"Nath, Mami tau kalua hubungan kamu sama Viola lagi ada masalah. Ceritain sama Mami semuanya dengan jujur, apa yang terjadi sebenarnya.” Ujar Mami meminta penjelasan kepada putra bungsunya itu.
Kemarin saat Viola mengatakan bahwa Nathan butuh waktu istirahat hingga tak bisa mengantarkan Viola. Mami sebenarnya sudah merasa curiga dan yakin ada yang tidak baik-baik saja. Apalagi Viola juga mengakan untuk mendengarkan cerita dari Nathan.
Sementara Nathan yang ditanya seperti itu menghela nafas dengan pasrah. Cepat atau lambat orangtuanya memang harus tahu bagaimana hubungan mereka yang kandas. Supaya Mami juga tak lagi berharap untuk menjadikan Viola menantu. Karena Nathan tahu bagaimana dekatnya hubungan mereka, antara Viola dan keluarganya maupun sebaliknya.
“Nathan udah putus sama Viola, Mi.” Jawab Nathan dengan jujur.
Mami mengangguk paham, sudah dirinya tebak dari sikap kedua insan itu yang tak lagi kompak. “Mami tau keliatan dari cara kalian. Tapi coba jelaskan semuanya sama Mami apa yang menyebabkan kalian putus. Kalian udah lama loh Nath berhubungan. Masa dengan semuda itu kalian mengakhiri hubungan kalian.” Ujar Mami memberikan ultimatum.
“Viola yang minta Mi, bukan Nathan. Nathan mohon sama Mami tolong hargai keputusan Viola dan Nathan. Mungkin memang Nathan bukan jodohnya Viola, jadi Nathan akan lupain Viola secepatnya.” Jelas Nathan dengan yakin.
Rasa kecewa dan bencinya terhadap Viola membuat segala perasaan yang ada di dalam hatinya terkikis dengan perlahan. Viola sudah tak lagi menghinggapi hatinya sepenuhnya. Meskipun tak dapat dipungkiri masih ada sedikit rasa untuk wanita itu. Namun rasa kecewa dan rasa bencinya lebih mendominasi perasaannya terhadap mantan kekasihnya itu.
Mami menangkap kemurungan dalam wajah Nathan, pasti putra nya itu merasa berat sebenarnya untuk melepaskan kekasih yang selama ini begitu dicintainya. Mami mengulurkan tangannya untuk memeluk putra bungsunya itu.
“Mami gak akan maksa kamu untuk tetap Bersama Viola. Tapi bisa kamu ceritakan semuanya, supaya Mami juga paham gimana sudut pandang kamu akan permasalahan itu.” Ujar Mami.
Akhirnya Nathan menceritakan semuanya kepada Mami dengan apa adanya. Tak bermaksud membuat Viola terlihat buruk tapi begitulah kenyataannya.
Mami mengangguk paham setelah mendengarkan penjelasan dari putra bungsunya itu. Wajar jika Nathan begitu kecewa terhadap Viola. Meskipun dirinya begitu ingin mereka Bersama, tapi jika Nathan enggan maka dirinya tak akan memaksa.
“Mami paham perasaan kamu, Mami juga akan maksa kamu balikan sama Viola. Tapi ingat satu hal ya, Sayang. Mami gak pernah ajarin kamu untuk bersikap buruk pada siapapun sekalipun orang itu pernah nyakitin kamu.” Jelas Mami memberikan peringatan untuk putra bungsu nya.
Mami takut Nathan akan berlaku kasar terhadap Viola. Bagaimanapun dirinya ibu kandung Nathan yang sedari orok mengurusnya. Maka tabiat dan seluk beluk putra bungsunya itu tentu saja dirinya paham.
“Kapan kamu bakal ke kantor lagi? Papi udah kewalahan ngadepin padatnya pekerjaan. Papi harusnya udah banyak lepas tangan sama perusahaan yang keluarga kita punya Nath. Kamu kalua bisa juga segera turun untuk gantiin Papi. Apalagi yang bagian kamu masih diurus sama Papi karena kamu pergi ke Jerman kemarin.” Ujar Mami mengalihkan topik pembicaraan, tak ingin putra bungsunya itu larut dalam kegalauan.
“Segera mungkin Nathan akan masuk kantor lagi Mi, untuk mengurus perusahaan. Tapi biarin Nathan nenangin diri dulu beberapa hari ini sebelum diserang kesibukan pekerjaan.” Ujar Nathan meminta toleransi.
“Ya udah boleh terserah kamu Nath, yang penting kamu mau ngurus perusahaan aja udah cukup.” Ujar Mami.
...***...
“Kak Nathan, anterin ke mall yuk. Aku mau belanja, kemarin gak bawa baju banyak soalnya.” Ujar Reya dengan manja kepada Nathan yang saat ini tengah berkutat dengan ponselnya.
“Kan bisa sendiri Rey, masa kak Nathan kamu ajak belanja.” Mami terdengar menjawab, Mami berpikir Nathan tak akan mau mengantarkan adik sepupunya itu. Sebab tau bagaimana magernya seorang Nathan.
“Boleh, kakak anterin.” Ujar Nathan yang rupanya bersedia untuk menemani Reya.
Akhirnya mereka bersiap-siap untuk pergi ke salah satu pusat perbelanjaan yang ada di kota itu.
“Mami udah sampein belum Rey kalau kamu bakal jadi sekretaris kakak, gantiin Rania?.” Tanya Nathan kepada Reya.
Mami memang telah menyampaikan pada Nathan bahwa Rania harus segera pulang kembali ke negaranya. Sedangkan Nathan sangat membutuhkan seorang sekretaris yang kompeten dan dapat dipercaya tentunya. Jadi Mami meminta Reya untuk menggantikan Rania.
Meskipun Reya belum menyelesaikan kuliahnya, tapi kemampuan Reya tak dapat diragukan. Karena sedari kecil memang sudah dibekali dengan ilmu bisnis oleh orangtuanya. Reya juga akan dipindahkan kuliah di negara tempat Nathan tinggal saat ini. Supaya lebih mempermudah segala urusan.
“Udah Kak, dan Reya bersedia untuk jadi sekretaris kakak. Biar nanti kalau di kantor ada yang mau genit sama kakak, Reya yang akan berdiri di garda terdepan.” Ujar Reya terkekeh pelan.
Dibalas dengan kekehan pula oleh Nathan, tangannya bergerak mengacak-acak rambut Reya dengan gemas. Terjadi keheningan beberapa saat setelahnya, sebelum Reya Kembali mengeluarkan suaranya.
“Kak Nathan masih ada rasa sama kak Viola?” tanya Reya penasaran.
Nathan menghembuskan nafas kasar. Muak rasanya mendengar nama wanita itu disebut.
“Kakak benci sama dia.” Jawab Nathan dengan singkat.
“Kalau Kak Viola berusaha untuk dapetin hati kakak lagi, apa kakak akan luluh?” tanya Reya penasaran.
“Mungkin dia gak akan bisa meluluhkan hati kakak lagi.” Ujar Nathan dengan acuh.
Reya mengangguk-anggukan kepalanya. Ternyata Nathan memang begitu kecewa terhadap Viola. Tampaknya Viola belum tentu bisa meluluhkan hati Nathan. Dirinya menjadi dilema harus senang atau sedih mendengar kalau Viola kemungkinan tak akan bisa mendapatkan Nathan Kembali.
...***
...
“Vi, bukannya itu Nathan ya?” ujar Bianca menunjuk salah satu pengunjung yang tampak familiar baginya.
Viola segera mengalihkan tatapannya pada arah yang Bianca tunjuk. Rupanya benar ada Nathan di sana Bersama dengan … Reya. Hatinya terasa tercubit dan panas melihat bagaimana Reya begitu mesra merangkul lengan Nathan.
Meskipun dirinya tau kalau mereka hanya sebatas sepupu, tapi Viola tahu kalau Reya memiliki perasaan pada mantan kekasihnya itu. Tentu saja membuat hatinya merasa begitu cemburu. Ini tak bisa dibiarkan. Sedari awal Nathan miliknya dan sekarang pun sama. Reya tak berhak sama sekali.
“Eh eh, Vi lo mau kemana!?” teriak Bianca saat Viola berlalu dari hadapannya dan berjalan cepat ke arah Nathan berada.
“Vi jangan gila dong, ini tempat umum.” Ujar Bianca mencoba menghentikan Langkah Viola yang terburu-buru.
“Gue gak mau biarin Nathan ditempelin cewek licik itu, Bi. Gue gak terima Nathan mesra-mesraan sama cewek lain. Gue mau labrak mereka.” Ujar Viola kembali melanjutkan langkahnya.
Next .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments