannya di meja makan. Tak lama dia kembali membawa tas sekolahnya.

“Kamu harus ingat pacar kamu itu mahasiswa, Lintang.  Gaya pacaran mahasiswa dengan anak sekolah itu beda.” Sahut Embun.

Embun mencibir adiknya terlalu mabuk cinta. Dia harus mencari tahu seperti apa si Ridho, pacar adiknya. Seruan papa Trias untuk bersiap berangkat ke tempat belajar masing-masing. Keduanya gadis beda dua tahun itu sudah masuk ke mobil. Masih dalam mode diam seta pandangan saling membuang muka. Trias sedikit aneh atas sikap kedua putrinya.

Ternyata dia sudah terlambat.

Embun baru turun dari mobil langsung berlari memasuki ruang kelasnya. Apalagi dia harus naik ke lantai atas tempat dia belajar dalam dua minggu ini. Sesaat dia berhenti mengatur nafas. Apalagi dia terlambat untuk mata pelajaran pak Viktor. Dosen yang katanya terkenal killer.

Kakinya terhenti sebelum sampai di depan kelas. Terdengar suara lelaki sedang mengajar, dari suaranya sepertinya sosok yang masih muda. Embun menyembulkan kepalanya di balik pintu.

“Katanya pak Viktor sebaya papa. Kok ini lebih muda ya? Apa itu asistennya? Aduh gimana ini masa baru angkatan pertama sudah bermasalah. Ah bodo amat! Kan dia cuma asisten ngapain takut.” Embun pun menyelonong ke kelas tanpa peduli tatapan teman-temannya.

“Sebening Embun!”

kok dia tahu namaku

Embun membalikkan badannya. Matanya membulat setelah tahu siapa yang menjadi asisten pak Viktor.

“Kamu tahu ini jam berapa? Peraturan mata kuliah pengantar manajemen harus ada di kelas lima menit sebelum pelajaran di mulai. Tapi kamu malah seenaknya nyelonong. Saya minta kamu keluar! Nanti temui saya di ruang dosen."

Embun menatap kearah Fajar seakan memelas.  Kalau dia bisa berontak dan mengatakan kalau lelaki itu pernah mengajaknya pacaran. Tapi itu bukan ide yang bagus. Sudah terbayang jika nanti teman sekampus akan mencemoohnya. Tanpa melepaskan tatapan ke arah fajar, Embun akhirnya keluar kelas.  Sambil mendorong pintu dengan keras.

“Baru jadi asisten dosen sudah berasa dosen beneran.” Umpatnya.

Embun duduk salah satu taman area kampus. Hari ini benar-benar sial. Dia sudah di pusingkan dengan peraturan dari papanya. Sekarang dia tidak bisa masuk ke kelas karena terlambat. Parahnya, dia di usir sama lelaki yang enggan dia ingat.

Sekitar dua jam menunggu jam istirahat.  Embun pun tertidur di kursi taman.  Dia bermimpi ada seorang pangeran yang membawa ke tempat yang indah.

Sayangnya wajah sosok itu tertutup kilauan cahaya putih. Rasanya dia tidak ingin bangun dalam mimpinya. Tangan Embun pun mengeratkan pelukan di leher lelaki itu. Mencari celah seperti apa tampangnya.

Embun membuka matanya. Cahaya putih menjadi pemandangan pertamanya. Seperti sedang dalam ruangan kecil. Embun meraba tangannya, merasa ada yang empuk.

“Kok di UKS, apa yang terjadi?” Embun memutar pandangan ke sekelilingnya. Tidak ada siapapun. Lalu siapa yang membawanya kesini?

“Sudah bangun, Bun.” Suara manis menyapa dirinya.

“Kinar, kenapa aku disini?” tanya Embun.

“Kamu tadi kayaknya pingsan di taman. Sudah di kasih minyak angin tapi tetap saja tidak bangun. Untung saja ada kak Fajar. Dia yang bawa kamu kesini.” Kata Kinar.

