“Makasih banyak yaa Ka Chandra bunganya,” ucap Jemima dengan penuh bahagia. Bayangkan saja gebetan kalian memberikan bunga, aduh indahnya. Chandra memberikannya sambil terus menatap kedua mata membuat Jemima salah tingkah. Banyak sekali yang ingin diungkapkan, tetapi Jemima tidak bisa menuangkannya ke dalam kata-kata.
“Sama-sama Je. Makasih juga ya ini bunganya,” jawab Chandra sambil melemparkan senyum paling manis. Dia memang selalu tau cara meluluhkan hati Jemima.
Rasanya ingin berteriak sekarang juga! Jemima ingat harus tetap santai dan menjaga sikap. Kalau dipikir-pikir, kegiatan ekskul ini tidak ada kaitannya dengan hari bunga mawar. Akan tetapi, Ia sangat berterimakasih pada ketua ekskul. Berkat idenya, Ia bisa mendapat bunga dari Chandra alias gebetannya. Kegiatan ekskul baru saja selesai dan tidak lupa untuk saling tos. Sudah menjadi kebiasaan di ekskul melakukan tos sebelum pulang. Jemima sengaja tidak minta dijemput sekarang, karena akan pergi ke taman terlebih dahulu. Sesampainya di taman, sungguh tempat yang nyaman dan sangat sejuk. Ada begitu banyak bunga di sini, alasan yang membuat Ia merasa nyaman. Ia sangat menyukai berbagai jenis bunga. Lalu matanya tidak sengaja melihat bunga mawar merah yang mulai layu. Jemima mendekati bunga untuk memastikan dan memandangnya lebih jelas lagi. Sesudah itu Ia mendapat ide cemerlang yang berhubungan dengan bunga mawar.
Kini Jemima dan Bunda sudah tiba di rumah. Bunda menyuruh untuk mandi terlebih dahulu dan Ia segera melakukannya. Setelah itu barulah Ia merebahkan badan di tempat tidur. Menatap bunga pemberian Chandra dan membayangkan kejadian hari ini di sekolah. Ia menjadi salah tingkah dan ingin berteriak saat mengingatnya. Kalian tahu? Ia tak sengaja melihat ke belakang saat berjalan menuju gerbang. Sangat tak disangka, mata Chandra mengikuti langkah kaki Jemima. Mungkin bagi orang lain itu hanyalah hal biasa atau hanya kebetulan. Baginya itu hal yang benar-benar luar biasa dan sungguh berarti. Entah apa yang ada di pikiran Chandra tentang Jemima.
“Mima,” panggil Bunda sembari membuka pintu kamarku. Jemima langsung merubah raut wajah yang awalnya senyum-senyum menjadi biasa saja. Untung saja Bunda tidak sadar.
“Ayo makan malam dulu, Bunda tunggu di bawah ya sama Abang.”
“Ayoo Bun,” jawab Jemima dan bergegas menuju meja makan yang berada di lantai 1.
“Tadi di sekolah ngapain aja?” tanya Marcel yang duduk berhadapan dengan Jemima.
“Ada banyak kegiatan seru, apalagi tadi aku dapet bunga dong,” ujar Jemima sambil menutup wajah dengan kedua tangan. Kalau tidak, pipinya pasti akan terlihat memerah. Bunda hanya tersenyum melihat tingkah mereka.
“Ini Bunda udah selesai masak, makanan datang.” Bunda membawa sepiring ikan bakar beserta sambal kecap yang begitu harum. Pastinya menggugah selera.
“Makasih ya Bun. Asli ini bakalan enak banget!” seru Marcel saat mencium aromanya.
“Makasih banyak Bunda,” kata Jemima pada Bunda yang duduk di sebelah kirinya.
“Sama-sama. Sekarang waktunya kita makan!” Ajak Bunda dan kami segera menyantap ikan bakar.
Bunda memang pandai sekali dalam memasak, sedangkan Jemima sama sekali tidak bisa memasak. Justru Marcel yang sama seperti Bunda. Sebenarnya Ia bisa saja memasak jika mau mencoba. Tapi rasa malasnya lebih besar hehehe. Semuanya sudah selesai makan dan sedang berbincang di ruang tamu. Ia tidak lupa untuk menceritakan tentang Chandra yang memberi bunga. Bunda dan Marcel selalu memberikan respon positif saat mendengarkan. Hal itu membuatnya senang dan merasa didukung. Jemima merasa sudah cukup banyak mengobrol malam ini. Lalu Ia mengucapkan selamat malam kepada Bunda dan juga Marcel. Dikarenakan akan kembali ke dalam kamar untuk melakukan sesuatu.
