Menikah Karena Terpaksa

Menikah Karena Terpaksa

Episode 1

Di sebuah Desa ada seorang wanita muda yang memiliki umur 20 tahun, wanita itu memiliki wajah yang imut karena pipi chubby dan memiliki badan yang kecil dia sangat cantik. Wanita ini tinggal bersama pasangan suami istri yaitu paman bernama Ikram dan bibi nya bernama Rus, karena orang tuanya sudah meninggal dunia. Gadis itu bernama Nabila Sagita putri dari Ibu Diana dan Bapak Hartawan

"Nabila bangun kamu, ini sudah siang jangan bermalas malasan kamu di sini" teriak bibi Rus dengan penuh kemarahan.

"Cepat bangun siapkan sarapan, setelah itu cuci pakaian yang sudah menumpuk di sana!" Bibi Rus terus berteriak.

Bibi Rus dari sejak awal memang tidak menyukai Nabila, setiap pagi dia selalu memarahi Nabila. Ia merasa tidak akan pernah ikhlas menampung Nabila di rumahnya. Bibi Rus selalu beranggapan jika Nabila menjadi beban di rumahnya, maka dari itu bibi Rus selalu memperlakukan Nabila sebagai pembantu di rumahnya. Namun paman Ikram sangat menyayangi keponakannya itu, paman Ikram selalu membela Nabila jika dia sedang di marahi istrinya Rus.

Nabila yang masih berada di kamarnya terkejut mendengar suara teriakan dari luar kamarnya yang ternyata teriakan itu berasal dari bibi Rus, Nabila pun segera bangun dari tempat tidurnya, duduk dan langsung beranjak dari ranjang. Saat ia keluar ternyata bibi Rus sudah menunggu di depan pintu kamarnya dengan memegang pinggang.

"Maaf bibi, saya telat bangun" ucap Nabila sambil menundukkan pandangannya dari bibinya yang terlihat sangat marah itu dan Nabila takut jika akan di marahi bibinya.

"Kamu ingat ya Nabila, kamu jangan merasa suami saya baik sama kamu. Kamu harus berleha leha di rumah ini jangan mau seenaknya saja. Ini bukan tempat penampungan gratis! Sudah pergi sana, cepat siapkan makanan perut saya sudah lapar" bentak bibi Rus kepada Nabila dengan wajahnya yang sangat marah.

"Baik bi," jawab Nabila dengan wajah yang sedih,

Nabila pergi dari hadapan bibi nya dan memasuki dapur untuk menyiapkan makanan, apapun yang ada di dapur Nabila masak apa adanya.

Setelah selesai memasak Nabila segera membereskan semuanya dan dia mulai melakukan aktivitas seperti biasanya untuk mengurus urusan dalam rumah bibi dan pamannya itu, ya seperti layaknya seorang pembantu.

Saat semuanya selesai Nabila memberitahu bibi dan pamannya jika masakannya sudah siap, Nabila sengaja membersihkan rumah terlebih dahulu karena bibinya selalu marah jika pekerjaan rumah belum di lakukan.

Mereka menyantap makanan bersama sama, bibi Rus tidak pernah berani untuk memarahi Nabila jika di hadapan suaminya, karena suaminya sangat menyayangi Nabila layaknya seperti anak sendiri. Namun, bibi Rus iri karena Nabila selalu di perhatikan oleh suaminya itu.

Nabila hanya lah lulusan SMA dia bingung, dia ingin sekali melanjutkan pendidikannya namun ia juga sadar jika tidak memiliki biaya.

Nabila ingin mencari pekerjaan di kota, karena Nabila tidak ingin terus menerus menyusahkan bibi dan pamannya, dan Nabila telah memutuskan untuk merantau di Kota Jakarta, namun Nabila akan tetap meminta izin kepada pamannya terlebih dahulu.

Nabila mencoba mendekati paman dan bibinya yang sedang duduk di halaman belakang rumahnya, ia rasa sudah waktunya untuk bekerja agar tidak merepotkan orang lain meskipun itu adalah keluarga sendiri.

"Paman...." Panggil Nabila,

Paman Ikram langsung menatap Nabila yang sedang berjalan dan memanggilnya, namun tatapan Nabila terlihat sedang bersedih.

