Pukul tujuh pagi, Zahra sudah bangun sementara kedua orang tua nya pulang terlebih dahulu untuk mandi dan beristirahat, sementara Hanan tetap setia menemani adik nya.
Zahra yang tadinya tidur kini sudah bangun dan memanggil Hanan. "Kakak."panggil Zahra lirih
Mendengar Zahra memanggil nya, Hanan pun mendekati nya "Iya, kenapa dek? Ara mau minum?"tanya Hanan parau khas orang bangun tidur.
Bukan nya menjawab, Zahra justru menangis, tentu saja hal itu membuat Hanan panik
"Dek, kenapa? Apa yang sakit?"tanya Hanan khawatir
"Ara."panggil Hanan. terlihat Zahra sedang menahan sesuatu.
"Kak, dada Ara sesak."ucap nya lirih
"Astaghfirullahaladzim, dek."pekik Hanan dengan panik
Zahra terus berusaha menarik nafas nya namun terasa begitu sesak. Keadaan Zahra persis seperti seekor ikan yang kekurangan oksigen.
"Dokter."teriak Hanan di depan ruangan adik nya
"Ada apa, mas?"tanya salah satu suster
"Tolong adik saya sus."ucap Hanan panik
Melihat kepanikan Hanan, suster pun segera memanggil dokter yang masih jaga disana. Tak lama dokter pun masuk dan meminta Hanan keluar.
"Sus, cepat pasangkan gas oksigen."titah dokter yang terlihat ikut panik
Mata Zahra menatap lurus ke atas sembari mengeluarkan air mata.
"Istighfar ya."bisik dokter pada Zahra
Zahra beristighfar di dalam hati, selang oksigen sudah terpasang di hidung nya.
Tiba-tiba tangan Zahra menarik karet oksigen.
Byur
Zahra muntah dan tidak sengaja mengenai baju dokter. Dokter pun terkejut dan dia pun reflek membantu Zahra yang hampir jatuh dari brankar.
Zahra melihat kemeja dokter sudah kotor dengan muntah nya. "Maaf, dok."ucap Zahra lirih
"Tidak apa-apa, nanti bisa saya bersihkan."ujar dokter lalu dia melepaskan tangan nya dari bahu Zahra
Zahra kembali membaringkan tubuhnya. Suster pun memanggil Hanan .
"Astaghfirullahaladzim. Bagaimana keadaan adik saya, dok?"tanya Hanan
"Asam lambung nya benar-benar tinggi, hingga dia mengalami muntah dan sesak nafas."
Hanan menatap wajah adik nya, Hanan terlihat sedih dan khawatir pada Zahra.
"Ya Allah, maaf dok."sambung nya lagi saat melihat baju dokter sudah kotor dengan muntah Zahra.
"Tidak apa-apa, nanti bisa saya bersihkan."jawab dokter sembari tersenyum.
Terlihat Zahra begitu pucat dengan mata yang terpejam. Setelah memeriksa Zahra, dokter pun kembali ke ruangan nya untuk membersihkan diri.
...----------------...
Siang hari nya, Zahra masih terbaring lemah di atas brankar, akibat muntah dan sesak nafas tadi pagi membuat Zahra tak berdaya.
"Kak." panggil Zahra
"Iya, kenapa dek?, Ara mau apa? Hmm."
"Tolong bilang sama wawa dan Bilqis kalau Ara belum masuk hari ini ya."
Hanan menarik nafas panjang lalu membuang nya dengan kasar "Iya nanti kakak telpon Wawa, ya. Sekarang kamu istirahat."
"Iya kak."
Hanan mengambil ponsel nya lalu menghubungi Wawa.
"Hallo assalamu'alaikum, kak."
"Wa'alaikumsalam."
"Iya kak, ada apa? Oh ya Ara kok belum di antar ya kak?"
"Wa, hari ini Ara nggak masuk kuliah ya."
"Kenapa kak?"
"Semalam Ara demam terus muntah, sekarang masih di rawat di rumah sakit. Kata dokter, asam lambung nya kambuh ditambah lagi ada gejala tipes."
"Astaghfirullahaladzim, iya kak. Nanti Wawa izinkan. Bilang sama Ara nanti setelah pulang kuliah insya Allah Wawa sama Bilqis kesana ya kak."
"Iya, terima kasih ya wa."
"Iya kak, sama-sama."
Sambungan telpon terputus."ada apa, wa?"tanya Bilqis di samping Wawa
"Ara sakit, Bil. Dia nggak masuk hari ini."
"Oh my God, Ara ku sayang. Pasti gara-gara Mak Jombang kemarin dech, Ara sampe sakit kayak gini."
"Udah, ayo masuk kelas."
Mereka pun naik ke lantai dua, karena lima belas menit lagi kelas akan dimulai. Terlihat mahasiswa sedang mengobrol satu sama lain di dalam kelas.
"Ara belum dateng, Wa?"
"Ara nggak masuk hari ini, tadi kak Hanan nelpon kata nya Ara sakit."
"Astaga, pasti gara-gara kejadian kemarin. Kasihan Ara."Ucap mereka
"Doain aja ya, semoga Ara cepat sehat."ucap Bilqis
Tak lam kemudian, dosen pun masuk. Seperti biasa sebelum kelas di mulai, dosen akan mengecek kehadiran mahasiswa terlebih dahulu.