“Oh ya. Kak fajar nitip ini buat kamu.  Makanan sebanyak ini, mungkin dia pikir kamu pingsan karena belum makan. Dia bahkan memberikan bekalnya untuk kamu, Bun.”

Embun menemukan catatan kecil di balik alat makan milik Fajar.

Maaf soal tadi. Aku harus profesional. Semoga cepat sembuh, aku tidak mau kamu kenapa-kenapa.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

sama kayak aku waktu kuliah dulu ku juga suka naik angkot 😍

2024-08-08

0

Kak Dsh 14

Kak Dsh 14

cealah sosweet amat wkwkw

2024-07-07

0

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

cie di kasih bekal

2024-06-15

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Tentang keluarga Embun
3 Jangan kasih Harapan
4 Dia lagi ... dia lagi
5 Si centil Andara
6 Cerita dua sahabat
7 Bukan pelarian
8 Harus di uji
9 Den Aak
10 Pantang Menyerah
11 Bekal penuh cinta
12 Ancaman dua papa
13 Di rumah Fajar
14 Harus bagaimana lagi?
15 Menjelang pertunangan
16 Hasutan
17 Video Call Penuh Rindu
18 Kinara yang sebenarnya
19 Bulan di kekang Malam
20 Keluarga Bramantyo
21 Keputusan Embun
22 Masih Berjuang
23 Bertemu Oma Dewi
24 Di rumah Oma Dewi
25 Titik terang
26 Permintaan maaf Andara
27 Mau di bawa kemana?
28 Brian Suryanegara
29 Di kantor polisi
30 Papa bebas
31 Gadis idaman Angkasa
32 Seminggu tanpa kabar
33 Ancaman Darren
34 Jika Fajar tanpa Embun
35 Hutan kenangan
36 Bukit bintang ala Lembang
37 Cara Angkasa
38 Tinjauan kasus
39 Nyonya Darren
40 Itu Aku Bukan Dia
41 Cerita Panca
42 Karma untuk Kinara
43 Sebuah kekecewaan dari seorang ayah
44 Masih ada Rahasia diantara kita
45 Rencana Trias
46 Terimalah cintaku, Bening.
47 Progres pengobatan Fajar
48 cerita di rumah sakit
49 Sayembara jodoh dari Oma
50 Lamaran Kasa
51 Yang di takutkan angkasa
52 Senandung hujan
53 Sepanjang jalan kenangan
54 Terkuak
55 Cerita Reva
56 cerita Reva 2
57 Menjelang lamaran
58 Menjelang lamaran 2
59 Acara lamaran
60 Acara lamaran 2
61 Setelah acara lamaran
62 Apa kamu mencintainya?
63 Trauma mama Dira
64 Tentang Arya
65 obrolan ibu dan anak
66 Panic attack disorder
67 Part 67
68 Ayo kita putus!
69 Cerita di Lembang
70 Kemunculan Ridho
71 Ada sebab ada akibat
72 Tentang Bening
73 Tes DNA
74 Setelah tes DNA
75 Untuk hari ini
76 Sisi vs Sarah
77 Pengakuan Fajar
78 Part 78
79 Panca -Dara
80 Tanyakan pada hatimu
81 Demi Dia
82 Sidang skripsi dadakan
83 Tetap dalam rasa
84 Kepo nya Rosa.
85 Kehidupan baru Embun
86 Kediaman keluarga Suryanegara
87 Jadi simalakama
88 Lamaran Panca
89 Cinta itu butuh alasan.
90 Part 90
91 Penangkapan
92 Secret of Ayla
93 Selamat dari maut
94 Memori Penuh Kerinduan
95 Valid, Dia orangnya
96 Fajar untuk Embun
97 Masih di rumah sakit
98 Kemarahan Angkasa
99 Di labrak Kinara
100 Tolong tinggalkan anak saya
101 Rencana Kinara
102 Momen yang mendebarkan
103 Ultimatum Dari Fajar
104 Akad
105 Terimakasih sudah jadi istriku
106 Risalah hati
107 Di rumah mertua
108 Aku hanya mencintaimu, Dara
109 Menantu Bramantyo
110 Mengalah
111 Bulan madu di rumah pohon
112 Saling memaafkan
113 Adakah kesempatan kedua?
114 final part : Still love you
115 Radar cinta Andara
116 karya Baru
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Tentang keluarga Embun
3
Jangan kasih Harapan
4
Dia lagi ... dia lagi
5
Si centil Andara
6
Cerita dua sahabat
7
Bukan pelarian
8
Harus di uji
9
Den Aak
10
Pantang Menyerah
11
Bekal penuh cinta
12
Ancaman dua papa
13
Di rumah Fajar
14
Harus bagaimana lagi?
15
Menjelang pertunangan
16
Hasutan
17
Video Call Penuh Rindu
18
Kinara yang sebenarnya
19
Bulan di kekang Malam
20
Keluarga Bramantyo
21
Keputusan Embun
22
Masih Berjuang
23
Bertemu Oma Dewi
24
Di rumah Oma Dewi
25
Titik terang
26
Permintaan maaf Andara
27
Mau di bawa kemana?
28
Brian Suryanegara
29
Di kantor polisi
30
Papa bebas
31
Gadis idaman Angkasa
32
Seminggu tanpa kabar
33
Ancaman Darren
34
Jika Fajar tanpa Embun
35
Hutan kenangan
36
Bukit bintang ala Lembang
37
Cara Angkasa
38
Tinjauan kasus
39
Nyonya Darren
40
Itu Aku Bukan Dia
41
Cerita Panca
42
Karma untuk Kinara
43
Sebuah kekecewaan dari seorang ayah
44
Masih ada Rahasia diantara kita
45
Rencana Trias
46
Terimalah cintaku, Bening.
47
Progres pengobatan Fajar
48
cerita di rumah sakit
49
Sayembara jodoh dari Oma
50
Lamaran Kasa
51
Yang di takutkan angkasa
52
Senandung hujan
53
Sepanjang jalan kenangan
54
Terkuak
55
Cerita Reva
56
cerita Reva 2
57
Menjelang lamaran
58
Menjelang lamaran 2
59
Acara lamaran
60
Acara lamaran 2
61
Setelah acara lamaran
62
Apa kamu mencintainya?
63
Trauma mama Dira
64
Tentang Arya
65
obrolan ibu dan anak
66
Panic attack disorder
67
Part 67
68
Ayo kita putus!
69
Cerita di Lembang
70
Kemunculan Ridho
71
Ada sebab ada akibat
72
Tentang Bening
73
Tes DNA
74
Setelah tes DNA
75
Untuk hari ini
76
Sisi vs Sarah
77
Pengakuan Fajar
78
Part 78
79
Panca -Dara
80
Tanyakan pada hatimu
81
Demi Dia
82
Sidang skripsi dadakan
83
Tetap dalam rasa
84
Kepo nya Rosa.
85
Kehidupan baru Embun
86
Kediaman keluarga Suryanegara
87
Jadi simalakama
88
Lamaran Panca
89
Cinta itu butuh alasan.
90
Part 90
91
Penangkapan
92
Secret of Ayla
93
Selamat dari maut
94
Memori Penuh Kerinduan
95
Valid, Dia orangnya
96
Fajar untuk Embun
97
Masih di rumah sakit
98
Kemarahan Angkasa
99
Di labrak Kinara
100
Tolong tinggalkan anak saya
101
Rencana Kinara
102
Momen yang mendebarkan
103
Ultimatum Dari Fajar
104
Akad
105
Terimakasih sudah jadi istriku
106
Risalah hati
107
Di rumah mertua
108
Aku hanya mencintaimu, Dara
109
Menantu Bramantyo
110
Mengalah
111
Bulan madu di rumah pohon
112
Saling memaafkan
113
Adakah kesempatan kedua?
114
final part : Still love you
115
Radar cinta Andara
116
karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!