2. School Opening Ceremony

Sreek, sreek, sreek.. tuk. tuk... bruk..

Aku membuka mata mendengar suara yang entah apa itu. Aku mengerjapkan mataku, membiasakan cahaya dan mencoba mengumpulkan nyawa. Kulihat Chika sedang mengotak-atik barang bawaannya.

"Ugh. Jam berapa ini?" kataku sambil mengambil handphone.

"Eh! Ochia udah bangun. Maaf ya, aku bangunin kamu. Ini baru jam lima pagi sih." jawab Chika merasa bersalah.

Aku mencoba duduk, lalu merenggangkan ototku, "Kamu nyari apaan sih?",tanyaku.

Chika melihatku dengan mata memelas, kemudian menjawab, "Aku lupa bawa ikat rambut. Kemarin pas aku baca peraturan, hari pertama rambut harus diikat" katanya.

"Eh? Apa iya? Aku belum lihat." kataku sedikit heran.

"Iya. Nih kamu baca." kata Chika memperlihatkan handphonenya padaku.

"Aduh gimana dong. Nanti kalau engga pakai pasti dihukum, dapat pengurangan poin. Huhuhu. Gimana dong?" kata Chika memelas.

"Udah udah tenang. Seingatku aku punya beberapa ikat rambut. Bentar aku cariin dulu." jawabku menenangkan.

"Beneran? Makasih lho, Ochia. Untung ada kamu. Aku engga enak bangunin temen-temen yang lain. Huhuhu." kata Chika mendramatisir.

"Emm. Nah ini dia. Nih, buat kamu aja." kataku.

"Beneran Ochia? Makasih banget" balas Chika sembari memelukku erat.

"U-ugh. Chika. S-stop, stop! A-aku, aku, aku engga bisa nafas." kataku mencoba melepaskan.

"Hehe. Maaf." kata Chika tak merasa bersalah.

"Kamu udah mandi?" tanyaku.

"Belum. Ini mau mandi." jawab Chika.

"Yaudah. Kamu mandi duluan sana. Aku nyoba ngumpulin nyawa dulu." balasku.

"Oke." jawab Chika.

Chika lalu masuk ke kamar mandi. Tak lama kemudian terdengar suara air mengalir.

Aku mengambil handphoneku dan melihat-lihat postingan di sosial media. Lalu aku mengirim pesan untuk mama. Setengah jam kemudian, Chika keluar dari kamar mandi.

Ceklek.

"Um? Udah?" tanyaku.

"Udah, kamu mau mandi sekarang atau nanti?" balas Chika.

"Iya nih sekarang." kataku bergegas mengambil perlengkapan mandi.

......................

Satu jam kemudian Aku dan Chika selesai bersiap. Hari ini adalah hari pertama sekolah. Kami membawa tas sekolah dan baju olahraga lama. Kami keluar dari kamar, tak lupa mengunci pintu.

"Hai guys." kata Lina.

"Kalian udah siap? Nungguin kami?" tanya Chika.

"Engga. Kami nungguin Ochia, haha" jawab Dhira.

"Ngapain nungguin kamu, haha" lanjut Freya.

"Ih. Dasar jahat!" kata Chika, berjalan dengan menghentakkan kakinya.

"Hahaha.." Mereka tertawa meledek Chika, sungguh lucu persahabatan mereka.

Kami berjalan sambil sesekali bercerita menuju gedung sekolah. Lina sesekali menjelaskan beberapa bangunan padaku. Aku masih asing dengan tempat ini, tapi sudah memiliki beberapa gambaran.

Tak lama kemudian kami sampai di gedung pertemuan. Kami langsung mengambil tempat duduk, sedangkan aku menuju kearah lain. Sebenarnya aku diminta menjadi perwakilan kelas 10 untuk berpidato, tapi aku tidak mengatakan apapun pada teman-temanku.

Aku duduk di kursi paling kiri, dan disampingku sesuai kelas masing masing. Kulihat tempat duduk di sampingku masih kosong. Tak lama kemudian muncul seorang pemuda tampan, yang membuat para siswa berteriak kencang, menggila.

Aku melihat sekilas lalu mengabaikannya. Aku bisa bertanya pada Chika nanti, pikirku.

Upacara dimulai dengan kata sambutan dari Kepala sekolah, Ketua dewan sekolah, dilanjut perwakilan kelas 10, 11 dan 12.

Saat giliranku berpidato, jujur aku sedikit gugup. Aku bukan orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dan sejujurnya aku sedikit pemalu. Tapi aku berusaha menghilangkan kegugupanku.

Satu jam kemudian acara pembukaan selesai. Kami diminta untuk berganti seragam olahraga.

Setelah selesai, aku bergegas mencari teman-temanku. Seperti biasa mereka sangat berisik dan eksentrik. Saat sampai di depan mereka, mereka mulai membanjiriku dengan banyak pertanyaan.

"Ochia!!!" seru mereka bersmaan, membuat kami menjadi pusat perhatian.

"Ugh. Teman-teman. Jangan berteriak" kataku malu.

"Hehe, maaf. Ini salahmu sendiri. Kenapa kamu ngga bilang kamu yang jadi perwakilan kelas 10 buat pidato?" kata Chika.

"Benar. Masa kami sebagai sahabat engga tau apa-apa sih." lanjut Lina.

"Benar, kamu sungguh keterlaluan Ochia!" kata Freya.

"Ngomong-ngomong, bagaimana rasanya berpidato di depan banyak orang?" tanya Dhira

"Yah. Kamu bisa menebaknya. Aku sangat gugup. Sampai rasanya lututku mau copot." jawabku.

"Tapi tadi kamu hebat Ochia. Aku sungguh bangga padamu sebagai sahabat." kata Freya.

"Benarkah? Terimakasih, hehe" balasku.

"Eh iya, tadi kamu duduk di samping Senior kelas 11 yang keren itu kan, kamu sungguh beruntung." kata Lina tiba-tiba.

"Benar, siapa namanya? Aku lupa. Aku hanya ingat wajahnya saja." lanjut Dhira.

"Namanya Ki-..." perkataan Chika terpotong panggilan dari suara di tengah lapangan.

"Semua berkumpul!!!" ucap inspektur itu.

"Masing-masing berbaris menurut kelas dan ruangan." lanjut inspektur.

"Baiklah, hari ini kita akan mengadakan latihan kebugaran selama satu jam."

"Semuanya perhatian!!!"

"Jalan di tempat!!"

"Satu..dua... Satu... dua... Satu dua.. "

"Kiri kanan.. kiri kanan... kiri kanan... Berhenti!!!"

Bruk bruk bruk bruk bruk bruk.. suara kaki bersentuhan dengan tanah di lapangan.

......................

Tak terasa satu jam pun selesai. Kami diberi waktu istirahat setengah jam sebelum dilanjut acara berikutnya.

"Haa~ Panas~.." kata Lina sambil mengipas-ipas topinya.

"Sungguh~ Aku berharap hujan turun di saat seperti ini." lanjut Dhira.

"Mau beli ice?" tanya Chika.

"Aku malas bergerak." jawabku.

Kamipun terdiam.

Tiba-tiba seorang gadis datang menemui kami, "Freya mau ikut beli ice engga?" tanyanya.

"Kamu mau beli? Aku ikuut~" jawab Freya.

"Kalian mau ikut?" tanya Freya pada kami.

"Engga ah. Malas~" kataku.

"Aku juga. Cape banget." kata Dhira.

"Yaudah, sini nitip aku aja. Nanti aku beliin." kata Freya.

"Wah beneran? Makasih Freya." kata Lina.

"Makasih"

"Makasih, Freya."

Kami berempat duduk di bawah pohon sembari menunggu Freya kembali. Tak ada yang bersuara. Kami benar-benar kelelahan.

Lima menit kemudian, Freya datang membawa ice untuk kami. Kami lalu meminumnya sampai habis. Setelah itu kami berganti seragam.

Acara berikutnya adalah perkenalan. Kami diarahkan kembali menuju ruangan pertemuan. Ada beberapa guru, juga beberapa kakak senior yang berada di depan panggung. Aku ingat salah satunya adalah senior ketua dewan siswa yang ikut berpidato pagi tadi.

Mereka mulai memperkenalkan diri. Para guru tersebut adalah wali kelas kami. memberikan arahan sejenak mereka lalu kembali.

Sekarang giliran para senior. Senior-senior itu memakai ikat lengan di bajunya. Mereka mulai membicarakan maksud dan tujuan mereka. Ternyata mereka ketua klub. Mereka menjelaskan tentang kewajiban mengikuti setidaknya satu klub di sekolah.

Ada banyak klub di sekolah. Namun yang memberikan pengarahan hanya Ketua Dewan Sekolah dan sepuluh klub. Yang lain tidak datang.

Para senior memberikan kami sejenis brosur yang berisi berbagai klub dan kegiatannya. Itu sangat terperinci. Bahkan dibelakang brosur ada denah ruangan klub berada. Jadi kami tidak akan mudah tersesat.

Selesai para senior memberikan brosur, Ketua dewan kembali berbicara, "Yak! Saya ulangi lagi ya, saya Ketua Dewan Siswa tahun ini. Nama Putra Nugraha, kelas 12-3 angkatan 1029, ingat jangan sampai salah nama. Tapi kalian bebas mau manggil gimana."

"Saya cuma mau mengingatkan agar kalian segera memilih klub yang ingin dimasuki, kemudian menyerahkan ke wali kelas masing-masing. Jika ada yang berniat ikut Dewan siswa silahkan hubungi pihak kami di ruang Dewan. Itu saja. Sekian untuk semuanya. Kalian boleh kembali ke ruang kelas masing-masing. Terimakasih."

Kamipun langsung bubar. Beberapa siswa sudah berjalan menurut kelas masing-masing. Aku dan Chika langsung menuju 10-1, dan yang lain menuju kelas mereka.

Tak lama wali kelas kami datang dan memperkenalkan diri lagi.

"Baiklah semuanya, selamat datang di U Senior High School. Saya Annie Margareth, biasa dipanggil Bu Annie. Saya mengajar kelas bahasa inggris. Karena hari ini hari pertama saya belum berniat memberi pelajaran. Jadi kalian bisa berkenalan dan saling mengenal. Kalian bisa memilih pengurus kelas, dan nanti serahkan datanya pada saya. Semoga kalian nyaman dan betah di sekolah." kata bu Annie.

Bu Annie keluar meninggalkan kelas. Kami pun mulai berbicara dan berkenalan.

Seorang gadis maju ke depan dan meminta perhatian.

"Baiklah teman semua. Perkenalkan Namaku Hilda. Kita akan mulai saling berkenalan menyebutkan nama dan tanggal lahir, lalu setelahnya kita dapat melanjutkan pemilihan pengurus kelas. Jika ada yang ingin mencalonkan diri silahkan angkat tangan." katanya.

Kamipun mulai berdiskusi.

Satu jam kemudian, kami sudah memiliki calon pengurus. Ketua kelas kami adalah William dan wakilnya Allea. Hilda yang tadi memimpin pemilihan, terpilih sebagai sekretaris. Sedangkan bendaharanya adalah Chika. Aku ditawari menjadi ketua tapi tidak mau, jadi hanya sebagai menjadi anggota seksi.

"Baiklah sekarang kalian bisa memilih klub yang akan dimasuki. Kalian bisa mengisi data pengajuan klub, dan menyerahkan padaku." kata William.

Aku masih bingung harus masuk klub apa. Banyak sekali klub dan aku ingin masuk semuanya. Kulihat Chika sudah menulis beberapa klub yang ingin dia ikuti. Haa~ Aku bingung.

"Chika. Kamu mau ikut klub apa?" tanyaku.

"Ada banyak sih tapi yang pasti klub cheerleaders." jawab Chika.

"Emang ada klub cheerleaders?" tanyaku.

"Ada kok, hehe." jawab Chika.

"Terus apalagi?" tanyaku.

"Berkebun, klub musik terus.. " kata Chika sambil berfikir.

"Aku masih bingung. Tapi aku ingin ikut Dewan sekolah." kataku.

"Hooo. Itu bagus juga. Ada yang lain?" tanyanya.

"Aku ingin menyesuaikan jadwal. Klub basket, Klub drama sepertinya seru. Terus sama klub karate. Itu tidak bertabrakan." jawabku.

"Benar begitu saja. Aku juga ingin ikut klub drama, kita bisa masuk bersama." kata Chika.

"Baiklah kalau begitu."

Aku menulis dewan siswa dan tiga klub. Yah semoga lancar.

......................

Kelas masih kosong sampai jam berikutnya. Jadi kami berkenalan dan mengobrol.

Seorang gadis dibelakang melakukan menepukku, "Kamu Ochia kan? Salam kenal aku Leona dan dia Azzara. Semoga kita bisa akrab ya." katanya.

"Benar aku Ochia. Salam kenal juga." balasku.

"Tadi kamu sungguh keren saat dipanggung" kata Azzara.

"Benar aku takjub perwakilan kelas 10 berasal dari kelas kita." kata Leona.

Aku malu mendengar mereka, "Makasih,hehe." kataku.

Kami lanjut mengobrol sampai tak terasa waktu berjalan.

Pukul 15.00 bell sekolah berbunyi. Kami semua bubar menuju rumah masing-masing.

Aku, Chika, Leona dan Azzara berjalan keluar bersamaan sambil sesekali mengobrol.

"Kalian berdua tinggal di asrama ya?" tanya Leona.

"Benar. Rumahku jauh jadi aku tinggal di asrama." jawabku.

"Aku tak terlalu jauh dibanding Ochia, tapi kalau perjalanan pulang pergi lumayan memakan waktu." balas Chika.

"Rumah kami tidak terlalu jauh. Kapan-kapan kalau kalian mau ayo main ke rumahku." kata Leona.

"Tentu." jawabku dan Chika serempak.

Tak terasa kami sampai di gerbang sekolah.

"Baiklah. Sampai besok teman-teman. Bye Leona. Bye Azzara." kataku.

"Bye Ochia, bye Chika." balas Leona.

"Bye kalian semua, sampai besok." balas Azzara.

"Bye bye.. " kata Chika.

Hari ini sungguh lelah. Tapi juga menyenangkan. Semoga besok dapat menyenangkan juga. Aku tertidur karena kelelahan.

...****************...

Terpopuler

Comments

Akira

Akira

Gak sabar nunggu lanjutannya!

2024-01-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!