"Saya beneran mau ke Uks Pak,ini tadi Affa terjatuh dan sikunya sedikit terluka".Ucap Daffa dengan harapan Pak Rinto mengizinkan.
"Apa benar,Affa?!".
"Be-benar,Pak". Jawabnya sambil melirik Daffa.
"Ya sudah,silahkan!". Pak Rinto akhirnya mengizinkan.
"Terima kasih,Pak". Daffa berucap lalu menggandeng lengan Affa keluar dari dalam kelas.Setelah keduanya diluar kelas mereka berdua menuju ruang Uks.
"Lo duduk sini biar aku ambilkan obat". Daffa mencari obat dirak khusus menyimpan obat-obatan.
"Daffa! gue nggak apa-apa kok,ini cuma luka kecil,gue nggak mau bolos karena ini adalah hari pertama gue masuk sekolah". Affa berdiri dibelakang Daffa,Daffa membalikkan badan dan tidak sengaja menabrak badan Affa,dan terjadilah adegan seperti difilm-film.Tatapan Daffa dan Affa saling bertemu.
"Em..sori nggak bermaksud em..nggak sengaja". Daffa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"It's oke". Lalu Affa duduk diranjang Uks.
"Mana tangan lo?biar aku obati". Affa pun menurut.
"Perhatian banget sih ini cowok,ganteng pula". Batin Affa.
"Udah nggak sakit kan,Fa?". Tanya Daffa sambil mengemasi obat dan memasukkan kedalam kota P3K.
"Fa!". Panggil Daffa lagi karena Affa tidak menyahut.Lalu menatap Affa,mengibaskan tangannya didepan wajah Affa.
"Fa,lo kenapa?". Ucap Daffa lagi. Seketika Affa tersadar.
"Oh...nggak.Udah kan,kita balik kelas yuk?". Ucap Affa gelagapan.Daffa tersenyum gemas melihat Affa yang begitu lucu dan cantik dimatanya.
"Ayok".Sesampainya didepan pintu kelas Daffa mengetuk pintu dan pintu dibuka dari dalam. "Masuk!". Pak Rinto berkata.
"Terima kasih,Pak". Jawab Daffa dan Affa kompak.Keduanya memasuki kelas dan duduk dibangkunya masing-masing.Valentino yang melihat pemandangan itu langsung membuang muka.
"Cih..berasa cantik". Ungkap Valentino sengaja agar Affa mendengar.
"Emang gue cantik,cuma orang tidur aja yang nggak lihat kecantikkan gue". Sinisnya lalu mengeluarkan buku dari dalam tasnya.
"Lo ngatain gue!". Emosi Valentino tertahan.
"Siapa juga yang ngatain elo.Eh,tapi kalo lo-nya ngerasa berarti ya memang lo orangnya,hahaha". Affa tertawa cekikikan.
"Valentino !Affa! Kalian sedang apa?". Lantang Pak Rinto.Valentino melirik sebal.
"Nggak kok,Pak!". Jawab Valentino muak.Dan Pak Rinto hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya karena sudah mengerti tabiat siswa yang satu itu pasti ada saja alasannya kalau melakukan kesalahan.
Pukul 16:00,sore. Affa berjalan di pinggiran trotoar Affa menatap kelangit sana yang terlihat mendung.Dan benar saja baru dua langkah,hujan turun sangat deras,Affa berlari mencari tempat untuk berteduh Affa menutupi kepalanya dengan tasnya.
Affa berhenti di emperan sebuah toko yang sudah tutup,Affa duduk dibangku yang terbuat dari semen sesekali mengibaskan baju dan roknya yang basah terkena air hujan.
Bruuum bruuuummm !! Pyakkkk...!!
"Arrrrhhhhh....". Pekik Affa,seragamnya basah terciprat genangan air yang bercampur lumpur.Valentino memberhentikan motor sportnya dipinggiran jalan lalu membuka kaca helmnya dan menatap ke Affa yang ada diemperan toko yang sudah tutup.
Valentino tersenyum penuh kemenangan karena berhasil membalas perlakuan Affa tadi disekolah."Woi..sini lo!". Teriak Affa ketika matanya bertemu dengan kedua mata Valentino.
"Hahaha...". Valentino tertawa puas dibalik helm full fasenya,lalu Valentino mengacungkan jempolnya pada Affa dan kemudian memiringkan jempolnya pelan menjadi terbalik kebawah.
