Arya mengendalikan emosi nya, lalu ia berdalih untuk menelpon asistennya.
"Dendra keruangan saya sekarang juga!" Perintah Arya kepada Dendra melalui telepon.
"Baik Tuan," jawab Dendra cepat
Dendra pun mengetuk pintu ruangan Tuan Arya dengan hati hati, karena seperti dugaannya Tuan Arya sedang dalam keadaan yang tidak baik baik saja, atau lebih tepatnya sedang marah.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk!!!"
"Maaf Tuan, ada apa memanggil saya?" Tanya Dendra dengan tegas.
"Siapa yang rekrut karyawan baru itu?.." tanya Arya menatap Dendra dengan tajam.
"Bukan nya minggu lalu OG yang membersihkan ruangan Tuan sudah resign, jadi kita membutuhkan OG yang baru Tuan," balas Dendra
"Apakah tidak ada orang lain, selain wanita itu?" Arya seperti nya sangat kesal dan marah dengan Nabila.
"Maaf Tuan, tidak ada yang melamar lagi selain wanita itu.." jawab Dendra sambil menunduk.
"Keluar lah!" Arya mengusir Dendra.
"Baik Tuan,"
Dendra pun keluar dari ruangan Tuan Arya dan kembali duduk di kursi kerjanya.
Waktu sudah siang, semua orang makan siang termasuk para karyawan di kantor Arya. Karena Nabila dan Ratna satu kantor tempat kerja, jadi mereka bertemu.
"Nabila kita makan siang bareng ayo di kantin" ajak Ratna
"Kamu aja aku nggak lapar kok" Nabila berbohong,
"Yang bener aja kamu, udah siang begini nggak lapar, nggak capek apa kerja masa nggak lapar?"
"Iya aku masih kenyang kok Ratna," jawab Nabila sambil menampilkan senyuman di wajahnya.
"Ya sudah aku ke kantin dulu ya, cari makan mau ngisi perut cacingnya udah pada konser haha" ucap Ratna sambil mengelus perutnya.
"Iya," jawab Nabila dan ia melanjutkan pekerjaannya.
Nabila duduk, sebenarnya dia lapar tapi uangnya cuma cukup untuk pulang naik angkot.
"Ya Allah lapar banget, kalau aku pakai uang ini buat makan yang ada aku pulang nanti jalan kaki, mana jauh lagi, ya sudah biarkan saja aku pasti bisa kok menahan lapar sampai aku pulang"
Nabila melanjutkan pekerjaannya, membersihkan kaca yang masih kotor, tapi karena Nabila merasa sangat lapar kepalanya mendadak pusing.
Braakkk.... Nabila terjatuh.
Nabila terjatuh bertepatan pada saat bosnya lewat, karena tuan Arya akan keluar pada siang hari untuk melakukan makan siang bersama rekan bisnisnya. Di lihat tepat di depan matanya seorang wanita jatuh, ia lalu mendekatinya.
"Hei kau wanita, kenapa tiduran di lantai?" Arya, dengan raut wajah yang kesal saat terlihat Nabila santai dengan rebahan di lantai. Padahal sebenarnya Nabila jatuh pingsan bukan tiduran di lantai.
"Hei wanita cepatlah bangun tidak ada guna sekali kau ini tidur di lantai umum seperti ini dasar". Arya terus mengoceh namun ia tidak mendapati jika Nabila akan terbangun.
Tanpa berpikir lama lama Arya langsung menggendong Nabila ala ala seperti bridal style. Karyawan perusahaannya terkejut saat melihat seorang Tuan Arya Wiguna mau menggendong karyawannya yang hanya bekerja sebagai Office girl. Semua karyawan disana berbisik bisik merasa aneh dan sangat heran atas apa yang di lakukan oleh bosnya itu. Ada yang terdengar samar samar membisikkan jika tumben bos nya itu baik hati mau menolong karyawannya. Ada pula orang lain yang bilang jika itu hanya akting pura pura si wanita Office Girl itu, yang ingin mencari perhatian kepada Bos nya itu.
Sampai di ruangannya, Arya langsung membaringkan Nabila di sofa nya. Dan dia meminta Dendra untuk memanggilkan dokter pribadinya yang tidak lain itu adalah Dokter Rama yang memang di tugaskan untuk menjadi dokter spesial di Keluarga Wiguna.
"Dendra cepat kamu panggilkan Dokter Rama kesini!" Perintah Arya kepada Dendra.
"Tapi Tuan, dia ini hanya pingsan paling juga sebentar lagi akan sadar.." jawab Dendra secara pelan pelan.
"Kerjakan saja apa yang ku perintahkan tidak usah membantah cepatlah kerjakan" ketus Arya marah dan kesal.
"Baik tuan akan aku kerjakan" Dendra akhirnya menurut apa yang di perintahkan tuan Arya.
Dendra langsung pergi meninggalkan Tuan Arya dan langsung menelpon Dokter Rama selama ia meninggalkan ruangan Tuan Arya, ia berpikir panjang apa yang terjadi kepada Tuannya itu tiba tiba sibuk dengan karyawannya yang pingsan itu, karena tidak biasanya. Dulu saja ada yang sakit ia tetap menyuruh karyawannya untuk bekerja sampai sampai karyawannya pingsan dan akhirnya di bawa oleh pekerja lain ke rumah sakit dan Tuan Arya hanya diam duduk manis saja.
Tidak lama dari Dendra menghubungi dokter pribadi Tuan Arya, kini Dokter Rama sudah datang dan langsung masuk ke ruangan Tuan Arya.
"Siapa wanita itu, kenapa dia bisa ada di ruangan Arya eh itu wanita itu memakai pakaian office girl. Artinya wanita itu adalah pekerja di perusahaan ini. Tapi kenapa bisa dia menolong wanita itu apa yang terjadi" bertanya tanya dalam hati Dokter Rama atas apa yang dia lihat di ruangan Tuan Arya.
"Siapa yang sakit?" Tanya dokter pribadi kepada sahabatnya tidak lain adalah Tuan Arya.
Setelah Dokter Rama memeriksa keadaan Nabila, dia langsung mengajak Arya berbicara.
"Dia sedang dalam kondisi tidak baik baik, ada sesuatu yang membuat dia sakit dan merasa terbebani. Dia juga mengalami perut kosong makanya bisa sampai pingsan seperti itu. Hei apakah dia kekasihmu sobat?" Tanya Dokter Rama kepada Arya sambil menggoda dan senyum senyum, namun Arya hanya cuek dan menampilkan wajah datarnya saja.
"Dia bukan siapa siapa" jawaban singkat dan padat keluar dari mulut Arya.
"Lalu jika dia bukan kekasihmu, kenapa kamu nampak kelihatan cemas dan sangat mengkhawatirkan dia. Tidak mungkin kamu tidak memiliki hubungan spesial dengannya, secara kau kan adalah seorang Arya Wiguna yang trauma karena perbuatan Marina hahaha" ledek Dokter Rama kepada Arya yang sudah menampilkan wajah emosi dan kesalnya karena teru di ledek dan di goda oleh sahabatnya itu.
"Bukan urusan kamu ya dokter, lebih baik kamu urusi saja pasien kamu di luaran sana sudah banyak menunggu"ucap Arya dengan tegas dan cuek.
Nabila yang tadi tidak sadarkan diri kini mulai terbangun dan mendengarkan perbincangan orang yang ada di sekitarnya, dia pun fokus kepada orang yang membelakanginya.
"Kamu sudah sadar?" Tanya Dokter Rama
"Aku kenapa? Kok aku bisa berada di ruangan ini?" Nabila bingung saat melihat sekelilingnya ternyata ia sedang ada di ruangan CEO yaitu Tuan Arya. Yang ia ingat hanya dia sedang bekerja.
"Kamu tadi pingsan, dan kamu di bawa ke sini oleh bos super dingin kamu ini sedingin kulkas" jelas Dokter Rama sambil menunjukkan ke arah Tuan Arya.
"Terimakasih dokter", ucap Nabila
"Iyaa, oh ya sebaiknya kamu makan karena perut mu itu sudah banyak bernyanyi saat ku periksa" Dokter Rama memberikan peringatan kepada Nabila.
"Baik dok terima kasih banyak" ucap Nabila dengan tulus kepada Dokter Rama.
"Sama sama" jawab Dokter Rama dengan senyuman dan ramah.
"Apakah kalian sudah berbicara, silakan keluar kalian dari ruangan ini cepat!" Bentak Tuan Arya marah.
Tuan Arya kesal melihat Dokter Rama dan Nabila terus mengobrol berdua saja, tanpa mereka perdulikan jika Tuan Arya ada di dekat mereka. Tuan Arya yang diam dari tadi hanya seperti obat nyamuk.
"Baiklah Tuan Arya yang terhormat, kalau seperti itu aku pamit dulu." Ucap Dokter Rama berpamitan kepada tuan Arya
Tuan Arya tidak menjawab apa yang di bicarakan oleh sahabatnya itu. Namun ia berfokus kepada Nabila yang bisa bisanya membuat hari ini membatalkan ajakan makan siang bersama rekan bisnisnya.
Saat Nabila akan pergi juga dari ruangan bosnya, namun kaki nya terhenti karena Tuan Arya memanggilnya.
"Hei kamu balik dan duduk di sini" perintah Tuan Arya kepada Nabila dengan ketus.
"Aku akan kembali melakukan pekerjaan lagi Tuan," jawab Nabila yang merasa ketakutan karena Arya menyuruhnya untuk mendekatinya.
"Aku bilang duduk, aku paling tidak suka di bantah. Apa perintah ku kerjakan jangan membuat ku marah paham!" Sentak Tuan Arya kepada Nabila, dan ia bergegas cepat pergi duduk di kursi yang sudah di perintahkan oleh Tuan Arya.
Nabila terus diam duduk di hadapan Tuan Arya dengan rasa takut karena ia merasa sudah membuat kesalahan di hari pertama kerja nya. Tuan Arya menghubungi asistennya Dendra untuk masuk keruangan kerja Tuan Arya.
"Dendra sekarang juga kamu datang keruanganku" perintah Arya.
"Baik Tuan," jawab Dendra
Tok... Tok... Tok...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments