Dia Mencintainya

"Gue gak sudi nganterin lo." Jawab Nathan.

Viola menghembus nafasnya. "Ya udah gak papa kalau gitu. Aku pulang sendiri aja." Ujar Viola.

"Tapi kamu harus inget Nath, aku gak akan nyerah buat ambil hati kamu lagi. Apalagi aku udah tahu kalau Reya itu sebenarnya sepupu kamu bukan pacar atau tunangan kamu." Jelas Viola.

Nathan kembali menerbitkan senyuman sinisnya pada Viola. "Reya emang sepupu gue. Tapi bukan berarti lo bisa luluhin gue. Jangan mimpi Vi, mendingan lo pulang ke asal lo." Ujar Nathan kemudian berlalu pergi.

"Kita liat aja Nath, aku bakalan bikin kamu tetap jadi milik aku." Ujar Viola dengan penuh tekad.

Viola akhirnya kembali berjalan ke ruang depan untuk menemui Mami. Ternyata di sana tak hanya ada Kami saja sekarang, sudah ada Reya yang sedang berbincang dengan calon mertuanya itu.

"Mi, Viola pulang dulu ya." Pamit nya pada Mami.

"loh Nathan gak jadi anterin kamu?" tanya Mami.

"Enggak Mi, Nathan masih istirahat kayaknya capek banget. Viola berani kok Mi pulang sendiri." Ujar Viola.

...***...

"Gue tau lo sepupu Nathan. Tapi gue heran kenapa seolah lo ngaku-ngaku sebagai pacar Nathan waktu itu?" tanya Viola penasaran.

Karena pada saat itu, Reya memang melakukan hal itu. Seolah merasa bahwa dirinya adalah kekasih Nathan.

"Ternyata anda sudah tau. Bagus lah kalau begitu. Tapi terkait pacar Kak Nathan, memang saat ini saya bukan pacarnya, tapi gak tau kedepannya." Ujar Reya dengan angkuhnya.

"Maksud lo apa?" tanya Viola terkejut mendengar jawaban Reya.

Saat ini Viola tengah diantar pulang oleh Reya. Mami yang mendengar bahwa Nathan sedang lelah dan butuh istirahat berniat untuk mengantarkan Viola bersama sopir. Namun Reya melarang Mami dan menawarkan diri untuk mengantarkan Viola.

Reya tampak menyeringai, seolah mengejek Viola. "Saya memang sepupu Kak Nathan." Ucapnya serasa melirik Viola sinis. "Tapi saya mencintai Kak Nathan dan akan menjadikan dia milik saya." Lanjut Reya yang membuat Viola terkejut.

Viola menatap Reya dengan terkejut. "Bukannya Lo harusnya gak boleh bersatu sama Nathan? Kalian sepupu." Ujar Viola.

Reya tersenyum tipis. "Kita bukan saudara kandung. So gak ada yang ngelarang bukan. Di keluarga Brown juga gak ada larangan kayak gitu." Jelas Reya dengan yakin.

"Jadi anda harus siap melupakan Kak Nathan dan membiarkan nya menjadi milik saya." Lanjut Reya.

Viola mendelik sinis mendengar perkataan Reya. Mudah sekali wanita itu berkata, sejak awal Nathan miliknya. Dan hanya dirinya yang berhak bukan orang lain. Apalagi wanita di sampingnya itu.

"Dan untuk kesedihan saya mengantarkan anda ini, jangan salah paham. Saya sengaja mau mengantar kamu karena ingin memperingatkan tentang hal tadi. Saya harap anda paham maksud saya." Jelas Reya dan sarkas.

Viola tak menyangka sepupu mantan kekasihnya itu begitu berani mengancam dirinya. Tampaknya dia belum tahu siapa dirinya. Bocah ingusan seperti dia begitu berani mengancam dirinya.

"Lo pikir gue akan menyerah hanya karena perkataan lo itu? jangan mimpi." Ujar Viola dengan tatapan tajam, disertai seringaian.

"Dan thanks untuk jasa lo ya udah bersedia nganterin gue, meski lo gak niat. Btw gue risih lo ngomong saya saya. Lo gak usah sok sopan, padahal lo begitu kurang ajar." Lanjut Viola dengan tegas.

...***...

Seminggu berlalu. Setelah kepulangan Viola dan Nathan dari Jerman, sampai saat ini Viola masih belum datang kembali ke rumah Nathan. Viola sengaja mengistirahatkan hatinya untuk menghadapi sikap Nathan yang dingin dan sinis kepadanya.

Apalagi saat ini bertambah yang harus dirinya hadapi. Wanita sepupu Nathan yang mengaku akan merebut Nathan dari dirinya. Dirinya tak perduli dan sama sekali dan tidak takut. Karena begitu yakin kalau hati Nathan masih miliknya dan akan tetap menjadi miliknya.

"Sayang, kamu gak main ke rumah Nathan? Mami udah nyariin kamu, tadi nelpon mama." Ujar Mama Viola.

"Iya Ma, besok aja Viola kesana." Ujar Viola.

Viola merasa begitu jenuh dengan rutinitas nya selama seminggu ini yang hanya diam di rumah. Akhirnya dirinya menghubungi sahabatnya yang sekiranya tidak sibuk untuk diajak jalan-jalan.

"Bi, Lo sibuk enggak. Jalan yuk keluar, bosen gue." Ajak Viola.

"Lo udah balik, Vi. Wah parah lo gak bilang-bilang." Ujar Bianca di seberang.

"Ya sorry, makanya sekarang gue ajak lo hangout bareng." Ujar Viola.

"Ya udah kuy, gue juga lagi bosen ini." Jelas Bianca.

Mereka bertemu di sebuah pusat perbelanjaan yang begitu besar.

"Kangen banget gue sama lo. Lama gak ada kabar juga sih Lo." Keluh Bianca mengomel.

"Gue juga kangen lo. Gue sibuk banget di sana jadi gak sempet buat ngabarin kalian." Jelas Viola. Mereka sedang berpelukan saat ini.

"Gimana hubungan lo sama Nathan? Kayaknya ada yang mau married nih bentar lagi." Goda Bianca.

Terlihat jelas raut wajah Viola berubah sendu ketika mendengar hubungan mereka dibahas.

"Gue udah putus sama dia, Bi." Ujar Viola dengan lirih.

"Astaga! Kok bisa sih Vi, padahal kalian itu bucin banget." Ujar Bianca tak menyangka.

"Panjang ceritanya kalau gue ceritain. Nathan marah karena gue egois." Ujar Viola merasa menyesal.

"Ya ampun, Vi. Gue benar-benar gak tau kalau kalian udah putus." Ujar Bianca mengulurkan tangan untuk memeluk Viola.

Tangis Viola pecah dalam pelukan Bianca. Sungguh selama seminggu ini dirinya begitu terpuruk dengan sikap Nathan yang begitu dingin padanya. Ditambah saat ini dirinya memiliki saingan dalam meluluhkan Nathan, meskipun itu sepupu Nathan sendiri.

"Ya udah ceritain semuanya sama gue, Vi. Gue bakal bantu sebisa gue." Ucap Bianca serasa menenangkan Viola.

"Gue gak bisa ceritain sekarang, Bi. Gue belum sanggup untuk ingetnya. Tapi ada yang lebih penting sekarang untuk lo bantuin gue." Jelas Viola.

"Apa?" tanya Bianca penasaran.

"Gue bakal terhambat nanti buat luluhin Nathan lagi. Karena ada cewek yang lagi tertarik sama dia. Dan dia sepupu Nathan." Jelas Viola.

"Maksud lo Rania?" tanya Bianca.

Viola menggeleng. "Adiknya Rania tepatnya." Ujar Viola.

"Kok bisa, gimana lo bisa tau?" tanya Bianca tak menyangka. Dalam keluarga Brown bisa mencintai sepupu nya sendiri.

"Dia yang bilang ke gue Bi, bahkan dia nyuruh gue buat lupain Nathan. Gila gak tuh bocah. Berani banget dia nyuruh gue buat nyerah sama Nathan." Ujar Viola yang menjadi emosi kala mengingat hal itu.

"Apa Nathan tau kali sepupunya itu suka sama dia?" tanya Bianca.

"Menurut gue sih enggak. Karena selama ini Nathan gak ada pertanda apa-apa selama sama gue. Gue juga yakin, hati Nathan masih milik gue." Ujar Viola dengan begitu yakin.

Next .......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!