"Bagaimana Mama bisa tahu?" tanya Virza dengan membulatkan matanya dengan sempurna.
"Aku ini Mamamu, Za. Mau kau sembunyikan apa pun masalahmu, Mama pasti akan tahu kok." Perempuan itu menarik tangan putranya dan membawanya masuk ke dalam ruangan meeting.
Melihat Alisya masih berdiri di depan pintu, Vidya pun mempersilakan gadis itu masuk bersama pak Roy.
"Siapa gadis itu, Ma?" tanya Virza ingin tahu, meski sebenarnya dia kenal perempuan itu adalah seorang bodyguard.
"Dia akan bekerja di perusahaan kita sebagai bodyguard Mama dan orang kepercayaan Mama."
"Orang kepercayaan Mama? Apakah Pak Roy belum cukup jadi asisten pribadi Mama?" protes Virza sedikit curiga.
Vidya tersenyum simpul dan dia tidak menyangka bila sifat banyak tanyanya itu akan menurun kepada putra semata wayangnya itu. "Mama akan meminta Alisya untuk menjagamu."
"APA?? Menjagaku? Apa aku tidak salah dengar, Ma?" celetuk Virza protes.
"Tidak kok, Mama hanya ingin kau menilai kinerja Alisya saja untuk sementara. Mama dan Pak Roy akan ke luar negeri untuk meeting dengan klien di sana."
"Rasanya Tante Alisya ini tak pantas menjadi bodyguardku, Ma."
"Tante!!" ucap Vidya dan asistennya bersamaan dengan penuh keheranan.
"Iya, aku mengenalnya kemarin malam dan aku biasanya memanggil Tante," jawab Virza tersenyum tipis.
"Kenapa dia tidak pantas menjadi bodyguardmu? Dia adalah satu-satunya bodyguard terpilih dan direkomendasikan oleh pamanmu sendiri," tutur sang mama panjang lebar dan ingin menyakinkan putranya.
Alisya hanya meremas pakaiannya kuat-kuat ketika mendengar bocah tengil itu terus saja memanggilnya tante. "Awas saja kau!" gumamnya menahan amarahnya
Vidya beranjak dari duduknya, "Kau harus laksanakan tugasmu dengan baik, Za. Mama tak akan lama berada di luar negeri."
"Tapi, Ma. Apakah aku pantas di jaga oleh seorang perempuan?" tanya pria itu tidak terima.
"Tentu saja pantas kok! Ini hanya sementara dan lagian Alisya bisa kau jadikan asistenmu untuk sementara karena Boy akan ikut Mama ke luar negeri."
"APA?? Boy juga ikut?" tanya Virza nampak kesal.
"Iya, Den. Boy akan menemani kami ke luar negeri." Pak Roy ikut menimpali.
Vidya melirik ke arah Alisya sambil membisikkan sesuatu kepadanya dan membuat gadis itu nampak membelalakkan matanya dengan sempurna. "Baik, Bu. Tapi haruskah aku ikut menemaninya di rumah, Bu? Apakah itu tida--"
"Tidak, Sya. Aku bermimpi buruk semalam dan aku sangat mengkhawatirkan Virza," ungkapnya dengan sorot mata begitu serius.
"Tapi, Bu. Apakah bo--? Pak Virza mau?" tanya Alisya terbata-bata dan nyaris saja memanggil CEO muda itu dengan sebutan bocah tengil.
"Dia tak akan bisa menolak perintahku! Aku akan mengirim uang lembur untukmu," balasnya sambil tersenyum tipis.
Mendengar sang direktur menyebut kata uang membuat Alisya tak bisa berkata apa pun lagi karena saat ini dia sedang membutuhkan uang, dikhianati sang mantan kekasih dan apartemennya yang dibayar dengan jerih payah sendiri ternyata sudah diambil alih serta tabungannya kini sudah terkuras habis karena hutang orang tua Reno. Alisya tidak bisa menolak itu.
Setelah kepergiaan direktur, Virza menatap tajam ke arah Alisya yang masih berdiri terpaku di depan pintu.
"Tante ikut aku sekarang," ajaknya sambil berjalan mendekati Alisya.
"Bisakah Anda berhenti memanggilku Tante," balas Alisya sebal.
