Dokter Rika menarik nafas dalam lalu tersenyum pada kedua orangtuanya Delisa. Ia meneruskan lagi kalimatnya yang sempat terjeda karena melihat raut wajah tegang kedua orangtuanya Delisa yang benar-benar syok dengan kematian Devina, teman putrinya mereka walaupun mereka bukan teman akrab.
"Syukurlah. Putri kalian baik-baik saja dan ia masih virgin," ucap dokter Rika membuat kedua orangtuanya Delisa mengusap dada mereka sambil mengucapkan banyak syukur atas petaka yang baru saja mereka lewati.
"Terimakasih dokter. Lalu bagaimana kondisi putri kami?" tanya tuan Ferdian.
"Nona Delisa butuh perawatan serius. Kematian temannya menjadi pukulan berat baginya. Beruntungnya dia tidak ada di lokasi kejadian saat temannya Devina mati karena over dosis," ucap dokter Rika.
"Kami akan melanjutkan penyelidikan ke nona Delisa setelah ia sembuh. Kami akan mengirimkan hasil tes darahnya apakah ada nikotin di dalam darahnya atau tidak," ucap dokter Ajeng.
"Ok. Kalau begitu kami pamit dulu. Kami harus menangkap siapa dalang dari pembunuhan nona Deviana. Ini masih misteri dan kesaksian nona Delisa yang menjadi harapan terakhir kami," ucap polisi Beno.
"Baiklah. Kami akan membantu pihak berwajib untuk mengungkapkan kasus ini. Namun kami butuh perlindungan saksi untuk putri kami," pinta nyonya Ayumi.
"Itu sudah pasti nyonya. Kami tidak akan melepaskan nona Delisa begitu saja. Kami tetap mengawasinya sampai pembunuh yang sebenarnya tertangkap," ucap polisi Beno.
"Terimakasih pak. Kami selalu kooperatif dengan polisi dalam kasus ini. Asalkan putriku tetap aman dan jangan berlebih-lebihan dalam mengawasinya. Takutnya dia kurang nyaman," timpal tuan Ferdian.
"Kalau begitu kami pamit kembali ke kantor. Tolong kabari kami atas perkembangan nona Delisa!"
"Sebentar....! Bagaimana kalian mengetahui kalau putriku pergi bersama dengan Devina? Apakah salah satu temannya yang menceritakan kepada kalian?" tanya tuan Ferdian.
"Dua teman lainnya sudah kami interogasi di kantor polisi. Hanya tinggal nona Delisa yang belum bisa kami mintai keterangan secara lengkap," ucap polwan Fenya.
"Baik. Pastikan awak media tidak mengendus masalah ini karena putriku juga menjadi korban dari kasus ini. Walaupun dia tidak terlibat secara langsung," pinta nyonya Ayumi.
"Kalau itu kami tidak berani menjamin nyonya karena keluarga korban nona Devina bukanlah orang biasa," ujar polisi Beno.
"Sialannnn....! Kenapa jadi serumit ini?" maki tuan Ferdian membatin.
Iringan kedua mobil polisi meninggalkan kediaman tuan Ferdian. Delisa juga segera dibawa ke rumah sakit yang sudah direkomendasikan oleh dokter Ajeng untuk memeriksa kejiwaannya.
Jika saat ini Delisa mengalami syok berat namun tidak dengan Jericho yang sudah meninggalkan tanah air untuk urusan bisnisnya di Irlandia dan Spanyol.
Berita kematian Devina tidak sempat ia ikuti walaupun asisten pribadinya sudah mengirim pesan untuknya.
Jericho tidak begitu peduli dengan Delisa karena ia hanya berniat menyelamatkan Delisa dari mafia seperti Erland yang senang mengincar gadis yang perawan sebagai teman tidurnya. Jericho sangat mengenal siapa Erland. Walaupun awalnya Jericho tidak tahu jika Delisa adalah putri seorang sultan juga.
Namun siapa yang menyangka, di dalam pesawat jet pribadi miliknya pria tampan ini terus memikirkan Delisa.
Walaupun bibirnya berkata untuk tidak memikirkan Delisa namun hatinya lebih condong pada gadis belia yang baru genap berusia 18 tahun itu yang sebentar lagi baru mengenal bangku kuliah.
"Astaga...! Ada apa denganku? Kenapa perasaanku jadi tidak enak seperti ini?" melonggarkan dasinya lalu merebahkan tubuhnya di atas pembaringan di dalam kabin pesawat itu.
Jericho berusaha memejamkan matanya. Mencoba menepiskan perasaannya pada Delisa. Gadis cantik yang berhasil mencuri perhatiannya hingga ia rela turun tangan menyelamatkan Delisa dari seorang Mafia yang bernama Erland.
...----------------...
Lima hari sudah Delisa dirawat secara intensif di RS jiwa. Harusnya Delisa tidak perlu dikirim ke tempat menakutkan itu.
Hanya saja, jika di rawat di rumah sakit biasa akan dipenuhi para awak media jika mengetahui putri konglomerat tuan Ferdian Dermawan terlibat kasus kematian Devina karena over dosis.
Delisa menggeliat saat sinar mentari pagi itu menembus tirai jendela ruang rawatnya. Untuk sesaat ia baru menyadari keberadaannya yang sangat asing baginya.
"Astaga...! Tempat ini? Di mana aku...?" tanyanya berusaha bangkit duduk sambil memindai tatapannya ke seluruh ruangan yang serba putih.
Cek... lek...
Dokter Ajeng masuk bersama dua suster lainnya menyapa Delisa lembut." Kamu sudah bangun?" tanya dokter Ajeng duduk di samping Delisa dan memperlakukan gadis itu layaknya teman.
"Siapa anda? Dan mengapa aku berada di sini?" tanya Delisa.
"Syukurlah. Kamu sudah sadar lebih cepat dari perkiraanku. Jika kamu sudah ingat siapa dirimu maka kita akan melakukan tes kecil untuk memastikan kejiwaanmu yang tidak labil lagi," ucap dokter Ajeng.
"Aku di mana?" lirih Delisa mulai ketakutan.
"Di rumah sakit jiwa nona," jawab salah satu suster membuat Delisa menautkan alisnya.
"Rumah sakit jiwa? Emang aku sudah gila? Kenapa aku bisa di bawa ke sini?" tanya Delisa mulai ketakutan.
Dokter Ajeng akhirnya menceritakan apa yang terjadi pada Delisa dengan cerita yang mengacu pada temannya Devina. Delisa mengenang kembali apa yang terjadi sebelumnya hingga ia pingsan.
"Apakah sekarang kamu sudah ingat bagaimana kamu bisa pulang ke rumahmu dan kapan kamu meninggalkan Devina untuk terakhir kalinya?" tanya dokter Ajeng.
"Ya Tuhan. Apa yang harus aku katakan pada dokter ini jika aku menceritakan kepadanya bagaimana aku sudah bermalam di rumah lelaki yang sama sekali tidak aku kenal dan kami sudah tidur bersama. Ini sangat memalukan," geram Delisa membatin.
"Ceritakan saja padaku, nona Delisa ...! Aku janji merahasiakan semuanya jika ada yang membuat kamu tidak nyaman," ucap dokter Ajeng.
Delisa menggelengkan kepalanya. Ia tidak mau terjebak dalam permainan dokter yang hanya memancing dirinya untuk bicara agar ia mengakui bahwa dirinya sudah tidur dengan lelaki dan sialnya lagi dia malah dikatakan sudah tidak perawan.
"Aku tidak mengingat apapun..! Maafkan aku dokter...!" bohong Delisa.
"Kapan terakhir kamu meninggalkan Devina?" tanya dokter Ajeng.
"Aku hanya ingat aku malam itu mabuk parah hingga tidak sadarkan diri padahal aku tidak banyak minum malam itu. Tapi mataku rasanya sangat berat untuk melihat orang lain apalagi melihat Devina," ucap Delisa.
"Itu karena di dalam minuman kamu sudah tercampur dengan obat penenang. Sepertinya Devina sengaja menjebakmu. Apakah kamu pergi dengan seseorang setelah kamu tidak sadarkan diri?"
"Ya Tuhan. Mengapa pertanyaan itu lagi yang harus dia ajukan? Tapi sialan banget itu sih Devina. Kenapa dia tega memberi minuman aku dengan obat tidur?
Apa yang dia inginkan? Apa jangan-jangan dia menjual aku pada pria mesum itu yang telah merenggut kesucianku? Astaga....! Jadi, Devina ingin menghancurkan hidupku dengan menjebakku agar tidur dengan lelaki yang mengincar kesucianku. Matilah kau Devina....!
...Kau memang pantas mati karena sudah mempermainkan nasibku. Dan telah tega menghancurkan masa depanku. Aku harus meminta pertanggung jawabannya si lelaki keparat itu juga," tekad Delisa ingin kembali menemui Jericho di unit apartemennya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
Richo sengaja mengatakan Delisha bukan perawan lg....ada2 aja si Richo ya.. Richo cuma ingin menyelamatkan Delisha dari mafia Erland yg sering merosakan gadis2 utk teman ranjangnya...
2024-01-12
1
jhon teyeng
wah padahal blm di sentuh
2024-01-10
1
Dewi Anggya
ambil hikmahnya Delisa setdkny kmu diselamatkan dr teman culasmu...🤭✌️
2024-01-09
1