3. Multimedia Club

Pagi itu Ochia dan Chika berniat berangkat ke sekolah lebih awal. Setelah bersiap, mereka menghubungi sahabat mereka, memberitahu agar tidak perlu menunggu.

Mereka berjalan beriringan sembari bercanda dan bercerita. Ochia melihat jam ditangannya. Waktu baru menunjukkan pukul 06.00, masih terlalu pagi. Kelas pertama dimulai pukul 07.30, karena itu mereka mencoba melihat-lihat sekolah, menyesuaikan diri.

Tujuan pertama mereka adalah kantin. Mereka berjalan sembari sesekali melihat beberapa tanaman dan bangunan. Sungguh sekolah yang sangat megah.

Sesampainya di kantin, ada beberapa orang yang sedang makan. Para senior dan juga guru. Mereka segera memesaan makanan dan bergegas mencari tempat duduk.

Ada wajah familiar di salah satu dari orang yang makan. Dia adalah ketua dewan sekolah. Ternyata dia juga tinggal di asrama sama seperti mereka.

Ochia ingin menyapa, namun dia tak berani. Dia belum terlalu mengenal ketua dewan itu. Selain itu, Ketua sedang bersama dengan teman-temannya.

Tiba-tiba Chika berjalan mendekati Ketua Dewan, "Ketua senior. Ketua sarapan di sini juga." kata Chika dengan nada ceria.

Ketua dan teman-temannya mendongak melihat Ochia dan Chika, lalu ketua menjawab pelan, "Yah. begitulah. Kalian sendiri juga sarapan di sini?" balas ketua.

"Biasanya kami masak sendiri, tapi kemarin kami kelelahan sehingga bangun kesiangan. Karena itu kami belum sempat memasak. Solusi satu-satunya ya beli di sini." jawab Chika sambil tersenyum.

"Sepertinya kalian sudah akrab dengan sekolah ini? Kalian bahkan bisa sampai di kantin ini." kata ketua dewan.

" Sebenarnya masih belum. Tapi kantin adalah tempat nomor satu untuk dituju. Jadi tentu saja harus hafal, haha." balas Chika.

Ochia hanya mendengar percakapan antar keduanya. Sebenarnya dia sedikit lelah karena sejak tadi mereka masih berdiri. Tapi dia diam saja, tak berani menyela.

"Kalian duduk di sini saja bersama kami." kata teman ketua dewan tiba-tiba. Sepertinya menyadari keadaan Ochia.

"Bolehkah? Kalau begitu terimakasih." jawab Ochia.

"Kau yang kemarin mewakili kelas 10 kan. Siapa namamu?" tanya teman ketua dewan yang lain.

"Em, benar. Saya Anggraini Ochiana. Biasa dipanggil Ochia." jawab Ochia.

"Kau lumayan juga. Kemarin lancar dan tidak terlihat gugup sama sekali. Nugi sampai tak henti-hentinya membicarakanmu. Hahaha." kata senior itu.

"Nugi?" kata Ochia.

"Maaf senior, siapa Nugi?" tanya Chika.

"Oh kalian belum tau. Nugi itu nama panggilan Ketua dewan kita. Sejak kecil dia berteman denganku. Karena aku kesulitan memanggilnya nugraha atau nugra, aku memberi julukan Nugi. Panggilan yang mudah diingat dan mudah diucapkan. Tapi aku tak menyangka yang lain ikut memanggilnya Nugi juga, hahaha." kata senior itu menjelaskan.

"Nama panggilan yang lucu." kata Ochia spontan.

"Wkwk dengar itu Nugi. Dia memujimu lucu, hahaha" kata senior satunya.

Mendengar ucapan senior itu membuatku malu. Chika yang ikut mendengarkan hanya tersenyum meledek, sedangkan ketua dewan diam tidak menanggapi.

"Oh benar aku belum memperkenalkan diri. Namaku Riku dan dia Diaz." kata senior teman ketua dewan itu.

"Aku Chika, dan ini Ochia. Salam kenal senior." balas Chika.

"Baiklah, aku sudah selesai. Kalian mau lanjut di sini atau ikut aku kembali." kata Ketua Dewan sembari membereskan tempat makan miliknya.

"Kami ikut~." balas senior Riku.

"Sampai jumpa lagi, Ochia, Chika." kata senior Diaz.

"Iya senior." jawab Chika.

Melihat para senior pergi Ochia mulai berbicara pada Chika, "Kamu sungguh pemberani Chika, sangat berbeda denganku" kata Ochia tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya Chika.

"Yah, padahal kamu ngga kenal sama para senior itu, tapi kamu bisa ngobrol santai sama mereka." kata Ochia.

"Umm. Mungkin emang udah sifat aku gitu sih. Meskipun sekarang engga kenal, kan nanti bisa kenal juga." balas Chika.

Ochia hanya diam tidak menjawab. Dalam pikirannya dia membenarkan tapi juga tak bisa menyamakan dengan dirinya.

Mereka melanjutkan sarapan tanpa suara.

Selesai sarapan waktu baru menunjukkan pukul 06.30, masih satu jam lagi. Mereka memutuskan untuk melihat-lihat sekolah. Berjalan dan terus berjalan, mereka sampai di perpustakaan sekolah. Mereka memutuskan untuk singgah dan membaca buku sambil menghabiskan waktu.

...----------------...

Ding. ding. ding.. ding... Ding. ding.. ding. ding..

Bel masuk berbunyi, Aku dan Chika segera mengembalikan buku dan bergegas menuju kelas. Kelas kami berada di lantai pertama, sedangkan perpustakaan di lantai dua. Kami berjalan cepat agar tidak terlambat.

Beruntung kami tiba sebelum guru memasuki ruangan. Kami langsung menuju meja masing-masing dan mempersiapkan diri memulai pelajaran.

"Kalian dari mana saja? Kenapa baru datang?" tanya Azzara.

"Kami dari perpustakaan. Terlalu fokus membaca sampai lupa waktu, hehe." jawabku.

"Gurunya belum datang kan?" tanya Chika.

"Kalian tenang saja, gurunya belum datang. Tadi aku dengar dari kelas sebelah ada pertemuan guru sebentar, jadi kita bebas sekarang." jawab Leona.

"Eh ngomong-ngomong, kalian jadinya ikut klub apa?" tanya Azzara tiba-tiba.

"Aku yang pasti cheerleaders, pilihan kedua musik, tapi pengen berkebun juga. Drama bareng Ochia kelihatannya juga seru." jawab Chika.

"Aku kemarin nyoba mendaftar ikut Dewan Siswa tapi belum ada pemberitahuan, moga aja bisa masuk. Katanya persaingan masuk Dewan Siswa cukup ketat." kataku.

"Benar, dari kelas kita ada Hilda yang udah pasti daftar juga. Yang lainnya aku belum tau, belum nanya." balas Leona.

"Kalian sendiri mau ikut klub apa?" tanya Chika.

"Aku mau ikut klub musik." jawab Azzara.

"Kalau aku ikut klub Volley." kata Leona.

"Ikut satu klub doang?" tanyaku.

"Iya kami belum memutuskan. Tapi yang jelas baru satu klub yang kami tuju." jawab Leona.

"Tapi aku dengar klub mading cukup bagus juga. Aku suka update berita, hehehe." kata Azzara.

"Yaudah daftar aja. Pendaftaran klub terakhir masih besok kok." kataku meyakinkan.

"Nanti deh aku nyoba daftar. Tetangga aku kebetulan salah satu anggotanya. Istirahat nanti aku mau ke kelasnya buat nanya tentang klub mading." balas Azzara.

"Yup. Makin banyak klub makin bagus. Kita jadi makin banyak pengalaman, haha." kata Chika.

Pintu kelas dibuka dan muncullah seorang pria dewasa. Kami satu kelas kembali ke tempat masing-masing untuk memulai pelajaran. Beliau memperkenalkan diri dan mulai pelajaran. Beliau adalah guru sejarah.

Akankah beliau akan mendongeng seperti guru Junior High Schoolku? Semoga saja tidak.

......................

Ding. ding.. ding. ding.. ding.. ding... ding.. ding...

Bel pergantian pelajaran berbunyi. Pak guru albert menjelaskan tentang sejarah dengan ceria. Kami satu kelas menikmati pelajaran dan tak ada yang mengantuk.

Kami mengikuti pelajaran berikutnya dengan tertib. Aku senang karena guru-guru di sini mengajar dengan cara yang menyenangkan dan tidak monoton. Semua pelajaran dapat keterima dengan baik berkat para guru.

Pagi hari ini ada empat mata pelajaran dan empat guru sudah kami ketahui namanya. Aku juga mulai akrab dengan teman satu kelasku dan ini menyenangkan.

Ding. ding. ding. ding.. ding. ding.. ding ding...

Akhirnya waktu makan siang. Bu guru mengakhiri pelajaran dan melangkah keluar pintu diikuti beberapa teman satu kelasku. Para laki-laki berebut ingin segera keluar, sepertinya mereka kelaparan.

Aku dan Chika menunggu sepi baru keluar menuju kantin sekolah. Aku malas jika harus berebut. Lebih baik menunggu luang saja.

Setelah kelihatan tidak ramai aku dan Chika langsung menuju ke kantin dan membeli makan siang. Aku memesan Nasi kare, sedangkan Chika membeli nasi goreng. Kantin sekolah menyediakan bermacam-macam menu, sehingga para siswa tidak cepat bosan.

Kami langsung mencari tempat duduk dan menghabiskannya. Kami makan terpisah dari Dhira, Lina dan Freya. Mereka makan bersma teman sekelas masing-masing.

Aku membawa air minum dari asrama untuk sedikit berhemat, tapi rasanya ada yang kurang. Aku ingin minum yang manis-manis.

"Chika mau beli minum engga?" tanyaku.

"Aku bawa minum kok." jawab Chika.

"Aku pengen beli jus coklat nih. Kamu mau beli engga?" tanyaku lagi.

"Err. Engga deh kamu aja. Aku tungguin kamu di sini." jawab Chika.

"Beneran? Oke. Bentar ya." kataku.

Aku segera membeli jus coklat. Tapi, di jalan kembali aku dihadang tiga orang senior. Aku sedikit takut melihat mereka. Seingatku aku tidak pernah berbuat salah, kenapa aku dihadang begini.

"Kau Ochiana kan? Yang acara pembukaan sekolah kemarin menjadi perwakilan kelas 10?" tanya senior laki-laki yang sangat tinggi dan besar dengan nada mengintimidasi.

"Umm. Be-benar. Ada apa kak?" balasku sedikit grogi.

plak!!

Mendengar suara keras aku melihat mereka. Salah satu senior perempuan memukul senior laki-laki tadi, "Jangan kasar Sam! Kau menakutinya!" kata senior perempuan itu.

Seorang lagi hanya berdecak sebal, menatap sinis senior laki-laki yang dipanggil Sam itu.

"Kami tak bermaksud menakutimu. Namaku Yuuki. Kami anggota dari klub multimedia." kata senior yang berdecak itu.

Senior perempuan yang memukul tadi lalu menggenggam tanganku dengan erat kemudian berkata, "Ochiana! Ikutlah dengan kami!"

Mendengar itu aku kebingungan. Apa maksudnya? Ikut dengan kami? Ikut apa? pikirku.

"Kyara, katakan dengan jelas! Dia tidak mengerti" kata senior Yuuki.

"Ekhm! Sebenarnya sekarang ini klub Multimedia sedang krisis anggota. Setelah kakak kelas sebelumnya lulus, hanya kami bertiga yang tersisa. Aku dari kelas 11 dan mereka kelas 12. Kami sudah mencoba merekrut anggota baru tapi tak ada yang mau. Guru pembimbing mengatakan akan membubarkan klub multimedia jika tak ada anggota minimal lima orang." kata senior Yuuki menjelaskan.

"Karena itu bisa kau membantu kami?" tanya senior Yuuki padaku.

"Tapi, kenapa aku aku senior? Kan ada banyak siswa yang lain." tanyaku heran.

"Karena kau adalah siswa yang menonjol setelah menjadi perwakilan kelas 10 kemarin. Jika kau ikut masuk klub kami, pasti beberapa siswa yang tertarik padamu ikut masuk. Sekali dayung dua pulau terlewati, hahaha." jawab senior bernama Sam itu.

"Tapi aku sudah mendaftar banyak klub." kataku.

"Sistem sekolah ini mengizinkan siswa untuk berpartisipasi dalam banyak klub. Jadi kau bisa mencobanya." balas senior Yuuki.

"Karena itu tolonglah Ochiana. Hanya kau harapan kami." kata senior Kyara dengan muka memelas.

Aku tak tega melihatnya tapi aku sudah mendaftar banyak klub. Masih bisakah menambah satu lagi?

"Ee, itu.. " kataku ragu.

Senior Yuuki melihat jam tangannya, "Masih setengah jam sebelum pelajaran selanjutnya. Mau ikut kami melihat ruang klub?" tanyanya.

Melihat wajah mereka, akupun mengiyakan. Aku menemui Chika dan menceritakan semuanya. Chika memutuskan ikut denganku melihat ruang klub Multimedia.

Ruang Multimedia terletak di lantai tiga di ujung lorong. Pantas saja banyak yang menolak, pasti alasannya karena jarak yang jauh untuk datang ke ruang klub.

Kami masuk ke dalam dan melihat-lihat. Di dalamnya banyak berceceran benda-benda. Sepertinya kebanyakan karya dari para anggota terdahulu. Kulihat ada brosur, print gambar, lukisan dan beberapa gelas yang dicetak gambar. Menurutku klub Multimedia sangat kreatif.

Aku melihat mengelilingi ruangan, dan menemukan kamera tergeletak. Dari kecil aku suka memotret benda-benda dan pemandangan di sekitar. Dan menurutku hasil potretku lumayan.

Aku melihat apa saja isi kamera itu dan menemukan banyak hal di dalamnya. Ada foto para senior anggota klub, ada foto saat pembuatan karya, dan ada foto hasil karya.

Semua menunjukkan ketekunan dan keceriaan. Aku menjadi bersemangat melihatnya. Kulihat para senior menatapku dengan penuh rasa berharap. Haruskah aku ikut klub ini?

"Senior, aku mungkin bisa ikut klub Multimedia. Jika jadwalnya tidak bersamaan dengan klub lain yang akan kuikuti, aku akan masuk klub." kataku akhirnya.

"Benarkah? Kita masih harus menunggu besok untuk mengetahui jadwal klub. Besok saat sudah ada jadwalnya akan kuberitahukan padamu." kata senior Yuuki.

"Bagaimana denganmu Chika. Kau mau masuk klub Multimedia juga?" tanya senior Kyara.

"Aku bisa ikut kalau jadwalnya tidak bertabrakan dengan yang lain senior." balas Chika.

"Bagus kalau begitu. Em, aku lupa memperkenalkan diri, aku Kyara ketua klub Multimedia, kalian bisa memanggilku kak Kyara, begitu juga dengan mereka berdua. Panggil kak saja biar akrab." kata senior Kyara.

Kami mengangguk mengiyakan ucapan kak Kyara.

"Baiklah kalian bisa kembali. Pelajaran berikutnya segera dimulai" kata kak Sam.

"Baiklah kami permisi." balas Chika.

Kamipun keluar dan menuju ke kelas mengikuti pelajaran sampai habis.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan harinya Bu Annie yang mengajar kami. Beliau datang membawa selembar kertas.

"Ini adalah daftar buku yang kalian butuhkan. Kalian bisa mengambilnya di ruang tata usaha secara bergiliran. Kalian cacat apa saja yang kalian butuhkan, lalu setelah mengambil buku kalian tulis sudah di samping catatan kalian. Setelah itu kumpulkan ke ketua kelas dan serahkan ke bu guru. Kalian mengerti." jelas Bu Annie.

"Mengerti bu!" jawab kami serempak.

"Sekertaris ambil dan catat di depan. Ibu tinggal dulu." kata bu Annie meninggalkan kelas.

Kami mencatat dan setelahnya menuju ruang tata usaha bergiliran mengambil buku.

Setelah selesai mengambil buku kami menamai dan melihat-lihat isi di dalamnya sambil menunggu Bu Annie kembali.

Tok tok, suara ketukan jendela mengalihkan perhatianku. Kulihat ada kak Kyara di luar. Dia mengisyaratkan agar aku keluar menemuinya.

Akupun keluar, "Ada apa kak?" tanyaku.

"Jeng jeng jeng! Lihat ini. Jadwal kegiatan Klub sudah ada. Kau bisa melihatnya bersama Chika. Nanti kabari aku saat istirahat. Aku kembali dulu, guru kami hari ini sangat galak." kata kak Kyara menyerahkan kertas jadwal dan langsung berlari keatas.

Aku melihat sejenak lalu masuk ke dalam.

"Ada apa Ochia?" tanya Leona melihatku keluar.

"Ini dari kak Kyara. Katanya jadwal kegiatan Klub." jawabku.

"Oh begitu" balas Leona.

Aku kembali ke tempat dudukku dan memanggil Chika. Aku menunjukkan kertas itu padanya.

"Ini jadwal klub?" tanyanya.

"Iya. Mau lihat bersama." kataku.

"Tentu." balas Chika.

"Hari senin Perkumpulan anggota dewan, membaca, musik. Hari selasa Volley, sepakbola, Basket, baseball, tenis, Cheerleaders. Kamu jadi masuk klub musik dan Cheerleaders?" kataku.

"Iya jadi. Berarti hari senin, selasa aku ada kegiatan Klub. Kamu gimana? Lolos masuk Dewan Siswa?" balas Chika.

"Aku sangat beryukur Chika. Tadi aku dapat pesan katanya aku lolos. Pelantikan resmi hari senin nanti." jawabku.

"Syukurlah." kata Chika.

"Em. Berikutnya hari rabu klub memasak, Karate, anggar, debat, mading. Hari kamis klub melukis, PMR, bahasa, Multimedia, Berkebun. Hari jumat renang, pecinta alam(dua minggu sekali) dan drama." aku lanjut membacakan.

"Jadi aku ikut klub di hari senin, selasa, kamis dan jumat. Aku free hari rabu." kata Chika.

"Iya. Aku... Full, All day. Dari senin sampai jumat ada semua. Apa aku sanggup." kataku syok melihat jadwal.

"Tenang saja. Pasti sanggup. Eh?!.. Jadi aku engga bisa ikut kamu di klub multimedia dong. Terus gimana sama anggota terakhir?" tanya Chika.

"Aku belum tau. Moga aja para kakak kelas udah nemuin anggota lain " balasku.

......................

Waktu istirahat aku datang ke klub Multimedia mengkonfirmasi keikutsertaanku. Aku mengetuk tiga kali dan pintu terbuka menampilkan kak Sam yang menjulang tinggi. Aku masih belum terbiasa dengan tinggi dan besarnya.

"Oh Ochia datang. Hey guys, Ochia datang!" kata kak Sam.

"Ochia.. syukurlah kau datang. Tunggu.. kau datang sendiri? Mana Chika?" tanya kak Kyara.

"Maaf kak, Chika ngga bisa ikut klub. Dia ikut klub bekebun dan hari itu bersamaan dengan klub multimedia." kataku.

"Astaga! Kita harus gimana? Kita kurang satu anggota." kata kak Kyara panik.

Aku menggeleng pelan. Tak tau bagaimana.

"Teman-temanku juga tidak ada yang mau saat kutanya mau masuk klub Multimedia atau tidak." kataku.

"Padahal kita akhirnya mendapatkan Ochiana, si bintang baru. Tapi kenapa kita tidak mendapat anggota lain. huhuhu." ratap kak Kyara.

Ditengah kepanikan dan kesedihan para kakak senior, pintu ruangan diketuk. Secepat kilat kak Sam membuka pintu. Kak Sam lalu kembali diikuti seorang anak laki-laki.

Melihat anak itu, kak Kyara langsung mengusap air matanya, "Kau mau gabung klub multimedia?" tanya kak Kyara secepat kilat mendekati anak laki-laki itu.

"Benar. Apa masih bisa?" tanya anak laki-laki itu.

"Masih, masih. Siapa namamu? Dari kelas mana? Sini tulis biodatamu di buku." kata kak Yuuki antusias.

"Oh. Aku dari kelas 10-6, namaku Henry." jawab anak laki-laki bernama Henry itu.

Dia dengan patuh menulis biodata di buku. Dan akhirnya, klub multimedia tidak jadi dibubarkan. Para senior berpelukan terharu. Sedangkan aku dan Henry hanya diam memperhatikan.

Setelah selesai mengisi data, aku dan Henry memutuskan kembali ke kelas masing-masing. Para kakak senior itu terlihat antusias menyerahkan data anggota ke guru pembimbing.

Kegiatan Klub dimulai hari senin depan, jadi kami masih punya waktu senggang selama dua hari ini.

Pulang sekolah, aku yang tidak punya kegiatan membaringkan diri di kasur. Chika sibuk dengan teman-teman lain. Mereka mengajakku, tapi aku terlalu malas bergerak. Jadi aku memilih berbaring sambil melihat-lihat handphone.

Ada beberapa foto yang baru diunggah Freya. Dia memang maniak social media. Kulihat banyak foto yang dia ambil terutama semasa Junior High School. Berbeda dengan Dhira. Hanya sedikit foto di sosial media miliknya.

Aku terus melihat-lihat media sosial sampai tak sadar sudah petang. Chika belum kembali ke kamar dan aku mulai lapar. Aku bergegas mandi dan berganti pakaian.

Selesai mandi Chika belum kembali juga. Akhirnya aku memutuskan menemui mereka. Apa yang sebenarnya mereka lakukan, sampai Chika tidak kembali ke kamar.

Aku menemui mereka di ruang pertemuan. Mereka sedang asyik mengobrol. Aku mendekati mereka dan bertanya apa mereka sudah makan. Lina menjawab mereka baru selesai makan. Karena itu aku langsung menuju ke dapur dan membuat makanan sederhana.

Selesai makan aku ikut mereka mengobrol dan sesekali bercanda. Sampai pukul 20.50, kami segera menuju kamar. Pukul 21.00 selalu ada pemeriksaan kehadiran di dalam kamar. Kami harus berada di dalam kamar, mematikan lampu dan segera beristirahat.

Aku melihat handphone sejenak, kemudian kulihat Chika. Dia sudah tidur. Akupun mematikan handphoneku dan segera ikut tidur.

...****************...

Terpopuler

Comments

LaConstieConsti

LaConstieConsti

Bawa pergi dalam imajinasi. ✨

2024-01-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!