Sesampainya di kamar, Jemima bergegas menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan. Sebelum menyiapkan bahan-bahannya, Ia sudah menonton beberapa tutorial dan caranya hampir sama semua. Ia akan mengeringkan bunga mawar pemberian dari Chandra. Barusan Ia memotong sebagian tangkai bunga. Lalu mengikat 2 tangkai bunga dengan karet gelang. Sudah selesai terikat, Ia pergi ke tempat jemuran untuk menggantungnya di sana. Cara seperti ini memang akan membutuhkan waktu lama sekitar 2 minggu. Akan tetapi, Jemima tetap sabar menunggunya. Ia Memastikan sudah mengikatnya dengan benar dan segera kembali ke dalam kamar.
2 minggu kemudian ….
Jemima pergi untuk mengecek bunga mawar merah miliknya di tempat jemuran. Ternyata sudah berhasil kering dan sesuai dengan harapan sebelumnya. Disiapkannya 2 wadah, karena setiap bunga akan dipisah wadahnya. Perlahan dimasukkannya gel ke masing-masing wadah bunga mawar dan sudah selesai. Bunganya sangat cantik, bahkan Ia kagum sendiri saat memandangnya. Apalagi bunga ini pemberian dari Chandra, keindahannya makin bertambah. Ia melihat ke seluruh tempat di kamarnya, mencari tempat yang cocok untuk meletakkan. Sepertinya rak di pojok kamar tidak terlalu penuh. Jadi, Ia memutuskan untuk menaruhnya di situ saja. Ia sengaja mengeringkan bunga mawar itu. Dengan begitu bunganya tidak akan terbuang dan bisa tersimpan sampai kapanpun.
__________________________________________________
Sial, semuanya terputar jelas di benaknya. Jemima juga sebenarnya tidak ingin terus berlarut dalam kesedihan. Ia segera menepis ingatannya saat Chandra memberi bunga. Ia mulai mempercepat langkah kakinya. Karena langit semakin gelap, hujan akan turun kembali.
TIN TIN TIN …
Seketika lamunan Jemima hilang terbawa angin. Rasanya jantung hampir copot setelah mendengar suara klakson motor barusan. Ia melihat ke samping, tetapi tidak bisa mengenalinya sedikit pun. Dilihat dari perawakan dan penampilannya pasti dia seorang laki-laki. Jemima tidak asing dengan kemeja yang dipakai lelaki itu.
“Ayo bareng aja Je!” ajak orang itu sambil membuka kaca helmnya, yang tak lain adalah Joy. Pantas saja kemejanya tidak asing bagi Jemima.
“Eh ga usah Ka, ga apa-apa aku jalan aja. Lagian rumah kita beda arah, nanti ngerepotin.”
“Ga apa-apa lah Je, santai aja kali. Ayo buruan naik! Takutnya nanti kamu kehujanan,” jawab Joy sembari menyuruh Jemima untuk segera naik ke motornya. Benar apa kata Joy, langit sudah semakin gelap.
Saat ini tidak ada obrolan apapun di atas motor itu. Jemima pun tidak tahu harus membahas tentang apa dengan Joy. Saat ekskul pun keduanya tidak terlalu banyak berbincang. Joy memulai obrolan dengan menanyakan kabar selama ini. Dia juga bertanya tempat kerja dan yang lain-lain selayaknya orang yang baru bertemu kembali. Jemima sempat mengira bahwa dia masih tinggal di kota ini. Baru saja Joy memberitahu bahwa dia ke kota ini hanya sesekali saja. Berarti hari ini dia hanya ingin membagikan bunga dan langsung kembali lagi ke kotanya? Tapi, jika dipikirkan kembali sepertinya itu tidak mungkin. Pasti ada alasan lain juga yang tidak dia katakan pada Jemima. Jemima ingin sekali menanyakannya, tetapi Ia tidak mau dikira terlalu banyak ingin tahu urusan orang lain. Jadi, dia berusaha mengabaikannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
melody
wuishh keren juga idenya bunga mawar dicampur gel🥳
2024-01-19
2
argya
jemima secinta itu??!
2024-01-13
2