"Masuk!", Tuan Arya memerintah untuk masuk keruangannya.
"Ya Tuan, ada yang bisa di lakukan?" Tanya Dendra sambil melihat ke arah Nabila yang masih duduk di sofa.
"Belikan makanan sekarang" perintah Tuan Arya kepada Dendra.
Dendra langsung pergi keluar dari ruangan Tuan Arya dan membelikan makanan, asistennya itu juga tau jika Tuan Arya memang belum menyantap makanan karena mengurusi Nabila yang pingsan.
"Maaf Tuan, apakah saya sudah bisa keluar karena masih ada banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan di dapur" tanya Nabila kepada Tuan Arya yang sedari tadi hanya menatap layar ponselnya.
"Diam dan duduk di sana, tidak ada yang memberikan izin untuk keluar" Tuan Arya menatap Nabila dengan tatapan tajam.
"Maa..aaff Tuan," Nabila menundukkan kepalanya takut saat mendengar Tuan Arya berbicara seperti itu
Kruk... Kruk.. Kruk...
Perut Nabila berbunyi dan membuat Tuan Arya menatap Nabila yang menunduk malu.
"Kenapa kamu tidak makan siang sampai harus kamu tahan dan akhirnya kamu sendiri yang susah, semua karyawan di sini makan di kantin apa kamu tidak sesuai selera mu" Ucap Tuan Arya dan menatap datar Nabila.
"Maaf Tuan saya lupa membawa bekal, dan jika harus makan di kantin saya tidak memiliki uang hanya membawa beberapa untuk keperluan kendaraan saya" jawab Nabila sambil menunduk.
Pada saat Tuan Arya akan menjawab Nabila, tiba tiba Dendra datang membawakan apa yang di perintahkan oleh Tuan Arya.
"Maaf Tuan, ini pesanan Tuan." Ucap Dendra lalu meletakkan makanan di meja dekat sofa. Lalu Dendra izin untuk keluar ruangan itu dan ia pergi menuju meja kerjanya.
"Kenapa ya wanita itu masih di ruangan Tuan, apa jangan jangan dia membuat kesalahan lagi." Ucap Dendra berpikir takut jika Nabila akan membuat kesalahan lagi, apalagi Dendra tau jika Tuan Arya orang yang sangat pemarah.
Diruangannya Tuan Arya sedang duduk di sofa dekat dengan Nabila, Tuan Arya memberikan nasi satu kotak kepada Nabila.
"Makan lah, nanti kamu pingsan menyusahkan lagi" perintah Tuan Arya.
"Maaf Tuan, silakan Tuan makan saja. Saya bisa makan nanti setelah pulang kerja Tuan," ucap Nabila merasa tidak enak dan takut, meskipun sebenarnya ia memang lapar.
"Sudah saya katakan dari awal, jika saya paling tidak suka di bantah paham!" Tuan Arya meninggikan suaranya. Karena memang benar, Tuan Arya paling benci apabila ada perintah nya di bantah.
"Baiklah Tuan, jika begitu saya akan terima. Terima kasih Tuan" ucap Nabila mengambil kotak nasi dan langsung membuka kotak nasi tersebut. Saat di buka ternyata sangat membuat Nabila semakin lapar, karena makanan yang di berikan Tuan Arya adalah makanan mewah dan mahal, yang tidak pernah Nabila makan.
"Hm," jawab singkat yang keluar dari mulut Tuan Arya.
Setelah menyelesaikan makannya Nabila langsung keluar ruangan, namun tidak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada Tuan Arya karena telah memberikan dia makan. Nabila juga tidak lupa membersihkan makanannya tadi
Saat keluar dari ruangan Tuan Arya, sial nya Nabila menabrak seseorang.
Bruuk...
"Aduh kalau jalan itu pakai mata, dan ngapain juga kamu ke ruangan CEO ada urusan apa kamu?" Bentak seseorang yang tidak sengaja di tabrak oleh Nabila.
"Ma..af saya tidak sengaja, permisi" Nabila pun langsung pergi tanpa memperdulikan orang yang ia tabrak, setidaknya Nabila sudah meminta maaf karena tidak sengaja menabrak dia.
"Hei kamu ini tidak sopan sekali, kalau di tanya itu jawab jangan pergi pegi aja. Apa kamu mau saya pecat. Oh apa jangan jangan kamu tidak tau ya kalau aku adalah calon Nyonya Arya di sini jadi jangan macam macam kamu!" Ucap wanita itu berbicara sendirian dengan rasa kesalnya, sedangkan Nabila sudah pergi.
'aduh siapa lagi wanita itu, jangan sampai sama seperti wanita kemarin' batin Nabila berbicara.
Hari sudah mulai sore, dan semua karyawan pulang kerumah mereka masing masing. Nabila di hari pertama kerjanya meskipun belum mengenal banyak semua karyawan di perusahaan, ia sudah memiliki teman yang satu frekuensi dengan dirinya. Temannya bernama Ratna
"Nabila, kamu mau pulang bareng nggak?" Ratna menawarkan tumpangan kepada Nabila yang di lihatnya sedang jalan kaki ke depan.
"Eh, Ratna sebelumnya makasih. Tapi aku akan naik taksi atau angkut saja. Hanya saja aku menitipkan sepeda motorku sedikit jauh dari kantor hehe" ucap Nabila kepada Ita sambil menampilkan senyuman.
"Oh tidak apa apa, ayo bareng aja. Lagian aku juga sendirian kok. Lama loh mau cari angkutan jam segini" Ucap Ratna
"Tidak perlu repot repot Rat, aku juga sedang ada kerjaan jadi biarkan aku menunggu taksi saja" jawab Nabila tetap menolak.
"Oh ya sudah jika memang kamu mau naik taksi, aku duluan ya kamu hati hati" ucap Ratna dan langsung pergi meninggalkan Nabila yang masih sedikit jauh untuk berjalan menuju tempat penitipan motornya. Namun, Ratna tiba tiba memberhentikan motornya lagi.
"Bila, kamu disini tinggal sama siapa?" Ratna bertanya,
"Eh di sini ngekost sendirian Ratna, orang tua ku sudah meninggal dan dulu aku tinggal bersama paman dan bibi di kampung. Emangnya ada apa ya Ratna?" Ucap Nabila bingung kenapa Ratna tiba tiba menanyakan itu kepadanya.
"Wah sama dong aku juga disini ngekost, orang tua ku sudah lama meninggal sejak aku kecil, bibi ku juga sudah meninggal," raut wajah Ratna berbeda, mungkin karena ia mengingat kedua orang tuanya.
"Sabar saja Ratna, semua jalan sudah di atur. Yang penting kita semangat saja, dan jangan pernah putus asa". Nabila memberikan semangat kepada Ratna agar tidak bersedih, meskipun sebenarnya Nabila pun sedih mengingat kedua orang tuanya.
"Oh ya Bila, bagaimana kalau kita ngekost bareng aja jadi kita bisa membagi uang bayarannya berdua. Tidak memberatkan, dan tentang makan kita bisa bersama sama, nanti biar aku aja yang pindah ke kosan kamu. apakah kamu mau Bila?" Tanya Ratna kepada Nabila.
"Aku sih mau saja Ratna, tapi apakah kamu tidak keberatan kita juga baru kenal apa kamu percaya sama aku?" Jawab Nabila karena ia merasa baru beberapa hari berkenalan dengan Ratna.
"Iya nggak lah, ya sudah kalau gitu nanti aku akan pindahkan barang barang aku ke kosan kamu ya.."
"Iya Rat, nanti aku bantuin ya.."
"Nggak usah Bila, barang ku juga nggak banyak kok hanya ada beberapa.." balas Ratna
"Oh gitu, ya sudah aku tunggu di kosan ya Ratna.."
"Oke" Ratna mengacungkan jempolnya.
Kosan Nabila memiliki dua kamar dan sudah ada kasur serta alat masak, biaya nya tidak terlalu mahal hanya 700 Ribu Rupiah perbulan, karena itu adalah kosan termurah yang Nabila dapatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments