5. Aku akan menemuimu

"Sisil,duduk sini" panggil Erina

mereka baru saja sampai dirumah, sisil tau ini akan terjadi tapi entah kenapa dia tetap saja tidak bisa melihat Gavin seperti tadi

"Ya mah" jawab sisil lalu duduk de depan kedua orang tuanya

"Sayang" panggil Wiliam dengan aksen bulenya,

william memang WNA makanya sampai hari ini karena umur sisil baru 17 tahun, dia masih memiliki 2 kewarganegaraan

"Sisil bukannya ayah dan ibu cerewet tapi sekarang umurnu sudah 17 tahun, dan ibu tau kamu pasti sudah punya rasa tertarik pada lawan jenismu" ucap Erina

"Ibu bukan bermaksud menekanmu, tapi" ucapnya mulai tergagap

Erina kembali menangis, dia tau selama ini dia sudah bersikap keras pada anak bungsunya, itu semua bukan tanpa alasan.

Dua tahun yang lalu karena kelalaiannya dalam menjaga anaknya, dia terlalu memberi kebebasan pada putri sulungnya, dia menutup mata pada pandangan dan sindiran tetangga tentang cara putrinya berpacaran, dia kehilangan putri sulungnya. Dia kehilangan putrinya yang berumur 17 tahun.

Ironisnya putri sulungnya meninggal Karena menggugurkan kandungan, beritanya ada di media, nama baik keluarga tercoreng, mereka disindir dan dikucilkan keluarganya, bahkan sudah 2 tahun berlalu, saat pertemuan keluarga besar masalah itu selalu diungkit tapi rasanya tetap tak sebanding dengan rasa hancur karena kehilangan buah hatinya. Dia trauma

Kali ini dia harus menjaga anak bungsunya, erina tak ingin mengalami kesedihan itu lagi, mungkin dia salah tapi keselamatan anaknya mengalahkan segalanya. Erina hanya bisa menangis

"Mamah jangan nangis ya, Sisil tau, Sisil janji akan menjaga diri dengan baik, Sisil nggak akan melakukan kesalahan itu, Gavin hanya teman, sisil juga belum punya pacar" ucap Sisil sambil menahan tangisnya, dia paham apa yang terjadi pada keluarganya

"Sisil, mamah tau mamah egois, tapi, hanya kamu yang kami miliki" ucap Erina tersedu sedu, dan William berusaha menenangkan istrinya

"Mamah, sisil janji I don't need a boyfriend di SMA, aku akan memulainya saat Sisil kuliah, dan saat sisil berpacaran, mamah orang pertama yang akan tau" ucap sisil sambil memeluk Erina

"Sweet heart, I'm so sorry" ucap William sambil ikut memeluk putrinya

"But Gavin pria dewasa,kami benar benar melihat Rianti dan Satya saat melihat kalian bersama, ayah Takut kejadian itu berulang" ucap William dan mereka pun hanya berpelukan,trauma ini terlalu dalam.

.....

"Sisil" teriak Caca memanggilnya

"Tumben haribini nggak telat, but why si mamang nungguin loe di sekolah" tanya Caca

Caca Melihat mamang, supir Sisil memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah dan ikut turun untuk membawakan tas Sisil.

Sisil mungkin tak sekaya Gavin, tapi orang tuanya cukup berada, ayahnya bekerja sebagai salah satu manager di Blair grup, jadi mereka cukup berada

"You pasti buat salah ya,bad girl" seloroh Caca berusaha menaikkan mood sahabatnya yang terlihat kesal

"Diem, loe yang Bad girl" ucap Sisil sambil mencubit pipi Caca

"Oke ayo cerita" ucap Caca

"Ntar sekolah dulu,baru ngegosip" ucap

....

"Jadi gitu" ucap Caca saat mendengar cerita sisil,

Bibirnya yang penuh makanan,tetap mengunyah sambil mendengar curhat temannya

"Trus pendapat loe tentang si abang gimana" tanya Caca

"Ya nggak gimana gimana" Ucap Sisil

dia merasa ada yang hilang dari dirinya, apa ini yang dirasakan rianti saat bersama Satya, Sisil sedikit bingung

"Toh gue juga nggak bakal ketemu dia lagi" ucap sisil meyakinkan dirinya sendiri

"Yakin" tanya Caca

"Yupp, dan seperti moto kita" ucap Sisil sambil tersenyum walau hatinya sedikit perih

"Ia lagian kalo gue pikir si abang itu emang ganteng sih tapi ketuaan buat loe,ya kali ganteng kaya nggak ada ceweknya" ucap Caca

"Sil gimana kalo kita nonton trus kita main di mall" tanya Caca

"UAS udah deket,belajar di banyakin,malah ngajakin main" ucap sisil, Caca benar.

,......

"Slamat pagi tuan Gavin" ucap Andre di depan rumah Gavin

"Ngapain loe kesini" tanya Gavin membukakan pintu dan Andre pun masuk

"Hari ini ada rapat direksi di Blair grup, tuan Riando meminta Tuan untuk datang

Gavin sedikit bingung, setaunya, Andre adalah sekretaris Ayahnya, tapi sejak kapan Andre menerima perintah dari om Nando

"Tuan muda kayaknya bingung, biarkan saya memperkenalkan diri, saya Andre Riils umur 23 tahun, bergabung di Blair grup sebagai Aspri tuan yoga 3 tahun yang lalu atas perintah tuan Riando Devan" ucap Andre sambil tersenyum

"Tuan riando bilang, kalau tuan Gavin ngambek atau tidak suka saya, saya harus bilang kalau Tugas asli saya adalah menjaga dan menyiapkan segalanya untuk kedatangan putra sulung dari Tuan Riando Devan yang bernama Gavin Blair Devan" ucap Andre sambil tersenyum

aku terdiam, hatiku tiba tiba menghangat, Om nando mempersiapkan semua untukku, dan dia menyiapkan orang untuk menjagaku,

"Jadi bisakah kita berangkat sekarang " tanya Andre

"Apa aku bisa mempercayaimu" tanya Gavin

"Dari awal kesetiaan saya hanya untuk anda,tuan muda Devan" ucap Andre

"Kenapa" tanya Gavin dia hanya ingin di yakinkan

"Saya anak didik Tuan Riando, menjadi seperti ini berkat jasa tuan Riando,dan sejak awal tuan Riando slalu mengatakan tugas kami adalah menjaga tuan Muda" ucap Andre

"Kami" tanya Gavin

"Anda akan kaget melihat berapa orang hebat yang dilatih tuan Riando hanya untuk kenyamanan Anda" ucap Andre tegar dan Gavin merasa tuhan masih menyayanginya.

Gavin segera menghubungi om nando, om yang dulu slalu melindunginya saat ibunya memukulinya, om yang menjaganya layaknya anak, om yang rela tinggal bersama ibunya demi melindunginya.

Slama ini Gavin slalu mengira setelah omnya menikah,dia sudah dilupakan, om nando mengajaknya pergi tapi dia menolaknya, Gavin menolak diajak pindah ke luar negeri.

dia juga marah saat Riando menolak mengadopsinya sebagai anak, dulu dia berpikir penolakan itu karena omnya takut dia akan meminta warisannya.

ternyata Om Riando tidak mau mengadopsinya hanya untuk mempertahankan haknya sebagai Blair, dia tetap menyediakan semua fasilitas untuknya,rajin menghubunginya walau Gavin slalu menolak mengangkat tlp, omnya bahkan menyiapkan orang orang untuk mendukungnya, dia memang Bodoh

"Om Riando" suara gavin Gemetar saat panggilannya tersambungkan

"Sejak kapan kamu memanggilku om anak nakal, apa aku bukan papimu lagi" ucap Riando di kejauhan, hati riando senang ponakan yang slalu dianggapnya anak sulung sudah tidak marah lagi padanya

"Kapan kamu pulang ke sini, momie dan adikmu merindukanmu" ucap Riando di kejauhan dan Gavin mulai menangisi keberuntungannya.

"Papi aku memang anak nakal, aku akan segera menemuimu, papi ampuni aku" ucap Gavin dan mereka pun menangis bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!