"Ya nak, ada apa?.." tanya paman Ikram sambil menatap Nabila

"Paman bolehkah saya pergi ke kota untuk mencari kerja, siapa tau saya mendapatkan pekerjaan." Nabila menatap paman dan bibinya secara bergantian.

"Nak, kamu disana tidak memiliki siapa siapa keluarga pun tidak ada, paman khawatir jika kamu kenapa kenapa di sana sendirian nak. Kamu juga jauh dari kami sulit untuk kami memantau mu nak..." Paman Ikram memang sedikit khawatir kepada Nabila jika harus merantau apalagi tidak memiliki keluarga dan orang pun tidak ada yang dia kenal.

"Alaah kamu mau mencari pekerjaan apaan, di kota itu tidak mudah mencari kerja. Atau kamu mau menjadi simpanan om om ahaha" sindir bibi Rus.

"Bu jangan seperti itu bicaranya, Nabila itu mau mencari pekerjaan yang halal. Kita juga tidak pernah tau jika rezekinya Nabila, bisa saja Nabila mendapatkan pekerjaan yang baik dan bisa saja dia menjadi orang sukses di kota.." ucap paman Ikram sembari menegur istrinya.

"Halah mas kamu itu bela dia terus, kamu tau kan kita udah kasih dia makan secara gratis. Dia juga harus tau caranya berterima kasih, dia juga tidak harus bekerja di luar biarkan dia di rumah ini dia bisa membantu ibu di sini, dia bisa memasak..." Bibi Rus memang tidak memiliki hati, dia memang selalu ingin menjadikan Nabila seperti pembantu.

Namun Nabila tidak mendengarkan ucapan bibi nya, ia rasa jika harus mendengarkan bibinya semua tidak akan pernah ada habisnya karena bibi nya tentu akan selalu ingin menang sendiri.

"Paman bagaimana apakah boleh?" Tanya Nabila penuh harapan.

"Baiklah paman akan izinkan kamu, tapi kamu harus berjanji untuk selalu memberikan kabar kepada paman dan bibi mu disini, dan jangan lupa untuk menjaga diri baik baik..." Tegas paman Ikram memberikan saran kepada Nabila.

"Terima kasih banyak paman sudah memberikan izin kepada Nabila, tentunya Nabila tidak akan pernah lupa untuk selalu memberikan kabar kepada paman dan bibi." Ucap Nabila dengan wajah bahagia, yang sangat berbeda dengan wajah bibi Rus menampilkan kekesalannya karena bisa bisanya suaminya itu memberikan izin kepada Nabila untuk merantau ke kota.

Setelah itu, Nabila pun pergi ke kamarnya dan mulai mempersiapkan pakaiannya yang akan dia bawa. Nabila tidak membawa banyak barang barang, dia hanya membawa satu tas yang berisi pakaiannya saja.

Sebelum Nabila akan pergi merantau, Nabila menyempatkan diri untuk berziarah ke makan kedua orang tuanya yang memang tidak jauh dari kediaman paman Ikram.

"Ayah... Ibu.. Nabila akan merantau ke kota jakarta, disana Nabila akan mencari pekerjaan, doakan Nabila agar segera mendapat pekerjaan dan sukses seperti orang orang. Semoga ayah dan ibu selalu bahagia di sana. Meskipun Nabila sendiri tidak tau harus kemana setelah sampai di sana karena Nabila memang belum pernah berkunjung ke kota. Ayah Ibu Nabila pasti akan selalu merindukan Ayah dan Ibu, suatu saat Nabila akan selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi ayah dan ibu. Nabila pamit dulu ayah ibu assalamualaikum" sebelum pergi Nabila mencium nisan kedua orang tuanya, lalu dia pulang kerumah pamannya.

Keesokan harinya Nabila bersiap siap untuk pergi ke terminal bus. Untuk biaya perjalanannya Nabila masih mempunyai tabungan sepeninggalan kedua orang tuanya.

Nabila juga tidak lupa untuk berpamitan dengan bibi Rus meskipun raut wajahnya yang terlihat sangat cuek dan biasa saja. Nabila pergi ke terminal di antar oleh Paman Ikram menggunakan sepeda motornya yang butut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!