Perempuan berkacamata dengan kaus hitam dan celana denim dan sepatu sneakers berjalan menarik kopernya.
"Medan, iam coming!" serunya merentangkan tangan, menghirup atmosfer kota kecil yang sangat dirindukannya itu.
Empat tahun tinggal di kota lain membuatnya selalu merindukan kota kecil tempatnya tumbuh besar itu. Gadis itu mengambil telepon selulernya, menggulir nomor kontak yang tersimpan, kemudian menempelkannya ke daun telinganya, sedikit menyisipkan rambutnya kebelakang.
"Halo, papa. Aku sudah di bandara. Apakah ada yang menjemput ku? atau aku naik taksi saja?" ucapnya kepada orang pertama yang paling dirindukannya. Bagaimana dia tidak merindukannya. Sejak kepergiannya dulu, tak pernah satu kali pun ia pulang ke kotanya, walaupun itu hari besar seperti idul fitri ataupun natal, dia tetap tak ingin pulang. Begitupula dengan sang papa, dia lebih baik memendam rindu, dari pada harus menginjakkan kakinya ke kota kampung halaman mantan istrinya.
"Maaf, papa tidak bisa menjemputmu. Tapi tadi papa sudah suruh Zuan untuk menjemputmu!" dengan suara yang tampak menyesal, sang papa tak bisa menjemput putri sulungnya tersebut.
"Apa Papa, tak merindukan ku? Kenapa tidak Papa saja yang menjemput ku! Zuan itu siapa lagi, Pa?" Juna mencebikan mulutnya, menghentakkan kakinya kelantai. Saat ini dia tengah duduk diatas kursi panjang. Laki-laki yang sedari tadi memperhatikannya menyembunyikan senyumannya.
"Zuan itu anaknya Pras, tetangga satu komplek kita! masak kamu lupa? Disana ngapain aja? ada kebentur kepalanya? makanya semua pada dilupain!" ucap Papa menggoda anak gadisnya. Dia tau persis, pasti Juna saat ini sedang menghentakkan kakinya kelantai.
"Kalau tau begini, lebih baik Juna tinggal sama Mama saja seumur hidup! gak usah pulang sekalian!" Juna semakin jengkel. Laki-laki disebelahnya semakin melebarkan senyumnya.
"Apa kau! ketawa pula kau ya!" Juna semakin kesal melihat laki-laki yang tak jauh dari sampingnya, mereka hanya dipisahkan tas hitam panjang milik pria tersebut.
"Arjuna seperti anak kecil, Ya!" ucap laki-laki itu.
Deg
"Kak Arjuna! kak Arjuna!" sekilas Juna flashback mengingat panggilan yang barusan saja di ucapkan laki-laki itu. Sepertinya dulu anak kecil yang memanggilku dengan sebutan itu.
"Apa kau mengenalku?" tanya Juna penasaran. Memandangi wajah itu, putih bersih, dengan kumis tipis berbaris diatas bibirnya yang tak terlalu tipis.
"Masa kau tidak mengenaliku?" ucapnya meletakkan jari jempol dan telunjuknya ke dagu. Membenarkan posisi topi yang baru saja dilepasnya kemudian dipakai kembali.
"Ah... entah siapapun, Kau!" Juna menepiskan tangannya, merasa tak penting. Kemudian kembali menempelkan benda pipih nya tadi.
"Apa kau membawa calon menantu Papa, Sayang?" ucap Papa yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan Juna dengan laki-laki tampan itu.
"Papa ada-ada saja! Siapa yang khilaf jatuh cinta kepada anakmu ini!" ucap Juna tak bersemangat.
"Ah, jangan begitu! anak papa ini kan cantik! siapa yang tidak mau!" Papa menanggapi.
"Sudah la, Pa! mana si Zuan-zuan itu?" tanya Juna tak sabar ingin segera meninggalkan tempat itu.
"Zuan sudah dari tadi melihatmu! tapi kau tidak mengenalinya!" ucap Papa menegaskan, laki-laki yang akan menjemputnya ternyata sudah ada disekitarnya.
"Kau Zuan?" tanya Juna kepada laki-laki yang ada disebelahnya tadi. Juna merasakan hal yang aneh, dia bukannya melakukan panggilan video kepada papanya. Melainkan hanya panggilan suara biasa.
"Papa, kenapa papa bisa tau, Zuan ada disini?" selidik Juna, menatap sekeliling. Matanya membulat melihat sosok pria tinggi tegap dengan jaket hitam melekat ditubuhnya. Juna juga memperhatikan laki-laki bertopi yang ada disebelahnya tadi. Mereka memakai celana dan sepatu yang sama, serta jaket yang dikenakannya juga.
"Papa!" Juna berlari, menghamburkan diri ke pelukan laki-laki yang masih gagah dihadapannya.
"Pakai ngeprank segala si Papa! gak lucu!" Juna kembali beraksi, menggunakan mode cemberut level tinggi.
"Jelek! jangan gitu! nanti gak ada yang mau!" ucap Papa menarik hidung Juna. Kemudian memeluknya.
"Akhirnya pulang juga anak gadisku!" ucapnya. Suasana berubah menjadi haru seketika.
Bapak dan anak itu berpelukan lama. Kelegaan di hati Rudi melihat anak perempuannya telah kembali dan akan tinggal bersamanya lagi, setelah empat tahun tinggal bersama ibunya.
"Bagaimana kabar mamamu?" tanya Rudi setelah duduk di kursi panjang dekat dengan Zuan.
"Alhamdulillah, Mama, ayah dan adik sehat. Semuanya titip salam ke Papa dan bunda! Oiya, bunda mana, Pa? kok enggak ikut?" Juna kembali melihat sekeliling. Mungkin dia akan menemukan bunda dan adiknya juga disekitarnya.
"Jangan celingukan, Bunda bahkan belum tau. Kau pulang hari ini!" ucap Rudi serius. Memang benar, dia tidak memberitahu istrinya.
"Jangan pergi lagi, Juna! Kasihan bunda mu!" Rudi menatapnya, matanya sedikit berkaca-kaca.
"Sejak kau pergi, dia merasa bersalah." Rudi teringat akan sesuatu.
Flashback
"Apa aku terlalu cerewet, Bang? Maafkan aku, mungkin karena sifat ku seperti ini Juna memilih tinggal bersama kak Lia! aku secerewet ini karena aku menyayanginya seperti aku menyayangi Juni, Bang! Walaupun aku hanya ibu tiri, tapi aku tak membeda-bedakan mereka." Cindy memuntahkan segala unek-unek yang disimpannya selama ini.
Satu tahun sudah, anak sambungnya berada jauh dari jangkauan mereka. Tak ada tanda-tanda dia ingin pulang walau hanya sekedar berkunjung beberapa hari.
"Aku janji, Bang! kalau nanti Juna pulang, aku tidak akan memarahinya lagi, aku janji!" ucap Cindy, memantapkan dirinya untuk mengubah sikapnya nanti.
"Juna tak seperti itu. Dia sangat menyayangimu. Kau hadir dalam kehidupan kami disaat yang tepat, Sayang! aku tak bisa membayangkan, bagaimana penampilan anak gadisku yang beranjak remaja sebelum kedatanganmu. Bisa jadi dia meminta izin kepadaku untuk jadi transgender. Maklumlah, aku menjadi ayah sekaligus ibunya." ingatan Rudi menuju masa-masa sulitnya hidup berdua saja dengan Juna.
Flashback End
"Enggak kok, Pa! Juna justru rindu omelan Bunda disana." ucap Juna merasa bersalah.
"Ayo cepat kita pulang, Pa! Juna akan jelaskan semuanya ke Bunda!" Juna menarik tangan Rudi yang masih tetap pada posisinya.
"Duduk dulu. Kita menunggu Adzka!" ucap Rudi, menatap Zuan yang masih tersenyum melihat kebersamaan mereka.
"Masih lama, Zu?" tanya Rudi.
"Sebentar lagi, Pak! katanya urusannya tinggal sedikit lagi!" Zuan berdiri membenarkan posisinya menjawab pertanyaan dari atasannya tersebut.
Iptu Zuandrika Safar, polisi ganteng dengan segudang prestasi, usianya satu tahun dibawah Juna, saat ini sedang menjalani tahun ke tiga untuk menjadi AKP. Masih jomblo, sama seperti Juna, pendidikan dan karier menjadi hal yang paling utama dalam hidupnya.
"Sudah, Zu." laki-laki yang wajahnya lebih bersih dari Zuan menghampirinya. Mengambil tas hitam yang sedari tadi menjadi sandaran siku Juna.
"Eh!" Juna terkejut, saat tas disebelahnya diambil secara tiba-tiba.
"Oh! iam Sorry" ucap laki-laki itu, dia tidak menyadari ada tangan yang singgah diatas tas panjang miliknya.
"Maaf, jadi menunggu Pak!" ucap laki-laki itu, mencium punggung tangan Rudi dengan penuh takzim.
"Tidak apa-apa, Nak! kami juga tidak buru-buru!" ucap Rudi memeluk laki-laki di hadapannya.
"Saya selalu salut, pada anak muda berprestasi! Semoga ilmu mu berkah!" ucap Rudi menepuk bahu laki-laki tersebut.
"Siapa sih, dia itu! sampai lupa sama anak sendiri!" gumam Juna menarik kopernya. Sementara Rudi, Zuan dan laki-laki tadi berjalan mendahuluinya.
"Bodo amat dah, Bunda! Kakak pulang!" ucap Juna dalam hati, tak sabar melihat ekspresi sang bunda ketika melihatnya nanti.
.
.
.
.
**Hai Reader ku tersayang, semoga suka dengan karya terbaru ku ini ya, jangan lupa like, komen, juga vote ya. Setelah itu Rate deh, nilai tulisanku dengan berapa banyak bintang yang menurut kalian pantas.
Kritik dan sarannya ditunggu Ya! 😊🙏
sambil nunggu episode selanjutnya up, baca juga karya author lainnya, pastinya ceritanya seru dan menarik, bahkan lebih menarik dari ini, heheh.... sama-sama belajar**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Aminuddin Marpaung
masih meresapi....
2020-11-30
1
💕icha mUngiL IcPutsta💕 😘
Juna ITU gaDis ToMboY Gtu
2020-11-10
1
Bintang Malam
bungkusin aku polisi ganteng itu dong kak bin.😂😂
2020-10-13
3