"Heh..! Sini lo". Affa ingin mengejar Valentino dan memberi dia pelajaran tetapi dia sudah basah dan kotor terkena cipratan genangan air yang disengaja oleh Valentino padahal bajunya besok masih harus dipakai lagi.
"Dasar!..emang dia pikir gue takut apa,lihat aja besok gue pasti bakal bales balik perbuatannya". Affa kembang kempis menahan amarah yang sudah berada diubun-ubun jika ia tidak sadar sedang ada dikeramaian pasti dia udah pasti mengamuk.
Hujan reda saat hari sudah petang,diwaktu yang menunjukkan pukul 18:00, Affa duduk dijok belakang taxi dengan perasaan yang masih saja dongkol.Di dalam taxi ia sibuk memimirkan strategi untuk membalas perbuatan Valentino terhadapnya.
"Sudah sampai,Dek?"." Ucap sopir taxi memberhentikan taxi didepan rumah besar berlantai dua yang bercat kuning cerah yang hampir saja tertutup oleh pagar yang menjulang tinggi mungkin sekitar tiga meter.
"Dek,sudah sampai". Ucap sopir taxi lagi.
"Oh iya.Makasih,Pak ini uangnya". Affa memberikan dua lembar kertas berwarna biru kemudian ia turun dari taxi.
Affa melangkah menyusuri halaman rumah,kedua mata Affa awas menatap kegarasi.Kosong,tidak ada kendaraan sama sekali pertanda orang tuanya tidak ada dirumah.
Affa menghembuskan nafas dengan langkah gontai. Cek-klek ! Affa membuka pintu dan menutup pintu kembali.Rumah sangat gelap belum ada lampu yang menyala sepi,sunyi yang Affa rasakan saat ini.
Klik! Lampu menyala saat Affa menekan saklar didinding ruang tamu lalu langkahnya terayun menuju ruang keluarga menyalakan lampu disana terus menuju ruang makan menyalakan lampu juga,terus begitu sampai lampu di setiap ruangan ia nyalakan.
Letih,Affa membuka lemari pendingin mengambil susu kotak rasa coklat kesukaannya,sekaligus susu yang dulu seringkali Mami sama Papinya belikan saat Affa masih di usia lima tahun hingga berusia sembilan tahun tapi diusia kesepuluh Affa sudah tidak lagi merasakan kehangatan bersama orang tuanya.Mami dan Papinya sudah tidak lagi membelikan susu kotak rasa coklat kesukaanya.
Entah! Affa juga tidak tahu sejak saat itu Mami dan Papinya mulai jarang di rumah Affa sempat bertanya pada pengasuhnya dulu.Kata Mba suster pengasuh.Mami dan Papinya sibuk bekerja mencari uang agar bisa membelikan baju juga susu kotak kesukaanya juga keperluan Affa yang lain.
Namun,saat Affa sudah duduk dibangku sekolah menengah pertama ia dikejutkan dengan kenyataan bahwa Mami dan Papinya sudah tidak bisa bersatu kembali karena kedua orang tuanya sudah bercerai saat Affa masih di usia sepuluh tahun kurang dua bulan.Pantas saja!.
"Affa,kamu yang nurut sama Mba suster,Mami mau kerja dulu,oke".
"Mami,jangan tinggalin Affa Mi,Affa mau sama Mami". Ucap Affa kecil berderai air mata.
"Non!". Suara Suster Erni membuyarkan ingatan Affa yang sedang menyelam ke beberapa waktu silam.
"Eh,Suster dari mana?aku pulang rumah masih gelap". Affa bertanya dengan membersihkan pipinya yang basah terkena air mata.
"Habis beli ini,Non". Ucap Suster Erni memperlihatkan roti tawar yang nggak enak dimakan.Suster Erni adalah suster yang dulu mengasuh Affa dari usia lima bulan hingga sembilan tahun.Tetapi setelah Mami Sofia dan Papi Fendi bercerai,Mami Sofia telah mempercayakan Suster Erni untuk sekaligus menjadi pembantu di rumahnya hingga sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Ledies Uye
di balik sikap beraninya Affa ternyata ada sisi rapuhnya juga.
2024-11-21
0
Bintang
aku juga ikut ketawa
hahahihihuhuhehehoho
2024-12-09
0
Astrea
iklan lagi
2025-01-14
0