"Zahra kemana?"tanya pak Bambang
"Hari ini Ara izin, pak."
"Kenapa?"
"Tadi kakak nya mengabari saya. Katanya Ara sakit, dia lagi di rawat di rumah sakit, pak."
"Oh gitu, ya sudah nanti kalian jenguk Zahra ya."
"Baik pak."jawab mereka
Kelas pun di mulai, hari ini hanya ada dua matkul. Setelah kelas pertama selesai, Wawa dan Bilqis pergi ke kantin untuk makan siang.
Seperti biasa, disana bukan hanya mahasiswa tapi juga ada beberapa dosen ikut makan siang disana. Dari meja lain, tampak seseorang sedang celingak-celinguk mencari seseorang di tengah ramai nya kantin.
"Kemana gadis itu."batin Raka, dosen muda yang diam-diam sudah menaruh hati pada Zahra.
"Cari siapa, Ka?"tanya Mona, dosen muda fakultas ekonomi.
"Oh, nggak ada kok."jawab Raka
"Hmm, yakin."
"Iya Mon."
"Okay dech."ucap Mona lalu melanjutkan makan nya
"Hai, Mana Zahra? tumben cuma kalian berdua saja?"tanya Dion yang tiba-tiba mendekati meja kedua nya
"Zahra sakit, kak. dia nggak masuk hari ini.",
Dion mengernyitkan kening nya "sakit? Zahra sakit apa?"
"asam lambung nya kambuh terus tipes juga."
Dion manggut-manggut tampak dia mengkhawatirkan Zahra, wanita yang dia kagumi selama dua tahun terakhir.
"Duluan ya kak."ucap Wawa
"Oh iya, silahkan."
Wawa dan Bilqis pun kembali ke kelas nya. "Sepi ya wa nggak ada Ara."
"Iya, pulang kuliah kita jenguk Ara okay."
"Okay."
...----------------...
Di ruang VVIP, Zahra sedang di suapin oleh bunda nya.
"Ara cepat sehat ya nak. Bunda nggak tega lihat kamu kayak gini. Ara mau tau nggak tadi pagi saat kakak bilang Ara sesak nafas terus muntah, jantung bunda rasanya mau copot."ucap Bu Sinta lirih sambil membayangkan bagaimana keadaan putri nya tadi pagi
"Maaf ya, bun."
"Kenapa minta maaf nak? Ini ujian dari Allah buat Ara. Semoga sakit nya Ara ini menjadi penghapus dosa-dosa Ara yang telah lalu."
Zahra tersenyum getir
Ceklek
Mendengar suara pintu terbuka, Zahra dan Bu Sinta menoleh ke arah pintu.
"Selamat siang, Zahra."sapa dokter
"Siang, dok."Balas Zahra lemas
"Gimana keadaan kamu sekarang?"
"Nggak tau dok, sulit untuk dijelaskan."jawab Zahra bingung karena tubuh nya terasa lemas dan sakit
"Saya periksa dulu ya."ucap dokter
Zahra mengangguk"Dok, saya minta maaf ya soal tadi pagi."
"Iya nggak apa-apa kok."
"Terima kasih ya, dok."ucap Bu Sinta
"Sama-sama, buk. Kalau begitu saya permisi."ucap dokter, setelah selesai memeriksa dan menjelaskan kondisi Zahra, dokter pun berpamitan.
...----------------...
Jam kuliah pun selesai, para mahasiswa segera meninggalkan kelas, ada yang langsung pulang, nongkrong atau jalan-jalan. Sementara Wawa dan Bilqis masih di dalam kelas membereskan buku-buku mereka begitu pun dengan Raka terlihat memperlambat aktivitas nya.
"Duluan pak."ucap Wawa dan Bilqis namun langkah kedua nya terhenti ketika raka memanggil kedua nya
"Ada apa, pak?"tanya Wawa dan Bilqis
"Zahra, sakit apa?"
Wawa dan Bilqis saling pandang
"Oh, bukan maksud saya, dia sakit apa sampai dia nggak masuk kuliah."elak Raka
"Asam lambung nya kambuh, pak."
"Oh gitu."Jawab Raka
"Iya pak, kalau begitu kami permisi."ucap Wawa
Kedua nya pun meninggalkan Raka dan segera menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, mereka menuju ruangan dimana Zahra di rawat.
"Permisi suster, kami mau menjenguk pasien atas nama Zahra."ucap Wawa
"Oh, iya sebentar ya."
"Baik sus."
"Pasien atas nama Zahra berada di ruang mawar no 45 ya. Silahkan jalan lurus lalu belok kanan."
"Baik, terima kasih sus."
"Sama-sama."
Wawa dan Bilqis pun menuju ruangan Zahra.
Tok tok
"Masuk."sahut Bu Sinta yang sedang mengelap tangan Zahra
"Assalamu'alaikum Tante."
"Wa'alaikumsalam, eh Wawa sama Bilqis toh. Ayo masuk."ucap Bu Sinta ramah, kedua nya bersalaman dengan Bu Sinta
...To be continued 👇...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments