Jericho meletakkan sarapan pagi untuk Delisa di atas meja khusus untuk makan di atas tempat tidur. Ia meninggalkan Delisa yang masih memikirkan nasib tubuhnya yang sudah dijamah oleh Jericho tanpa ijinnya.
Walaupun Jericho mengaku kalau mereka sudah tidur bersama, namun Delisa masih menyelimuti tubuhnya rapat-rapat hingga menyisakan wajahnya saja. Tubuhnya tetap tegak berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Makanlah..! Aku tunggu kamu di ruang tamu. Kamu tidak berniat tinggal denganku di sini, bukan?" ledek Jericho dengan senyum smirk penuh arti yang berbeda.
Tanpa ingin menjawab pertanyaan Jericho, Delisa masuk ke kamar mandi ingin membersihkan tubuhnya dan pulang kembali ke mansionnya.
"Aku harap mami dan papi sudah pergi mengurus urusan mereka supaya aku pulang tidak disambut dengan omelan. Ya Tuhan, mengapa aku bisa terdampar di tempat tidur pria itu.
Aku ingin marah, tapi kenapa tidak bisa. Kenapa aku malah menyukainya?" lirih Delisa merasa menemukan telaga ketenangan pada diri Jerico.
Sementara itu, Jerico sibuk dengan laptop miliknya yang ditemani secangkir kopi hangat yang ia buat sendiri. Jericho memang tidak ingin ada pelayan di apartemen miliknya kecuali dua hari sekali ada yang datang membersihkan unit apartemennya saat ia berangkat ke perusahaannya.
Delisa terlihat segar kembali dengan wajah tanpa polesan karena ia tidak membawa alat tempur kecantikannya itu. Walaupun begitu wajahnya memang sudah cantik dari hasil maha karya Tuhannya.
Delisa tidak menyentuh sarapan yang sudah dibuat oleh Jericho hanya berupa roti sandwich itu. Ia buru-buru ingin pulang karena takut akan ada badai di rumahnya nanti.
Delisa berlalu begitu saja di depan Jericho yang hanya menatapnya dingin tanpa ingin mencegahnya untuk pergi. Ia bingung harus berkata apa pada pria yang sudah mengaku tidur dengannya.
"Sialan...! Berengsek...!" umpat Delisa membatin hendak membuka pintu utama itu namun tidak bisa karena harus menggunakan kode sandi.
Ia menarik nafas berat menahan amarahnya yang hampir meledak. Namun entah mengapa keberaniannya seakan terhisap oleh wajah dingin Jericho yang tidak menganggapnya ada.
"Berapa nomor sandinya?" tanyanya lirih menahan air matanya yang sudah memenuhi kerongkongan.
"Habiskan sarapanmu...! setelah itu aku akan mengantarmu pulang," datar Jericho dengan jemari lincah berselancar di atas keyboard laptopnya.
"Tidak mau. Aku harus pulang sekarang juga. Aku tidak mau terlihat seperti pelacur oleh keluargaku," ucap Delisa berusaha tidak menangis dan sialnya air mata itu turun juga hingga ia harus menyekanya sambil membalikkan tubuhnya agar tidak tampak bodoh di depan Jericho.
"Lima menit dan kamu boleh pulang," dingin Jericho yang memang sengaja menahan Delisa lebih lama berada di apartemennya.
Delisa kembali ke dalam kamar dan terpaksa memakan sandwich itu dengan cepat hingga kedua pipinya menggelembung terlihat sangat menggemaskan oleh Jericho yang memperhatikan gadis belia itu dari laptop miliknya.
"Sekarang cctv bermanfaat juga setelah sekian lama bermukim di dalam kamarku. Tapi, apakah gadis itu yang aku inginkan? Tidak....! gadis itu tidak layak menggantikan Bianca," batin Jericho mengenang wanitanya entah masih hidup atau sudah mati saat terjadi kecelakaan pesawat 5 tahun yang lalu.
Jericho memang belum move on dari kekasihnya itu sampai ia bertemu dengan Delisa semalam yang sedikit mirip dengan Bianca. Walaupun Delisa lebih unggul dari Bianca dari segi apapun.
Tidak lama kemudian, Delisa sudah keluar lagi menemui Jericho yang kembali ke mode datar. " Aku mau pulang...!" Delisa berjalan cepat menuju pintu utama diikuti oleh Jericho yang menyambar kontak mobilnya yang digantung di balik pintu utama.
...----------------...
Dalam perjalanan pulang, Delisa nampak terdiam sambil mengingat apa yang terjadi semalam. Lagi-lagi ingatannya hanya sebatas berdansa bersama dengan teman-temannya.
"Apakah Devina sengaja menjebak aku dengan pria blasteran ini? Sialan...! Kenapa dia terlihat sangat tampan sekali. Oh jantungku...! Tahu malulah sedikit. Kau tidak pantas genit di depan pria aneh ini," batin Delisa yang hanya sibuk melihat layar ponselnya.
"Di mana rumahmu?" tanya Jericho karena ia sama sekali tidak tahu rumahnya Delisa.
Andai ia tahu, mungkin ia sudah mengantar pulang Delisa ke rumahnya semalam. Karena gadis itu sangat mabuk, ia harus membawa Delisa ke apartemennya.
Jericho memang sudah memeriksa tas tangan milik Delisa. Hanya saja dompet Delisa sulit untuk dibuka karena harus menggunakan kode sandi untuk membukanya. Alhasil, Jericho tidak bisa mengambil identitas milik Delisa di dalam dompet gadis cantik itu.
Di lihat dari penampilan dan barang-barang branded yang dikenakan Delisa, Jericho bisa mengetahui kalau Delisa bukan putri orang kelas menengah ke bawah.
"Di mana rumahmu?" tanya Jericho untuk ke sekian kalinya.
Delisa memperlihatkan google map pada Jericho agar Jericho tidak lagi bertanya kepadanya. Jericho melihat sekilas alamat Delisa membuat Jericho panas dingin sendiri.
"Siall....! Ternyata dia putri dari tuan Dermawan," batin Jericho mulai panik karena ia pernah bertandang ke rumah tuan dermawan sekitar 7 tahun yang lalu.
Tiba di depan pintu gerbang utama, Delisa mencegah Jericho untuk memasuki mobilnya ke dalam halaman mansionnya.
"Cukup antar aku sampai di sini saja...! Terimakasih banyak...!" Delisa siap turun dari mobil Jericho yang nampak acuh padanya.
Namun sebelum menggeser bokongnya untuk turun dari mobil mewah itu, Delisa kembali diserang rasa cemas.
"Tunggu sebentar...!" Delisa kembali masuk ke dalam mobil Jericho walaupun satpam mansionnya sudah membuka pintu pagar untuknya.
"Bagaimana kalau aku hamil? Apakah aku harus membuang bayimu?" tanya Delisa dengan kalimat yang tersendat dengan wajah tertunduk.
Tangan yang terkepal menahan malu dan juga takut akan masa depannya yang tidak indah lagi seperti bayangannya.
"Kenapa aku yang harus bertanggungjawab padamu? Bukankah kamu sendiri yang datang padaku dan merayuku?" sebuah kalimat menohok dari Jericho mampu melemparkan Delisa ke dalam laut terdalam.
"Baiklah. Kalau begitu aku akan lakukan aborsi jika aku benar-benar dinyatakan hamil anakmu. Aku juga masih punya impian besar untuk meraih cita-citaku.
Menikah di usia muda tidak ada di dalam jadwal terencana karena aku tidak suka bersentuhan dengan anak kecil apalagi melayani kebutuhan seorang suami. Itu hal sangat menjijikkan untukku," balas Delisa tidak kalah menohok dari Jericho.
Ia turun buru-buru dari mobil Jericho tanpa ingin menatap wajah Jericho yang awalnya sangat membuat ia jatuh hati.
Delisa berlari kecil karena letak mansionnya masih cukup jauh dari gerbang utama. Jericho menancapkan gas mobilnya dan kembali ke apartemennya karena hari itu adalah hari libur.
"Aku tidak berniat untuk memilikimu, bocah ingusan...!" maki Jericho yang tidak suka dengan kalimat penolakan Delisa padanya yang rasanya sangat sakit luar biasa.
Delisa berjalan mengendap-endap untuk melihat keadaan sekitarnya jika saja bertemu dengan kedua orangtuanya. Dan bodohnya ia tidak menanyakan dulu kepada pak satpam depan tentang keberadaan kedua orangtuanya.
Ia memasuki pintu lift untuk mencapai kamarnya. Baru saja tiba di lantai dua dan pintu lift terbuka, betapa terkejutnya Delisa melihat tampang galak kedua orangtuanya yang siap mengeksekusi dirinya.
"Habis dari mana kamu jam segini baru pulang?" cecar sang ibu yang terkenal galak melebihi ayahnya.
"Delisa menginap di rumah Devina mami," ucap Delisa terlihat tenang walaupun jantungnya seakan ingin melompat keluar kini.
"Jadi, kamu sudah tahu apa yang terjadi dengan temanmu Devina itu?" tanya nyonya Ayumi.
"Memangnya apa yang terjadi dengan Devina keparat itu?" batin Delisa bingung harus menjawab apa.
"Jawab pertanyaan mami Delisa ...!!" bentak nyonya Ayumi hampir membuat Delisa ingin pingsan saat ini juga.
"Aku....aku....!" gugup Delisa tidak bisa meneruskan kalimatnya hingga papinya memperlihatkan isi berita tentang Devina di berita pagi ini.
Mata Delisa terbelalak dan ia tidak sanggup melihatnya akhirnya jatuh pingsan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
urusan apa Richo bertandang ke mansion Delisha..??? dan apa yg berlaku pd Devina????
2024-01-09
1
jhon teyeng
Bersyukur bisa menikmati karya mu lagi kak
2024-01-08
1
suti markonah
semangat thorr~
2024-01-08
1