3.Si Tudung Merah

hari ini sungguh melelahkan dan semua nggak berjalan seperti rencana,pertemuan dengan om nando mandek, om nando marah,dia bahkan mengancam tidak akan menelponku lagi, dia mau aku kembali ke rumah Ayah, dia ingin semua hakku kembali, aku tau semua itu demi aku tapi apa aku memerlukannya?

kehidupan sekarang juga baik, cukup uang,cukup bebas dan aku bisa menjadi diriku sendiri,jadi kenapa aku harus menukar kebebasanku hanya demi HAK.

Loh... Kenapa aku kesini?

Entah apa yang memancing ku kemari, kakiku serasa memiliki pikirannya sendiri dan masuk ke lapangan basket SMA ini,Ini SMA anak kecil itu.

Teriakan dan sorakan ramai terdengar, klub basket putri sedang bermain dan banyak pria yang duduk dan menonton mereka.

Pandanganku tertuju pada sosok remaja kurus, kulit putih dengan kaki yang panjang Rambutnya diikat ekor kuda, wajahnya yang memerah karena panas dan capek, keringat yang bercucuran dan dia bermain dengan baik.dan tanpa kaca mata dia terlihat manis,apa aku boleh menyapanya

" Van, loe liat Sisil ya" tanya remaja yang ada di depanku

"Hampir setaun gue deketin dia, gagal terus" jawab remaja yang lain

"Loe yang ketua osis,kaya ganteng dan punya semua aja dicuekin, apalagi gue ya" jawab remaja yang lain

Percakapan mereka semakin menarik minatku, jadi anak kecil itu punya penggemar juga ya,setahun di kejar dan menolak, hmmm...dia punya nilai tawar yang tinggi

"loe nyerah Van" tanya remaja itu

"Ya,nggak lah, Pricilia Audrey dia kembang sekolah kita, dia cantik, dia cool, dia beberapa kali mewakili mewakili sekolah di olimpiade dan dia juga ketua tim basket" ucap irvan

"Yakin banget dia bakal luluh ke elo" tanya remaja yang kalau nggak salah namanya brandon

"Kalau bukan gue siapa,masa elo" tanya irvan melucu

"Sialan loe" jawab brandon

Aku hanya tersenyum sambil melihat ke arah anak aneh itu, tanpa kusadari aku kembali melangkah mendekatinya dan duduk di kursi paling depan dan melihat ke arahnya dengan intens

Anak kecil itu akhirnya istirahat, yang sedang istirahat dan dengan pelan dia berjalan ke arahku dengan senyuman di wajahnya

"Halo abang" ucapnya menyapaku

....

Gavin sedang memakai masker, dan bukannya anak ini belum melihat wajahku, jangan bilang dia ingat posturku,itu lebih tidak mungkin

"tolong ambilin airku" perintahnya santai sambil menunjuk tas yang ada di sampingku

Aku tersenyum di balik maskerku dan mengambilkan botol minum yang ada di sampingnya.Ekor matanya sempat melihat seorang anak laki laki membawa botol minuman menghentikan langkahnya dan pergi menjauh

"Harimu sedang buruk ya" tanya Sisil

Sisil menaruh salah satu tangannya ke dinding pembatas yang memisahkan mereka,meminum minumannya lalu memberikan senyum termanis pada Gavin

"Tau dari mana" tanya Gavin

"Insting" jawab Sisil

Sisil mencari cari sesuatu di kantong tasnya lalu menemukan permen pedas dan permen coklat yang dicarinya, lalu menyerahkannya pada gavin

"makan permen pedasnya agar buruknya terasa, abis itu makan permen coklatnya agar manisnya terasa di lidahmu" ucap Sisil lalu berlari kembali ke lapangan untuk melanjutkan permainan.

Saran yang aneh, Anehnya aku mengikuti sarannya, dan dia benar, beban hatiku sedikit terangkat dan akupun memutuskan kembali menikmati permainan.

.....

"Kakak kenal Pricilia" tanya Anak kecil dengan tatapan menggoda menanyaiku dan dengan santainya tiba tiba duduk di sebelahnya

"Aku caca,dia Sisil,my best friend and saranku kalau kakak nggak mau terluka,jangan menyukainya" ucap caca terus terang

"kalian hanya bocil yang enak untuk dipandang" ucap Gavin ngawur

"Baguslah,kalau gitu ayo kita berteman" ucap caca

"Semudah itu" tanya Gavin

"Sisil itu punya insting yang kuat dan bagus, kalau dia mau menyapamu, otomatis di kamu pasti ada hal bagus,apa kamu kaya, apa kamu ganteng" tanya caca

"gue nggak mau kalian ribut karena ini" pancing gavin yang dihadiahi tawa oleh caca

"Kasian....kakak pasti sudah terkena peletnya sisil,dan sudah terpesona padanya, sayangnya kakak akan terluka, aku dan dia, prinsip kami sama kami no pacaran di SMA, kuliah,kerja sampe kaya,pergi ke korea mencari oppa" ucap caca tegas

"Dan kami nggak mungkin bertengkar hanya karena pria kaya, di luaran sana pria kaya banyak, tapi ada sedikit wanita yang kaya karena dirinya, kamu akan menjadi salah satunya" ucap Sisil yang tiba tiba sudah ada di depan mereka.

....

" Abang di depan ada warung mie ayam bakso, ayo makan kesana,lalu hutang kita lunas, setelah itu jangan mencariku lagi" ucap sisil sambil mengajak mereka pergi

"Gimana kalau kamu melihat wajahku dulu,baru katakan sekali lagi hal itu" ucap gavin sambil melepas maskernya

Sisil terdiam setelah melihatnya, abang yang dia kira orang biasa ternyata wajahnya sering wara wiri di tv, wajahnya ganteng tapi dia lupa siapa orang ini, sisil melihatnya dengan penasaran

"Sil...sil... Dia artis,ehh bukan apa namanya, orang yang buat film, jangan jangan dia mau ngerekrut loe jadi telent" ucap Caca

"Ganteng tapi dia siapa, gue juga blom mau jadi artis sekarang, ntar lah kalau dah tamat SMA" bisik sisil

"loe kebanyakan ngedrakor, dracin mlulu" balas caca

"Lah elu nontonnya gosip terus,kapan majunya,apa enaknya ngurusin idup orang" balas sisil

Gavin hanya tertawa mendengar dua bocah ini berbisik di depannya, ternyata masih ada orang yang tidak mengenalinya

.....

"Bang, 20 ribu per orang mana bisa makan disini" ucap Sisil saat mereka berhenti di sebuah kafe yang terkenal

"sisil udik,jangan sok miskin, loe masih aja mikirin 20 ribu loe yang nggak masuk akal itu, tu kartu apa gunanya"ucap Caca sambil menunjuk debit card sisil

"eh itu prinsip ya, kalo gue bilang uang jajan 20 rbu per hari ya segitu"ucap Sisil kesal

"pelit,pake punya gue aja" balas caca sambil menghentakkan kakinya

"trus abis itu loe minta rembes ke ayah kan,ketebak tau" Jawab sisil dan mereka pun mulai bertengkar seperti biasa

Gavin lupa, kapan dia bisa tertawa selepas ini,dia benar benar bingung dengan kelakuan bocah bocah ini, pertama sisil tidak mau ikut di mobilnya jadi mereka pergi dengan 3 mobil beriringan.

alasannya sisil nggak mau pergi dengan orang asing dan dia takut diculik dan padahal sebelumnya sisil lah yang memaksa naik ke motornya

Kedua,bocah ini benar benar tidak mengenalinya, bocah ini beberapa kali menanyakan namanya, sementara temannya yang sok tau hanya tau namanya sang produser

Ketiga sejak kapan gavin membiarkan dirinya di traktir wanita, sementara si bocah tetep kekeh pada 20 ribu per orangnya.

"Gini aja, kali ini biar aku yang traktir kalian, lain kali kita makan mie ayam dan kamu yang bayar" ucap Gavin

"Kata serigala pada si tudung merah" jawab Sisil dan Gavin tertawa terbahak bahak

"loe nggak cocok jadi si tudung merah, nggak ada di sejarah tudung merah kayak preman, nyetop orang di pinggir jalan dan memaksa nganter ke sekolah" ucap Gavin di sela tawanya

"Oh ..jadi kamu Abang abang yang sisil ceritain, yang ngapus nomor hp yang sisil kasi" ucap Caca menengahi mereka

"Caca" jerit sisil nggak terima dan membuat Gavin tertawa

"Oke, ini penawaran terakhir, kafe ini ini punya milk shake yang enak, makanan dan cemilannya juga enak,kita kesini atau mie ayam bakso" ucap Gavin sambil memegang rahangnya yang capek tertawa

"Oke" ucap caca sambil menarik tangan sisil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!