Virza menggelengkan kepalanya sambil menarik tangan perempuan itu untuk pergi dengannya. Mengingat sebuah pesan yang dikirim mantan kekasihnya maka dengan sigap pemuda itu memiliki sebuah ide brilian.
Melihat sang CEO membawanya pergi ke parkiran dan meminta Alisya hanya mengikuti perintahnya karena akan dibayar uang lembur sungguh itulah yang Alisya butuhkan. Sepanjang jalan, Alisya melirik Virza yang nampak begitu gelisah menyetir mobilnya, entah apa yang ada di pikiran pemuda tampan itu.
Hingga mereka tiba di sebuah salon kecantikan dan menarik tangan Alisya untuk segera turun, "Ayo kita turun sekarang, rasanya belum terlambat untuk pergi ke sana." Virza menggandeng tangan Alisya sepanjang jalan masuk ke dalam salon.
Seperti salon itu adalah tempat langganannya, Virza disambut hangat oleh seorang perempuan cantik berambut pirang, "Tante Icha aku butuh bantuanmu dan buatlah perempuan di sampingku ini menjadi seorang cinderella."
"Kau tenang saja, Za."
"Bisakah kau meriasnya dengan cepat karena aku takut terlambat," tawar Virza sambil menatap jam tangannya.
Perempuan itu sontak mengangguk pelan dan membawa Alisya, membuatnya sungguh tak senang. "Haruskah pergi meeting ke salon dulu," gumamnya sebal.
Alisya hanya pasrah dan tak menolak perintah atasannya itu karena ini adalah kesempatan dirinya untuk mengambil kembali apartemen miliknya dari Reno. Setelah dimake-up, Alisya dibawa ke ruang ganti dan membuatnya mulai curiga adalah sebuah gaun pesta yang harus dipakainya.
"Mbak, apakah aku harus mengenakan gaun seperti ini saat meeting?" tanyanya tak mengerti.
"Entahlah, sepertinya ini acara penting bagi Virza. Lebih baik kau ikuti saja keinginannya, lagian kau akan nampak cantik dengan gaun itu."
Alisya mengikuti keinginan perempuan berambut pirang itu dan berjalan keluar untuk segera menemui Virza, "Pak, sebenarnya kita mau ke mana sih?" tanya Alisya berani bertanya.
Sontak saja Virza menoleh ke sumber suara dan melongo tak percaya melihat kecantikan Alisya, pemuda itu berjalan mendekati Alisya sambil tersenyum tipis, "Kau akan tahu dengan sendirinya saat kita tiba nanti. Ayo!" Virza mengulurkan tangannya ke arah Alisya namun perempuan itu nampak diam dan kebingungan hingga dengan cepat Virza menggandeng tangan Alisya dan membawanya masuk ke dalam mobil.
Memang takdir sedang memihak mereka, beruntungnya mereka tiba tepat waktu hingga sampai di depan sebuah gedung pernikahan Alisya sontak menoleh ke arah Virza, "Apakah klien Bapak akan menikah?"
"Bukan klienku yang akan menikah namun mantan kekasihku," jawab Virza melirik Alisya dengan sorot tajam.
"APA??!" Alisya sontak terkejut dan sengaja berjalan pelan di belakang Virza.
Melihat itu, Virza sontak menggandeng tangan Alisya kembali. "Kau akan terkejut saat melihat siapa sepasang pengantin ini nantinya."
Alisya mulai memikirkan apa yang diucapkan sang atasannya hingga ketika mereka tiba di dalam dan mendapati sang pengantin itu adalah Reno, mantan kekasihnya.
Sontak saja perempuan itu tertegun dan menghentikan langkahnya, "Kenapa kau berhenti? Kita harus maju dan tunjukkan bahwa kita juga bisa mendapatkan yang lebih sempurna dari mereka." Ucapan Virza seolah merupakan penyemangat bagi Alisya.
"Maksud Bapak?" tanya Alisya tak mengerti hingga semenit kemudian Alisya baru menyadari bahwa calon pengantin Reno adalah Mona dan matanya mulai melirik Virza. "Jadi Mona itu adalah mantan kekasih Bapak?”
“Ya, khusus malam ini. Jangan aku panggil bapak. Kau bisa memanggilku Sayang, Babe, atau ... Cintaku,” ucap Virza memberi kerlingan nakal pada Alisya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments