4.Pernikahan Ulang

pertemuan dengan bocah itu menghangatkan hatiku, memberiku kekuatan untuk menghadapi permasalahan yang nyata, dan disinilah aku sekarang, di pernikahan ulang kedua orang tuaku.

aku berdamai dengan keadaan, aku pulang dengan syarat ayahku tidak boleh menghalangi pekerjaanku, statusku sebagai penerusnya masih dirahasiakan sampai aku menyatakan diriku kuat.

Saat kedua orang tuaku mengucapkan janji pernikahan mereka, aku duduk di Kursi tamu layaknya undangan biasa, menikmati pernikahan yang memuakkan ini.

Mataku menatap sekitar ruangan dengan bosan hingga pandanganku terkunci pada sosok anak yang dengan tidak tau malunya melambaikan tangannya padaku dan memanggilnya mendekat ke arahku

"Tuan Gavin anda mau kemana" ucap Andre sambil merentangkan tangan dan menghalangiku

sejak aku 'pulang',aku juga harus menerima penjagaan dan segala protokol yang tidak aku sukai, termasuk Andre.

dia ditugaskan menjadi asistenku, tapi gimana aku percaya padanya,jelas jelas dia orangnya ayah

"Lihat bocah itu" tanyaku sambil menunjuk ke arah sisil yang tersenyum manis ke arahku

"Dia kenalanku dan fansku jadi aku hanya ingin menyapanya" ucapku dingin

Andre melepaskan penjagaannya dan mengikuti langkahku mendekati sisil, dia bagai cahaya kecil di hatiku yang gelap

"Bocah kenapa disini,ini acara orang dewasa" ucapku sambil memberi salam pada kedua orang tuanya yang memandangku dengan tatapan galaknya

"Sini bang duduk disini,ini orang tuaku" ucap sisil sambil menunjuk kedua orangtuanya yang memandang Gavin dengan dingin

bocah ini,tanpa memperdulikan tatapan dingin kedua orangtuanya, dengan Enteng dia menarikku untuk duduk di sisinya.

Dan kenapa aku merasa seperti sedang diperkenalkan pada calon mertua yang tidak suka pada pacar anaknya,aku hanya ingin tertawa

"Om....tante" sapaku singkat

"Sisil, jangan lupa kasus Rianti, dimana kamu mengenalnya" ucap erina kecut

"Ibu, dia pelatih basketku di sekolah, apa ibu mau nilaiku jelek ,jadi beasiswaku di tangguhkan" ucap sisil sambil mengedipkan matanya padaku dengan cepat, Erina langsung diam

"Sudahlah jangan buat malu" ucap william Audrey menengahi istri dan anaknya

"Pak guru maafkan istri saya,ya kisah kami semua orang pasti tau" ucap william menambahkan

"Pak, saya Gavin, saya kakak angkatan sisil dan kadang saya juga ditugaskan melatih tim basket di sekolah" ucap gavin

dia tidak bohong,dulu ada kalanya dia membantu temannya, toh SMA itu juga milik Devan corp omnya. Dan kasus apa yang mereka bicarakan

"Wajahmu tampak familiar, siapa ya" tanya Erina tiba tiba bersemangat

"Ohh astaga anda produser serial xxx dan anda sering terlihat di berita gosip itu" ucap Erina tiba tiba teringat, Gavin hanya tersenyum mengiyakan dan pembicaraan mereka pun cair.

"Mereka siapamu bang" bisik Sisil mencari tau

"Kolega, kenapa" tanya Gavin

"Untunglah,dari tadi itu gue dah bingung mau ngobrol ma siapa,takutnya salah omong, kan kasian ayah,bisa dipecat" bisik sisil

"kenapa" tanya Gavin

"bang loe nggak ngerasa Acara ini norak, liat aja mereka udah bau tanah masih nikah lagi,OMG mukanya taruh dimana,mana yang cowok udah punya istri,trus nikah ma mantan istri,astaga" sindiran pertama Sisil benar benar mengenai hatinya

"Trus coba liat,istri barunya, nah umurnya lebih tua sama istri pertama, trus si istri pertama itu brarti kan pelakornya ya, masa iya bisa akur, trus" ucap Sisil lalu bingung

"Trus apa" tanya gavin gemes

"Manggilnya gimana, mbak?teteh atau eh kamu,atau pake kode alam" ucap sisil lucu dan hampir memancing tawa Gavin

"Trus kalo mereka makan bareng yang ngambilin makannya siapa, masa iya si cowok makannya dua kali, ya kali kalo nggak nambah,kalo nambah,masa ia dia makan empat piring" bisik Sisil lucu

Gavin pun mau tak mau langsung tertawa, bocah ini memang slalu berpikir random, dan banyak orang melihat pada mereka. Gavin dan Sisil langsung memasang poker face nya

"Bang, liat Tu si istri kedua kira kira mikir apa" tanya sisil

"Sisil mana aku tau dia mikir apa" ucap Gavin sambil berdehem

"Aku tau, dia pasti sibuk mikirin arisan besok yang jadi tuan rumah ya siapa,dia atau istri tua yang umurnya lebih muda," ucap sisil, gavin kembali tertawa terbahak bahak

"Sisil" ancam Erina yang sedari tadi mendengarkan dan ternyata ikut tertawa

"Mah...aku tu ngomong bener, makanya mamah jangan galak galak, ntar ayah kesambet setan" bisik Sisil pelan

"Kamu itu" ucap Wiliam tertawa dan menyentil ujung hidung anaknya. Gavin hanya tersenyum, apa ini rasanya punya keluarga yang lengkap?

"Bang" panggil Sisil melihat Gavin yang kembali bengong

Sisil sengaja membuat lelucon karena sejak di melihat gavin, Gavin slalu terlihat tegang dan kesal.entah kenapa Sisil tidak suka melihatnya, dan tanpa mengingat orangtuanya yang takut dia berdekatan dengan pria asing, Sisil memanggil Gavin untuk mendekat.

"Apa" ucap Gavin pelan

"laper" bisik sisil

Gavin melirik meja mereka, banyak Snack yang ada disana dan semua habis, beberapa gelas juga habis, dia hanya bisa melirik bocah ini dengan senyuman mengejek, bocah ini badannya kurus,tapi selera makannya besar,dia masih ingat seminggu lalu dia. membayar 2 digit untuk membuat anak ini kenyang.

Gavin memberi kode pada Andre yang sejak tadi berdiri dibelakangnya untuk mendekat

"Ya tuan" ucap Andre

"Bang kenapa dia memanggilmu seperti itu, tuan apa,ini jaman apa, norak" bisik Sisil,andre melihatnya dengan tidak suka

"Sstt ...berisik" jawab Gavin

"Ambilkan banyak cemilan, susu dan es krim vanila" ucap Gavin tegas

"Bang,gue mintanya ke elo ya, bukan ke dia" ucap sisil kekeh

"Nona biar saya yang ambilkan, tuan Gavin nggak cocok ngambil tugas itu" ucap Andre pelan

"Ckck lemah" sindir Sisil dan Gavin hanya tersenyum dan berdiri

"Baiklah tuan putri,biar hamba yang mengambilkan semua makanan yang ada di ruangan ini untukmu" bisik Gavin dan pergi

Selama perjalanan Gavin disapa beberapa orang, mereka mengobrol sedikit lalu tertawa gembira, Gavin menerima banyak pujian terhadap karyanya dan dia juga menerima beberapa pertemanan baru serta godan baru.

Gavin akhirnya tau kalau tadi kalau orang orang melihatnya untuk menyapanya, bukan untuk membicarakan hal buruk tentangnya. Dan kalau dia tidak mengambilkan makanan untuk bocah itu dia tidak akan menyadarinya.

Gavin mulai sadar Bocah ini pasti menyuruhnya berkeliling untuk menghilangkan kesan negatif yang ada pada dirinya ,dan Gavin juga curiga segala celotehan Sisil tadi hanya untuk membuatnya tersenyum. Bocah ini memang luar biasa.

"Nona terimakasih" ucap Andre pelan sambil menundukkan kepalanya

"nggak masalah, kamu hanya perlu membuatnya sedikit tersenyum" ucap Sisil sambil menunggu makanannya datang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!